49

45.3K 2K 45
                                    

Vakum beberapa hari gpp ya.

Maaf kalau part ini kurang memuaskan.

Tak henti-hentinya Thor ngucapin terimakasi buat yang udah ngasi bintang-nya.

Sekali lagi walaupun part-nya gak sesuai harapan kalian, tapi jangan kapok buat ngasi vote ya.

Selamat membaca.

***

Hari ini Nina berangkat sekolah bersama Reyhan. Akibat kaki Nina yang masih belum normal, Reyhan bersikeras mengotot agar mereka harus berangkat bersama.

"Sayang aku turun disini aja." Ucap Nina begitu mobil Reyhan berada tidak jauh dari sekolah.

"Gak. Aku antar sampai dalam." Balasnya cepat tanpa memperdulikan ucapan Nina.

Mendapat respon seperti itu membuat Nina geram. "Reyhan." Tegurnya memperingati dengan nada yang terdengar sedikit meninggi.

Reyhan yang mendengar itu lantas menoleh menatap gadis yang duduk disebelahnya itu. "Kaki kamu masih sakit. Aku gak tega biarin kamu jalan kayak gitu." Ucapnya lembut penuh sayang.

Nina mendengus. Inilah salah satu penyebab yang membuatnya tidak ingin berangkat bersama dengan Reyhan. Reyhan terlalu keukeuh dan keras kepala.

"Sayang, aku gak mau nanti digosipin yang enggak-enggak." Nina kembali mengeluarkan alasan.

"Kenapa?" jeda pemuda itu. "Kalau digosipin kan tinggal bilang kalau kita suami istri." Sahutnya sambil melebarkan senyum.

Tanpa Nina sadari, hal inilah yang Reyhan inginkan. Jika semua mengetahui Nina adalah istrinya, tidak akan ada lagi yang mengganggu istrinya.

Nina cemberut. "Kalau gak berhentiin mobil disini, nanti malam aku tidur sendiri." Ancamnya.

Reyhan tersenyum. Ternyata ancaman Nina tidak membuatnya ciut sama sekali. "Emang bisa gak tidur bareng aku?" tanyanya sambil menaikkan alisnya. "Gak bisa meluk aku? Gak bisa nyium aku?" sambungnya menggoda.

"Bisa." Jawab Nina dengan lantang.

"Hhhmm ya udah." Balas Reyhan acuh.

Dan tanpa memperdulikan rengekan Nina yang memintanya memberhentikan mobil, Reyhan tetap melajukan mobil. Memasuki gerbang sekolah. Lalu memasuki parkiran untuk guru.

Lain Reyhan lain Nina. Reyhan merasa riang gembira. Namun Nina merasa masalah akan menimpanya. Nina perlahan menurunkan tubuhnya seolah sedang bersembunyi.

"Ayo turun."

Nina menoleh menatap Reyhan dengan tajam. "Kamu gak lihat itu rame?" ketusnya.

Sedangkan Reyhan yang diketusi seperti itu malah terkekeh. "Kenapa sih istriku? Jutek gitu ngomongnya."

Pagi ini Nina dibuat benar-benar kesal dengan kelakuan laki-laki itu. Jika ia dilihat turun dari mobil Reyhan oleh teman-temnnya, dijamin ia akan dicerca banyak pertanyaan.

Sebelum menjawab, Reyhan mengelus kepala Nina. "Kalau ditanya sama yang lain. Kamu tinggal bilang tadi gak sengaja ketemu sama aku dijalan. Terus bilang pak Reyhan ngajakin bareng karena lihat kaki aku pincang." Reyhan yang mengerti kekhawatiran yang dirasakan sang istri kini mengajarkan Nina harus berbicara apa jika mendapat pertanyaan-pertanyaan tidak jelas seperti itu.

Tunggu dulu. Apa tadi Reyhan bilang pincang? Oh Tuhan. Bisa-bisanya ia mengatai Nina seperti itu.

"Tunggu. Kamu bilang aku pincang?" Tanya Nina memastikan. Ia ragu apakah tadi hanya salah dengar saja.

My Teacher My Husband (Revisi)Where stories live. Discover now