67

37.6K 1.7K 164
                                    

Haiii...😉

Maaf ya, thor gak sempat balasin komentar kalian. Soalnya thor sibuk banget. Sibuk tidur 😅 dan karena komentarnya banyak, jadi thor gak mampu balasin satu-satu 😔

Waktu baca komentar kalian, thor hanya mampu tersenyum jahat 😏

Awalnya dilema mau bikin ceritanya sedih atau datar-datar aja (Bahagia) makanya thor vakum cukup lama kemarin, karena itu, dilema melanda. Tapi thor sempat baca satu cerita wattpad disana ceritanya itu gak nanggung-nanggung bikin baper, kesel, nangis. Jadi aku termotivasi dan yakin untuk buat kisah Reyhan dan Nina seperti itu.

Walau banyak yang gak terima ya? Tapi ini baru awalnya doang. Sisanya nanti mungkin bikin kalian ngejudge aku 😆

Walau vote-nya gak nyampe 1k, tapi thor lagi berbaik hati buat update hari ini 😊

Tapi ingat, part ini harus nyampe 1000 vote ya.

Selamat membaca.

***

Setelah berangkat menuju lokasi jatuhnya pesawat yang berada di Paris, Nina dan semua anggota keluarga beserta orang-orang kepercayaan mertuanya bergegas untuk mencari informasi mengenai korban yang selamat atau pun korban yang tewas.

Meskipun sedikit kemungkinan, Nina berharap keajaiban kali ini memihak kepadanya. Walau hanya satu persen kemungkinannya. Bahkan Nina tak henti-hentinya berdo'a dan berharap bahwa suaminya itu bisa selamat.

"Om gimana?" Tanya Nina kepada Juna. Meski kekuatan dan ketegaran yang ia miliki sudah tidak seperti sebelumnya.

Juna menatan Nina lekat-lekat. Ia berusaha untuk tersenyum dan tegar. "Kamu yang tenang ya, kita pasti akan menemukannya." Ucap Juna untuk menghibur. Padahal ia sendiri juga tidak meyakini apa yang diucapkannya tadi. Setelah sebelumnya ia melihat kondisi pesawat yang seperti itu.

"Pa, Reyhan gimana?" Kali ini Nina bertanya kepada Rudi yang baru saja datang bersama anak buahnya.

Rudi menatap Nina dengan raut wajah muram. Entah apa yang harus ia katakan kepada menantunya itu. Ditambah lagi ia melihat air mata Nina yang sejak tadi tak henti-henti mengalir.

Rudi melangkah mendekati Nina. Mengusap air mata dipipinya. Mengecup kening Nina dengan sayang. "Kamu yang sabar ya nak. Reyhan pasti akan baik-baik saja." Ujar Rudi. Sama seperti Juna, ucapan Rudi juga bertujuan agar Nina tidak terlalu khawatir.

"Jun, kamu antar Nina ke hotel. Biar dia istirahat disana sama Yanti." Perintah Rudi. Sepertinya akan lebih baik bagi Nina jika ia beristirahat dan menenangkan dirinya terlebih dahulu, itu pikir Rudi.

Mendengar ucapan sang mertua, Nina menggeleng cepat. "Gak pa, Nina pengen disini nungguin Reyhan." Bantahnya.

"Kamu harus istirahat, papa gak mau kalau nantinya kamu sakit." Jeda Rudi. "Reyhan juga pasti gak mau kalau istrinya sakit." Bujuk Rudi.

Untuk sesaat gadis itu diam. "Tapi papa cepat kabarin Nina kalau Rey udah ketemu, ya." Pinta Nina dengan suara pilunya.

Rudi mengangguk. "Pasti." Sahutnya meyakinkan. "Sekarang kamu ikut om Juna ya." Pintanya lagi. Dan hanya mendapat anggukkan pasrah dari Nina.

Setelah Nina berhasil dibujuk untuk istirahat di hotel, dengan pelan Juna memapah keponakannya itu berjalan meninggalkan lokasi kejadian.

**

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 waktu Paris.

Nina menatap Yanti yang tengah tertidur disampingnya. Meskipun sudah dua jam Nina berada di hotel tetapi gadis itu tak jua memejamkan mata. Karena Nina masih menangisi Reyhan yang keberadaannya tidak ia ketahui.

My Teacher My Husband (Revisi)Where stories live. Discover now