*33 : Masa Lalu

5.4K 672 303
                                    

Family

Haikyuu!! © Furudate Haruichi

Warning : OOC, Sho-ai, typo dan lain sebagainya.

Happy Reading~

Hinata duduk di sisi ranjang empuknya. Kepalanya menunduk menatap lekat lantai kamarnya.

Pikirannya melayang pada Kaa-channya yang Ia temui tadi sore. Perasaan sesak muncul di dadanya ketika mengingat kondisi Kaa-channya yang terlihat putus asa.

"Kenapa.. Kenapa Kaa-chan terlihat putus asa? Apa sebegitunya tak rela Shoyo bersama Mama dan Papa?" gumam Hinata.

Menghela nafas perlahan, Hinata kemudian melirik boneka gagak yang ada disampingnya. Ah.. Boneka pertama pemberian Tou-chan dan Kaa-channya.

Diambilnya boneka gagak tersebut dan kemudian menatapnya lekat-lekat.

Ah.. Hinata sangat menyayangi boneka pemberian orang tuanya ini.

"Raksasaku.." gumamnya. Sedikit senyum miris tercipta di bibir moleknya. Membuat wajahnya terlihat sedih.

'Tok Tok Tok.' pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Shoyo? Ini Mama, buka pintunya."

"I-Iya Ma. Tunggu sebentar." Hinata langsung menaruh kembali boneka gagaknya kemudian berjalan membukakan pintu.

"Hm? Shoyo kenapa?" tanya Akaashi bingung ketika melihat ekspresi Hinata yang menurutnya agak sedih.

"Umm.. Tak apa Mama."

"Hn.. Baiklah.. Ini Mama tadi membuat kue untuk cemilan Shoyo."

"Waaah.. Mama ayo masuk." Hinata mempersilahkan Akaashi masuk. Hinata langsung berlari kearah meja belajarnya. Akaashi hanya tersenyum melihat Hinata.

"Em.. Ah taruh di meja ini saja Mama." Hinata membuka meja lipat yang sering Ia gunakan untuk mewarna. Akaashi mengangguk dan menaruh kue serta jus yang telah dibuat olehnya sesuai permintaan malaikat kecilnya itu.

"Yeay kue.. Eh.. Etto.. Ah.." Hinata mengambil dua bantal duduk berbentuk buah jeruk yang ada di lemarinya.

"Yosh! Mama silahkan duduk disini." ucap Hinata setelah menaruh bantal duduk dilantai kamarnya.

"Iya iya sayang. Terima kasih ya. Yuk kita duduk." Akaashi mulai duduk diikuti oleh Hinata.

"Kue, kue, kue.." ucap Hinata senang sambil mengambil sepotong kue coklat buatan Akaashi.

Akaashi hanya menatap sayang Hinata. Ia tau dibalik senyum yang dikeluarkan oleh Hinata sekarang tersimpan sebuah kesedihan. Terlebih setelah Ia bertemu Sugawara tadi.

'Nii-san lihat? Gara-gara melihatmu tadi sore, Shoyo terlihat menyimpan bebannya sendiri.' batin Akaashi.

"Ano.. Shoyo." panggil Akaashi lembut. Hinata menatap Akaashi bingung. "Y-ya Mama? Ada apa?" tanyanya.

"Em.. Mama boleh bertanya?" tanya Akaashi. Hinata menatap bingung Akaashi sambil mengunyah kue buatannya.

"Um.. Boleh." sahut Hinata setelah menelan kue yang tadi Ia kunyah. Akaashi terlihat ragu untuk bertanya. Tapi jika Ia tak bertanya Ia merasa ada yang mengganjal dengan sikap Hinata yang suka menyembunyikan perasaannya. Ia harus kenal betul dengan anaknya ini. Ia tak ingin ada yang mengganjal.

Lagi pula ada yang mengatakan tak kenal maka tak tau.

"Terima kasih, kalau begitu Shoyo harus jawab jujur ya?" Dilihatnya Hinata mengangguk sambil fokus memakan kuenya. Oh astaga.. Anaknya sangat imut.

Family [END] ✔️Where stories live. Discover now