01. Hei, Jim

28.9K 2.2K 65
                                    




Yoora pernah merasakan jatuh cinta. Sekali dan dulu, sudah lama sekali.

Dia masih ingat, kemeja putih dengan rompi dan blazzer berwarna abu-abu dan dipadu dengan dasi merah. Seragam yang menjadi pemandangan yang setiap hari Yoora lihat pada lelaki yang dicintainya dulu.

Yoora masih ingat bagaimana dulu mereka sering bertemu di dalam bus saat berangkat sekolah. Awalnya Yoora hanya mampu saling menatap saat hari pertama masuk sekolah. Yoora ingat betul bagaimana wajah malu-malunya mencuri pandang ke salah satu lelaki di dalam bus yang mengenakan seragam yang sama dengannya.

Hingga saat tiba di sekolah, Yoora baru menyadari bahwa lelaki itu merupakan teman satu kelasnya. Dan Yoora sangat bersyukur, karena di hari-hari selanjutnya. Mereka akan sering bertemu di dalam bus, dan Yoora akan menghabiskan banyak waktu untuk bersama dengannya. Bertukar cerita dan berbicara apapun tentang mereka.

Berawal dari kebersamaan mereka bersama beberapa sahabatnya yang telah menjadi sangat akrab. Yoora sering menghabiskan waktunya dengan lelaki itu.

Mengerjakan tugas bersama, bermain bersama, dan liburan bersama. Tanpa Yoora sadari, perasaan hangat semakin tumbuh dalam hati Yoora saat bersamanya.




Yoora memang masih sangat polos saat mencintai sahabatnya itu. Masih terlalu kecil, terlalu dini.

Dan Yoora terlalu naif untuk mengatakan pada sahabatnya itu jika dia mempunyai perasaan lebih padanya. Hingga Yoora hanya mampu menyimpan perasaannya.



Hingga di hari kelulusan tiba, Yoora harus dengan senyum bahagia melepas semua sahabatnya. Terlebih pada satu sosok yang telah memenuhi hatinya, memenuhi harinya dengan hal yang terlalu menyenangkan.

Saat itu Yoora hanya memikirkan dua hal, keberuntungannya karena telah bertemu dengan lelaki itu dan merasakan perasaan yang terlalu memabukkan ini.

Karena bagi Yoora, mencintainya adalah hal yang terlalu indah untuk dirasakan, meski mereka tak ditakdirkan untuk bersama.

Karena setelah lulus, tak ada satupun dari sahabat-sahabatnya yang Yoora temui lagi. Termasuk lelaki yang menjadi tambatan hatinya itu.

Dan Yoora tidak akan pernah menyesal, karena perasaannya telah mendapatkan satu ruang tersendiri di hatinya.







10 tahun telah terlewat. Yoora tidak pernah tahu bahwa salah satu pengunjung di penginapan nya seminggu yang lalu adalah salah satu dari kelompok pertemanannya dulu. Setelah bertukar kontak dan saling memberikan berita. Yoora telah memiliki satu agenda khusus yang ditunggunya selama seminggu terakhir ini.

Seperti saat ini, Yoora tengah duduk di cafe, tempat pemberhentian sementara didekat stasiun kota, dimana dulu mereka pernah sekali menghabiskan waktu bersama mereka disini.

Ya, Yoora memiliki acara reuni kecil dimana dia dan sahabat-sahabatnya dulu akan berkumpul dan menghabiskan waktu di penginapan di daerah Gangwondo. Tempat yang sama yang pernah mereka gunakan liburan sebelumnya.

Yoora masih ingat bagaimana dia dan teman-temannya dulu pernah liburan bersama, waktu libur mereka gunakan seminggu penuh untuk menginap di Gangwondo, Pyeongchang-gun, dekat Alpensia Sky Resort, dimana orang tua dari lelaki itu mempunyai penginapan disana.



Senyum mengembang di wajah Yoora saat sekilas ingatan tentang kenangan yang mereka habiskan kala itu terlintas. Yoora tak bisa menampik, hatinya terlalu berdebar menyenangkan menanti acara mereka kali ini. Hanya karena satu hal,

















Yoora akan bertemu kembali dengan lelaki yang dicintainya, lelaki yang menjadi kenangan indahnya, yang selalu memberikan senyuman malu di wajah Yoora setiap dia mengingatnya. Meski 10 tahun sudah terlewati, Yoora masih menyimpan perasaan yang terlalu memabukkan itu.


Terlebih saat lelaki itu kini berada di hadapannya, menatapnya dengan senyuman yang masih Yoora ingat jelas. Semuanya masih sama, senyum yang sangat indah dengan mata yang melengkung hampir tertutup. Dan masih, membuat Yoora ingin tertawa dengan wajah lelaki itu yang begitu lucu dan menggemaskan.

Semua masih sama, masih memberikan debaran memabukkan di hati Yoora. Setiap pandangan malu-malunya yang dia curi pada lelaki itu, hanya supaya teman-temannya yang lain tidak melihatnya sama sekali.

Dan sekali lagi, Yoora masih terjatuh begitu dalam dalam tatapan matanya. Nafas Yoora masih kesulitan mengais oksigen saat berhadapan dengannya. Jantung Yoora semakin membuncah tepat saat sapaan pertamanya terucap.

"Hei, Jim. Senang bertemu denganmu lagi."










- February 23, 2018

Perfect ✔️Onde as histórias ganham vida. Descobre agora