14

261 9 0
                                    


Ponsel Toru terus berdering.

Toru menatap layar ponselnya. Sebuah panggilan video dari Ryota.

"Toru!!!...." bukan hanya Ryota yang muncul di layar. Taka dan Tomoya juga ada.

"Jelaskan berita itu!... kau menikah tanpa memberitahu kami?!" ucap Ryota.

"Terlebih lagi, dengan Yuka-san?! kau tidak mengada-ada bukan?" kali ini Taka yang bicara.

Toru menghela nafas. Teman-temannya ini sangat berisik.

"Berita itu benar." Jawab Toru singkat.

"Aku masih belum percaya." Tomoya menyipitkan matanya.

Toru memanggil Yuka untuk mendekat. Lalu ia mengarahkan layar ponselnya pada Yuka.

"Kalian masih belum percaya?"

"Itu beneran Yuka-san?" tanya mereka bertiga.

Toru mengangguk.

"Kenapa aku masih belum percaya?" Taka bicara, seolah ia bertanya dengan dirinya sendiri.

"Kalian ingin aku mencium Yuka di depan kalian?"

Taka, Tomoya, dan Ryota mengangguk serempak.

Yuka menatap ngeri ketika Toru menatapnya dengan seringaian di bibirnya. Ia malu kalau harus berciuman di depan teman-teman Toru.

Seolah tidak peduli dengan tatapan Yuka yang mengatakan jangan. Toru meraih tengkuk Yuka dengan sebelah tangan. Ia mencimumnya tepat di bibir.

Sebelah tangan Toru tetap memegang ponselnya.

Suara pekikan Taka, Tomoya dan Ryota terdengar. Tapi Toru tidak peduli. Hingga ponsel mati.

Toru melepaskan ciumannya. Jarinya membersihkan bibir Yuka. "Sepertinya kita terlalu lama mengabaikan mereka." Toru yakin teman-temannya itu akan memakinya nanti.

"Aku malu, Toru." Yuka menyembunyikan wajahnya di dada Toru.

Sedangkan Toru hanya terkekeh. Sebenarnya tadi ia hanya ingin mengerjai teman-temannya. Tapi bibir Yuka benar-benar telah membuatnya lupa diri.

---

"Ayah.... mereka romantis gitu. Tapi kok kita gak dikasih cucu ya? Mau sampai kapan mereka menundanya?"

Tak jauh dari mereka. Ayah dan Ibu Toru sedang memperhatikan mereka.

"Udah, jangan ngintipin mereka." Ayah menarik Ibu menjauh.

---

Toru (OOR)Where stories live. Discover now