*2 : Sawamura Shoyo (2)

12.2K 1.4K 525
                                    

Family

Disclaimer : Furudate Haruichi.

Warning : Mengandung unsur Sounen-ai, M-Preg (for beberapa pasangan aja :v ), OOC, Typo dan lain sebagainya~~
Jadi kalau tidak suka, mending gak usah dibaca ntar nyesel lagi :v *Plakk-abaikan.

"Huwaa raksasaku!!" pekik Hinata diluar rumah.

Sugawara dan Daichi langsung melesat keluar ketika mendengar pekikan keras dari anak bungsunya. Dengan langkah cepat mereka mendekati si kecil Hinata yang berada di luar pagar rumah.

"Shoyo kenapa sayang?" tanya Sugawara sembari menggendong Hinata kecil dan menenangkannya.

Hinata tak menghiraukan apa yang dikatakan Ibunya. Ia terus meracau menyebut boneka gagaknya.

"Raksasaku. . hiks. ." gumam Hinata terus menerus.

"Sudah-sudah, Shoyo. Nanti Ayah belikan lagi ne~" bujuk Daichi.

"Tidak. Raksasa milik Shoyo itu special hiks maunya raksasaku kembali hiks." Hinata meronta didalam gendongan Sugawara.

"Tapi sayang, kalau kau belum mengatakan dimana boneka gagakmu itu, bagaimana Kami bisa tau hm?" ucap Sugawara lembut.

"Dia hiks. . Raksasaku hiks." oke Daichi sekarang kesal.

"Shoyo tenang dulu oke." Hinata tetap bergumam tak jelas mengenai boneka kesayangannya dan tak lupa isak tangisnya.

"SHOYO, TENANGLAH DULU! LALU BICARA DENGAN BENAR APA YANG SEBENARNYA TERJADI!!" Daichi tak sengaja mengatakan kata-kata berupa bentakan pada anak bungsunya yang kini tengah berada di pelukan Sugawara.

Hinata terdiam seketika, bukan karena Ia sudah lelah menangis atau apa. Tapi ya sebenarnya apa lagi Kalau bukan rasa takut akan Ayahnya yang marah

"Daichi!" peringat Sugawara. Hinata tiba-tiba memberontak di dalam gendongan Sugawara. Ia ingin berlari menghindari Ayahnya sekarang. Takut-takut nanti Ayahnya ini meledak saking marahnya.

Sugawara menurunkan Hinata, dan tentu saja hal itu tak akan dilepaskan Hinata begitu saja. Ia langsung berlari memasuki rumah meninggalkan Ayah dan Ibunya.

Daichi mengusap wajahnya kasar. Sekarang Ia malah merasa bersalah pada anak bungsunya itu.

Sugawara menatap sang Suami prihatin. Menepuk pundak sang Suami pelan kemudian-

"Good Job Daichi. Sekarang Shoyo tambah marah berkat bentakanmu." mengucapkan kalimat berupa sindiran. Daichi semakin terpuruk akibat ulah istri-ralat-suaminya.

"Kau bukannya membuatku merasa lebih baik, malah membuatku semakin terpuruk." Ucap Daichi sembari pundung di depan rumah sambil main lempar batu kerikil.

"Haah~. . maaf, kau sendiri yang salah. Anak kita sedang menangis bukannya bicara lembut kau malah membentaknya. Baka!" ucap Sugawara sembari berjalan masuk kerumah meninggalkan sang suami yang masih asik main lempar kerikil.

Sugawara memasuki rumah dan melihat anak-anaknya tengah bermain di ruang keluarga.

"Untung sedang libur sekolah." gumam Sugawara sembari menatap anak-anaknya dan Jam dinding secara bergantian.

Diperhatikannya anak-anaknya yang tengah bermain, entah permainan apa. Tapi dapat dilihatnya, disana Kageyama wajahnya sedang dihias oleh Tanaka menggunakan Spidol, Tsukishima yang asyik dengan boneka Dinosaurusnya yang tengah Ia ikat, dan Nishinoya yang sedang bengong sambil memeluk bola voli.

'lalu. . kalau disana hanya ada Ryunosuke,Yu, Kei dan Tobio. Dimana Shoyo?' batin Sugawara mulai panik.

oOo

Hinata tengah duduk memeluk lutut sembari menenggelamkan wajahnya diantara lutut miliknya.

Hinata sungguh merasa takut pada Ayahnya yang tengah marah. Tapi mau bagaimana lagi. Hinata sangat menyayangi bonekanya.

"Bonekaku. ." gumamnya.

Hinata kembali teringat apa yang baru saja terjadi pada bonekanya.

Flashback on~

Hinata berlari cepat keluar rumah, berniat untuk bermain diluar saja dan juga untuk menenangkan dirinya.

Hinata sebenarnya berniat untuk menuju Taman bunga yang ada dibelakang rumahnya. Namun saat dia keluar dari pagar rumahnya, Ia tak sengaja menabrak seseorang.

'Bruuk'

"Aduuh." Hinata mengaduh kesakitan, karena bokong mulusnya menghantam jalanan diluar pagar rumahnya.

Orang yang ditabraknya tadi juga kondisinya sama dengannya.

"Ck. . Karena kau aku malah terjatuh dan hei bonekamu bagus juga. mau kuperbaiki sedikit? hm?" ucap Anak itu sembari berdiri dari jatuhnya.

"Ma. . Maafkan aku, aku tidak sengaja. Ti. . tidak perlu." sahut Hinata berdiri dan sedikit takut sembari menatap orang yang ditabraknya. Hinata memperhatikan anak yang tadi Ia tabrak. Anak itu memiliki rambut berwarna putih keabu-abuan dengan iris mata zamrud. Dan lebih tinggi dari tinggi badan Hinata.

"Hee? Kalau begitu sini bonekamu." anak itu merebut boneka milik Hinata.

"ja. . jangan kumohon. ."

"Dan lihat ini. Mungkin seperti ini akan bagus kan?" Anak itu merobek bagian lengan boneka kesayangan Hinata.

"Ja. . Jangan kumohon hentikan. A. . Aku minta maaf." mohon Hinata, namun tak dihiraukan oleh Anak itu.

"Baiklah Ini." Anak Itu menyodorkan boneka gagak itu ke Hinata.

"Te.. Terima kasih." ucap Hinata sembari ingin mengambil Bonekanya lagi.

"Jangan Harap!" boneka milik Hinata dilempar ke sembarang arah hingga tak terlihat oleh pandangan mata indah milik Hinata.

"Rasain, makanya jangan asal nabrak orang. Whee~"

Kemudian anak itu pergi meninggalkan Hinata begitu saja.

"Bonekaku. . ."

"Huwaaa Raksasaku!!" pekik Hinata.

Flashback off~

TBC

jajang~ Tebece permirsa~~

Dasar Anak nakal yah yang ngejailin Hinata sampe segitunya~. *Plak

(Author : Kageyama kok mukul aku./ Kageyama : baka! Itu semua kan gara-gara elu bikin ceritanya begitu. / Author : Oh iya yah lupa~)

Kira-kira siapa ya anak itu? Dan Apa yang terjadi selanjutnya? *Tehe haha

Terima kasih bagi kalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca cerita ini, Hika-chan Terhura sekali. *Plak_eh maksudnya tadi terharu.

Maaf kalau masih ada kekurangannya ne~

See you In Next Chapter~ XD

Family [END] ✔️Where stories live. Discover now