(15)-ngarep

7.7K 341 4
                                    

Bintang melangkahkan kakinya semakin cepat saat melihat Alvi dan Arnold sedang berjalan didepannya, tujuan Bintang sekarang hanyalah ingin berbicara dengan Alvi.

"berhenti" teriak Bintang seraya menghadang jalan kedua cowok itu dan melebarkan kedua tangannya.

Arnold mengernyit sedangkan Alvi membulatkan matanya. "apaan sih Bin?ribet deh lo" ucap Alvi sambil memutar bola matanya malas.

"gue mau nanya" jeda sesaat. "maksud lo mainin hp Angkasa itu tujuannya buat apa?" Tanya Bintang sambil mengangkat dagunya menantang Alvi.

"kapan? gue gak inget" balas Alvi dengan wajah tanpa dosanya.

Bintang berdecih kesal. "cih, sok suci lo!"

"kalian suci dan saya penuh dosa" ucap Alvi dengan mimik wajah dimelas-melaskan.

"gak usah sok sedih, muka lo udah gak aneh"

"lo ledek gue?" nada bicara Alvi naik satu oktaf membuat Bintang ataupun Arnold menutup telinganya masing-masing.

"gue gak ledek lo, emang itu faktanya kan?! Muka lo gak berubah-berubah, melas terus" cibir Bintang lagi.

"kalo lo bukan cewek, udah gue bunuh lo sekarang juga"

"bunuh aja, gue gak_" ucapan Bintang terpotong karena Arnold melerai adu argument yang sedang berlangsung tersebut.

"udah-udah, kalian apa-apaan sih. Lo juga Al, ngalah lah sama cewek" Bintang tersenyum menang saat mendengar pembelaan yang Arnold ucapkan.

"iya-iya, kera sakti mah selalu salah" celetuk Alvi dengan wajah kesalnya.

"yaudah, sekarang lo sebenarnya mau ngomong apa?" Tanya Arnold pada Bintang. Merasa ditanya Bintang pun langsung berdiri tegak dan menghadap Arnold.

"gue kesel, semalam dia mainin hp nya Angkasa, bales pesan gue. Siapa yang gak kesel coba?"

Arnold menganguk sekali, lalu menoleh pada Alvi dengan wajah sangarnya. "apa tujuan lo bales pesan Bintang?"

Alvi memutar bola matanya malas. "gue bete" jawabnya dengan gampang membuat Bintang dan Arnold kesal bukan main.

"cobet lo!" cibir Bintang dengan nada yang cukup tinggi.

"apaan cobet? Gue gak ngerti bahasa lo"

"COWO BETE" balas Bintang sambil memukul bahu Alvi membuat sang pemilik bahu membuka matanya lebar-lebar.

"sakit gila" bentaknya.

"lo bentak gue?" balas Bintang tak kalah keras.

"iya, kenapa gak suka?"

Arnold hanya diam, daripada ikut campur lebih baik mendengarkan.

"gue bilangin ke Angkasa baru tau rasa lo!" ancam Bintang.

Alvi mengangkat dagunya tinggi, menantang Bintang. "emang Angkasa bakalan perduli gitu sama lo? "

Bintang menggigit bibir bawahnya, berusaha memikirkan apa yng akan ia ucapkan. "mmm....perduli kok, Angkasa pasti peduli ke gue"

"HAHAHAHAHAH" tawa keras keluar dari bibir Alvi membuat Bintang mengerucutkan bibirnya.

"kenapa? Kok lo ketawa"

"lucu aja, dengerin harapan-harapan lo tiap hari bikin gue ngakak" jawab Alvi membuat Bintang dan Arnold melotot tajam.

"maksud lo apa?"

"gak jadi, takutnya lo mewek"

Bintang menghela napas panjang, lalu mengeluarkannya seraya membalikkan badan dan pergi dari dua cowok tampan itu.

ANGKASAWhere stories live. Discover now