05. Hold my hands

9.6K 1.4K 20
                                    

Yoora dan yang lain tiba di puncak. Perlengkapan bermain ski telah di kenakan dari sebelum mereka menaiki gondola. Hingga kini setelah tiba di puncak, mereka segera menuruni gondola untuk bermain.

Jimin ada disana, dan menjaga jarak yang jauh dari Yoora. Menangkap semua titik keberadaan Yoora. Menjaga gadis itu dalam diamnya.

"Jim, kemari!"

Taehyung memanggil Jimin untuk membuat mereka berkelompok sebelum meluncur.

Jimin mendekat. Ingatkan sekali lagi jika Jimin mendekat dan masih menjaga tatapan mata hangatnya pada Yoora.

"Dimana Jungkook dan Hana?"

Mata Jimin menerawang, hingga menemukan dua manusia yang sedikit menjauh dari mereka.

"Jiminn" teriakan Jungkook membuatnya menoleh dan mengamati lelaki itu tengah bersiap meluncur.

"Aku dan Hana akan melumcur duluan! Sampai ketemu di bawah!"

Atensi ketiganya telah bertumpu pada sosok Jungkook dan Hana yang melambai, sebelum benar-benar meluncur.

"Bocah itu selalu kabur begitu saja!" Gerutuan Taehyung terdengar jelas meski mulutnya tertutup kain hangat.

"Jadi-?" Jimin menoleh menatap Taehyung yang mendadak tersenyum kotak ke arahnya. "Jimin, kau bisa mengajari Yoora bermain ski, bukan?"

Jimin mengangguk membuat senyum Taehyung semakin merekah sebelum perlahan berbalik dan meluncur pelan. "Aku akan menyusul Jungkook dan Hana. Jim, kau melatih Yoora dulu ya!"

Entah bagaimana, Jimin mencoba mengangguk. Ingin mengangguk dengan kuat namun mendadak hanya mengangguk lamat sebelum menoleh menatap Yoora yang tersenyum ke arahnya.

"Jimin, kau harus mengajariku sampai aku bisa!" Yoora bergumam kecil dan ikut meluncur pelan.

Membuat Jimin mengikutinya dan berbisik lirih, "dengan senang hati, Yoora!"










"Jimiiiin!"

Itu suara Yoora, saat berlatih mendadak kehilangan keseimbangannya. Membuat Jimin menangkap tangan Yoora seketika dan menahan gadis itu agar tidak jatuh.

"Pegang tanganku!"

Yoora tersenyum, menggenggam kuat tangan Jimin sebelum kembali menggerakan ke dua kakinya meluncur satu persatu.

"Jangan dilepas, Jim!" Yoora berdesis pelan, antara ketakutannya akan terperosot. Membuat Jimin mengangguk sebelum kembali menahan tangan Yoora.

Dan keberuntungan memang bersama mereka. Meninggalkan Jimin dan Yoora hanya berdua diatas.

Jangan tanyakan yang lain, Taehyung, Jungkook dan Hana telah sampai dibawah.



Jimin menemani dan mengajari Yoora. Pelan-pelan menggenggam kuat tangan Yoora. Perlahan meleburkan hatinya yang membuncah.

Hingga tak lama Yoora mulai terbiasa, mulai mampu menjaga keseimbangan hingga membuat Jimin melepas genggaman tangannya.

Dan mendadak rasa dingin menggerogoti keduanya di kedua tangan yang baru saja berpisah.

"Ayo meluncur, Jim!"

"Kau yakin sudah berani meluncur?"

Yoora menatap Jimin dan mengangguk mantap, "tentu. Ada kamu yang akan menangkapku jika jatuh, bukan?"

"Ya, aku akan menjagamu, Yoora!"

Hingga keduanya bersiap meluncur.

Yoora masih ingat, jika dulu dia meluncur sampai bawah dengan penuh genggaman tangan Jimin. Kini dia mampu perlahan meluncur tanpa menggenggam tangan Jimin.

