TUJUH BELAS

2.8K 316 98
                                    


Sorry for typo's

Happy reading


🌸🌸🌸

"Bukan sakit ini yang melemahkanku, bukan pula perih ini yang menyiksaku. Namun hampa yang hadir kini yang perlahan membunuhku."

🌸🌸🌸


¤¤¤

  

Musim panas yang cerah nampak terlampau indah bersamaan dengan bunga bunga yang merekah, cicitan burung menggema memberi sensasi alam yang asri. Semilir angin hilir mudik berganti posisi menerpa setiap objek yang ikut berotasi.

Bumi penuh warna inilah tempat dimana segala sesuatu selalu terjadi, hal mustahil menjadi wajar dan hal yang sewajarnya menjadi terasa hambar. Tawa penuh suka berdengung disetiap penjuru sudutnya, namun nestapa penuh duka tak pernah luput mengiringinya.

Ya, itulah sesungguhnya wujud asli dari sang bumi yang kian hari kian tua ini.

Para penghuni tak lagi mau mengerti bagaimana ia bersikap seharusnya, bagaimana ia bertindak semestinya. Yang ada hanya mereka berebut segala hal yang merujuk pada perbuatan nista. Saling membenci bukan hal tabu, saling menyakiti tak lagi wagu, terlebih saling membunuh bukanlah halu.

Semua nyata, tanpa rekayasa dan tipuan mata. Karena manusia kini tengah hidup pada masa dimana mereka terjebak pada permainan bualan ciptaan tangannya.

-

Senyum terus menerus terbit bak bulan sabit melingkupi bibir Sehun, ia tak sungkan melempar senyuman menawan pada semua rekan. Ia baru saja menyelesaikan meeting dengan produser yang menawarinya untuk syuting drama baru dengan ditemani Chanyeol.

Kakinya berjalan tanpa beban menuju mobil yang berada diparkiran, bahkan sesekali mulutnya bersenandung menyenangkan.

"Hey Chan, aku ingin memberikan sesuatu untuk Yoona saat sampai diapartemen nanti. Jadi menurutmu baiknya aku memberikan apa?" Tanya Sehun saat mobil yang ia tumpangi bersama Chanyeol telah berjalan.

"Mengapa tanya padaku, yang ingin memberi hadiah kan dirimu."

Tangan Sehun menonyor kepala Chanyeol, membuat Chanyeol bersengut kesal.

"Aku meminta pendapatmu wahai Park Chanyeol, kau sungguh menyebalkan."

"Aku tak tahu apa saja yang Yoona sukai, jadi bagaimana bisa aku memberikan pendapatku."

Ingin rasanya Sehun melempar keluar agar Chanyeol menggelinding dijalanan hingga tubuhnya hancur terlindas kendaraan. "Aku bertanya padamu kira kira hal pantas macam apa yang cocok diberikan seorang pria pada gadisnya. Kau itukan telah puluhan kali berkencan, dan tentu saja kau telah berpengalaman."

"Hei Bung, setiap gadis itu berbeda. Aku biasanya memberikan hadiah pada gadisku sesuai dengan karakter mereka, dan setahuku karakter Yoona adalah gadis polos yang sangat menggemaskan. Bukankah aku benar?"

"Ya, dia adalah gadis polos yang menggemaskan."

"Tapi jangan sampai otak mesummu itu memanfaatkan kepolosannya." Celetuk Chanyeol tanpa fikir panjang.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang