13

220 8 0
                                    

Begitu menginjakkan kaki di Jepang. Toru langsung menghubungi Miya. Memintanya untuk datang ke sebuah kafe.

Miya, Yokoyama, dan Toru. Mereka duduk di salah satu meja kafe.

"Apa yang ingin kamu bicarakan, Toru-san?" Miya bertanya. Ia dihubungi Toru untuk datang tanpa memberi tahu Yuka.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa manager Yuka-san ada di sini?" Yokoyama menatap Toru dan Miya bergantian.

"Aku ingin mengumumkan pernikahanku. Aku minta tolong sama kalian berdua, untuk mengurusnya." Jelas Toru.

"Pernikahan? Memangnya kamu mau menikah dengan siapa, Toru?"

"Aku sudah menikah."

"Apa?!"

"Aku sudah menikah dengan Yuka."

"Bercandamu gak lucu, Toru." Yokoyama berusaha menyangkal. Tapi keberadaan manager Yuka, membuat Yokoyama yakin bahwa Toru tidak main-main dengan kata-katanya.

"Miya-san.... apa yang dikatakan Toru, benar?"

Miya mengangguk. "Mereka sudah menikah. Aku yang menyaksikannya sendiri."

---

Yuka terdiam begitu ia mendapati Toru berdiri di apartemennya.

"Yuka..." panggil Toru.

"Sudah aku katakan, kamu tidak boleh menemuiku lagi." Toru bisa masuk ke apartement Yuka, itu pasti karena Miya yang membantunya.

"Yuka, bolehkah aku memelukmu?"Toru bertanya. Ia memperhatikan Yuka yang masih tidak mau menatap ke arahnya.

Yuka tidak menjawab.

Toru mendekat dan berdiri tepat di depan Yuka. Perlahan ia menarik Yuka ke dalam pelukannya.

"Aku merindukanmu." Ucap Toru.

Yuka ingin menangis sekarang. Kenapa ini sangat menyakitkan?

Yuka tidak bisa berpura-pura lagi. Yuka membalas pelukan Toru. Ia juga merindukan Toru, tapi ia tidak bisa berkata-kata. Ia hanya semakin menenggelamkan diri dalam pelukan Toru. Pelukan yang nyaman namun menyakitkan. Karena Yuka menyadari bahwa hati Toru bukanlah miliknya.

"Yuka... aku ingin mengenalkanmu pada seseorang."

Yuka mendongak menatap Toru. "Siapa?"

Toru hanya tersenyum. "Sebelum aku memberi tahumu...."

Yuka menunggu dengan penasaran.

Toru menyeringai, "....aku akan melakukan sesuatu yang selalu terbayang di kepalaku selama di Amerika."

Sebelum Yuka mengerti dengan perkataannya, Toru mencium bibir Yuka.

Ciuman kedua mereka.

---

"Dia adalah Hanako Morita. Kekasihku." Toru membawa Yuka ke makam Hanako morita.

Yuka menatap sebuah nisan berukirkan nama Hanako Morita. Lalu ia beralih menatap Toru. Jadi kekasih Toru sudah meninggal?

"Seharusnya aku yang berbaring di sana. Tapi Hana menyelamatkanku dengan menjadikan tubuhnya sendiri tameng.

Aku berjanji padanya bahwa aku tidak akan pernah melupakannya, dan akan selalu mencintai dia."

Yuka sekarang mengerti kenapa Toru tidak bisa melupakan Hana. Seseorang yang sudah menyelamatkan hidup Toru. Yuka juga iri karena Hana memiliki kesempatan untuk melindungi Toru. Membuktikan bahwa cinta Hana begitu besar untuk Toru.

Yuka menatap nisan Hana, ia ingin berterima kasih. Karena Hana telah melindungi Toru, sehingga Yuka bisa bertemu dengan Toru yang sekarang.

"Mulai sekarang aku akan berhenti mencintai Hana."

Yuka kembali menoleh menatap Toru.

Toru menatap Yuka. "Aku tidak bisa mencintai dua orang sekaligus. Karena sekarang, aku lebih mencintaimu."

Bolehkah Yuka mengatakan bahwa sekarang dia sangat bahagia?

"Jika kamu memang mencintaiku. Jangan jadi seperti Hana. Aku tidak ingin orang yang aku cintai mengorbankan dirinya untukku. Kalian tidak tahu, bahwa aku sangat menderita jika melihat kalian terluka."

Yuka hanya bisa menganggukan kepalanya.

---

"Kita akan ke Kyoto." Ucap Toru. "Aku ingin bertemu dengan Ibu."

Yuka mengangguk mengerti.

"Terima kasih. Karena selalu menemani Ibuku. Sesuatu yang sulit aku lakukan." Toru mengacak rambut Yuka, lalu ia mencium kening Yuka.

"Ibu mengerti bahwa kamu sangat sibuk."

Mereka pergi ke Kyoto dengan mobil.

"Tidurlah kalau kamu capek. Perjalanan kita masih jauh."

"Hm."


Toru (OOR)Where stories live. Discover now