Jimin ada di sampingnya, meluncur saling bersilangan.

Diingatkan kembali, jantung keduanya telah membuncah. Mengirimkan sinyal debaran yang menjadi candu setiap keduanya bersama.

Yoora menikmati semuanya, pemandangan gunung dan deretan bukit yang dia lewati saat meluncur. Semuanya indah, terlebih dengan Jimin yang terus berada di sampingnya.

Yoora tak mampu menyangkal apapun lagi, karena semuanya sempurna.



"Yoora, awas!"

Itu peringatan Jimin, yang sialnya Yoora tak mampu menghindari gundukan salju hingga membuatnya terhempas ke samping.

Dan Jimin tepat berada disampingnya. Membuat reflek tangannya menangkap tubuh Yoora.

Dan berakhir pada keduanya yang berguling di salju.

Yoora kesakitan? Tidak.
Jimin kesakitan? Tidak juga.

Tak ada yang kesakitan, karena hanya suara tawa yang tinggi yang berasal dari keduanya yang telah berguling.


Yoora tahu, jika kita jatuh itu akan merasakan sakit di tubuh kita. Namun Yoora baru kali ini merasakan, jika dengan adanya Jimin akan membuat tubuh jatuh dengan sangat menyenangkan, karena bersamanya terjatuh di tumpukan salju.

Nafas Jimin terengah, beradu dengan nafas Yoora. Keduanya terlentang di atas salju. Mengamati awan yang nampak begitu indah.

Atensi keduanya sudah bukan pada diri mereka yang jatuh, namun arakan awan yang terlihat sangat sempurna.

Yoora tengah terlentang di atas lengan Jimin. Terdiam menikmati kehangatan disampingnya yang berasal dari tubuh Jimin.


Yoora memejamkan mata, menghela nafas berat sebelum bangkit dan menatap Jimin.

Yoora tersenyum mengamati Jimin yang ternyata tengah menatapnya dalam juga.

"Kau terluka?" Jimin bangkit, mengecek beberapa tubuh Yoora, memastikan jika gadis itu benar-benar baik saja.

"Aku tidak terluka, Jim!"

Jimin tersenyum lega, setelah mendapatkan kepastian jika gadis itu baik.

Jimin tidak tahu, jika ternyata rasa khawatirnya dan senyumnya telah membuat Yoora semakin jatuh. Menatap Jimin dengan rasa damba yang terlampau menjadi candu.

Yoora pun hanya mampu membalas senyuman Jimin, menatapnya hangat sebisa yang dia lakukan. Dan Yoora juga tidak tahu, jika ternyata senyuman balasannya telah memporakporandakan hati Jimin semakin kacau saat menatap Yoora.

Siang itu, meski udara dingin Pyeongchang membuat siapapun tak ingin keluar, tapi kehangatan menguar di setiap tatapan mata Jimin dan Yoora. Membuat keduanya merasa mampu hidup meski hanya ada dua diantara mereka.


"Ayo, meluncur lagi!" Ajakan Yoora kembali memecah lamunan Jimin. Membuatnya bangkit dan berdiri di sebelah Yoora.

"Mau meluncur sendiri lagi?" Yoora ingin memberanikan diri, namun akhirnya menggeleng memberikan jawaban.

"Lalu? Ingin aku memegangmu sampai bawah?" Dan kini Yoora mengangguk. Yoora tak ingin kehilangan genggaman tangannya dari Jimin. Itu kehangatan mutlak bukan?

"Baiklah! Aku akan memegangmu sampai bawah, dan tak akan kulepaskan!"

Perkataan Jimin terasa ambigu, namun anggukan antusias Yoora cukup memberikan satu kesimpulan yang akurat.

Jimin dan Yoora sama-sama tak ingin melepas genggaman satu sama lain.



- March 12, 2018

Perfect ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang