LIMA BELAS

3.3K 362 107
                                    

Sorry for typo's

Happy reading

🌸🌸🌸

"Sering kali hati yang telah meremah bersembunyi dibalik topeng sebuah senyum ramah yang sesekali nampak pongah."

🌸🌸🌸

¤¤¤


Menikmati hembusan angin beraroma alam yang menenangkan tentu impian setiap orang yang tengah bergelut dengan kemelut yang hadir dalam hidupnya. Masalah masalah yang hilir mudik seolah mereka memang telah berbaris sejak awal untuk kemudian berdatangan.

Senyum yang tak lekang bukan berarti itu karena rasa sakit tak pernah datang, melainkan itu karena ia selalu berusaha sekuat tentara perang. Karena pada kenyataannya, separah apapun hati yang tengah berkecamuk pasti akan tak nampak ketika menerbitkan seulas senyuman. Walaupun, tidak menutup kemungkinan sorot mata seringkali menyatakan keadaan yang tengah dirasakan.

Menjadi manusia lemah sama sekali bukan keinginan setiap orang, sebab dengan menjadi lemah sering kali kita hilang arah.

Setelah semua yang terjadi bukan berarti Song Yoon Ah hanya berpangku tangan sembari meratapi keadaan. Ia bertindak, meski bukan dirinya yang bergerak. Orang orang kepercayaannya telah lebih dari cukup untuk sekedar mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Meski memang sejak awal ia telah menebak jika tentunya orang itu lah yang melakukan semua ini.

Ia menghela nafas panjang, berusaha mentralkan perasaan campur aduk yang sedari beberapa waktu lalu memonopoli hati serta fikirannya.

Sekali lagi matanya menatap sosok gadis kesayangannya, gadis malang yang merupakan putrinya. "Maafkan Mommy atas semua yang telah terjadi sayang, semua tetap kesalahan Mommy, bukan kehadiranmulah yang patut disalahkan. Sebab kau adalah anugerah terindah yang pernah Mommy dapatkan." Dengan lirih ia berucap dari sofa yang cukup berjarak dari Yoona.

Segala hal masih terus berkecamuk membuatnya bahkan merasa pening, yang terus ia lakukan sedari tadi hanya terus menghela nafas dengan tangan memijat pangkal hidungnya. Matanya mengedar keseluruh ruangan, ketika tepat menatap pintu tepat saat itu juga pintu itu terbuka secara tergesa memunculkan sosok yang cukup familiar bagi Song Yoon Ah.

Pandangan keduanya bertemu, dengan sorot masing masing yang berbeda. Meski ada kesamaan, yaitu sorot kekhawatiran.

Namun yang lebih terlihat dari mata Sehun adalah kecanggungan, karena ini adalah kali pertamanya bertemu Song Yoon Ah diluar keperluan pekerjaan. Dan itu berarti saat ini ia tengah bertemu dengan ibu dari gadisnya, bukan dengan rekan bisnisnya. Tak bisa dipungkiri, rasa gugup mendadak merayapi perasaan Sehun.

Dengan langkah pelan namun pasti Sehun memasuki ruangan, ia memberanikan diri untuk menyapa Song Yoon Ah terlebih dahulu. "Apa kabar Madam." Meski lancar namun suara Sehun terdengar hanya seperti sebuah cicitan.

Menyadari kegugupan yang dirasakan oleh Sehun, Song Yoon Ah menyunggingkan senyum hangatnya. Ia berdiri berjalan lebih dekat kearah Sehun, tangan kananya bergerak menepuk bahu kiri Sehun. "Kabarku baik Sehun, aku senang akhirnya kau datang juga. Sekarang temuilah dia, karena mungkin dia sedari tadi tengah menunggu kehadiranmu." Sekali lagi senyum hangat tersungging diwajah Song Yoon Ah, sebelum ia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.

HIDDENحيث تعيش القصص. اكتشف الآن