Dua

6.5K 694 154
                                    

Yang satu adalah makhluk kegelapan berwajah ganteng minim ekspresi, sementara satu sisanya merupakan spesies rubah betina yang diberi anugrah kecantikan alami warisan nenek moyang. Well, secara konotasi.

Keduanya saling menatap. Beradu makian lewat pandangan. Dari sepuluh menit lalu.


"Aku tahu," Naruto meluncurkan kalimat pertama untuk memecah keheningan ruang TV. Bocah manis itu memicingkan mata.

Sayup pekik girang dan obrolan seru orang tua mereka terdengar samar dari area taman belakang.

"Hn?"

"Siapa tersangkanya."

"Tersangka?"

Naruto mengangguk sekali.

"Kau yang minta dijodohkan ya kan, Teme?"

Sasuke mengernyit samar mendengar pertanyaan tidak mutu dari si pirang.

"Kau naksir berat padaku ya? Hayo ngaku."

Tuduhan tak berdasar. Bibir Sasuke berkedut samar.

Lantas pemuda kelewat ganteng itu mendengus jengah. "Dasar sinting." Dan melanjutkan, "Siapa juga yang sudi dikawinkan sama cewek jadi- jadian begini."

"Kampret!" Naruto melotot ganas. Melempar bantal sofa dengan beringas ke wajah menyebalkan bungsu Uchiha. "Kenapa tidak langsung menolak tadi!?"

"Kau sendiri kenapa tidak menolak!?"

"Aku ini manusia lemah. Mana bisa menolak kalau dipaksa- paksa-"

"Lemah apanya begal jalanan begitu," Sasuke mendecih.

"Aku ini perempuan-"

"Dilihat dari mana?"

"Wah, sialan. Dua kali kau mengataiku, Teme. Kurang ajar!" Naruto mendekat dengan wajah garang. Memunculkan tanduk dan cakar panjang dalam imajiner. Bersiap meluluh lantakkan manusia bermulut keji di hadapannya.

"ARGH! Berhenti menjambak!! Shit!"

..
..
..

Sasuke Uchiha itu teman satu sekolah, sebenarnya. Bocah kelewat sombong yang kerjanya cuma pamer tampang dan nilai pelajaran. Mukanya judes dan sedatar jalan tol, dan suka sekali menindas yang lemah semacam dirinya misalnya. Meh.

Pertemuan perdananya adalah ketika dirinya salah masuk toilet cowok pas masa orientasi siswa. Saat itu Sasuke ada di sana tengah sibuk membenahi resleting celana ketika ia masuk. Dan keduanya memekik nyaring bagai perawan yang nyaris diperkosa. Lantas sejak saat itu mereka seolah gagal menjalin hubungan yang baik.

"Sasuke murid teladan di sekolah, ya?"

Senyum kelewat manis terpampang. Terpancar sirat kebanggaan dari sepasang retinanya, jelas prestasi adalah sesuatu yang patut untuk dibanggakan. "Iya, Tante," balasnya.

Kushina tersenyum. 'Calon mantu cerdas,' membatin puas.

"Beruntungnya Mikoto. Coba Naruto sepertimu, Sasuke. Rajin belajar dan berhenti main- main. Kerjanya tiap hari cuma main game uler- uleran di ponsel lamanya."

Sasuke langsung membatin tentang uler- uleran apa yang dimaksud ibu Kushina. Yang ia tahu game semacam itu adalah sebuah permainan jaman purbakala yang hanya terdapat di ponsel lama. Sebuah permainan menyangkut kisah seekor ular bujang kelaparan yang bakal game over tatkala menabrak ekornya sendiri.

Sasuke mendengus geli. Menertawai betapa Naruto itu kuno sekali.


Saat ini Mikoto dan Fugaku tengah keluar untuk berkunjung ke rumah teman kerja yang kebetulan dekat dengan kediaman Namikaze, dan meninggalkan Sasuke di rumah Naruto seorang diri.

"Aku senang karena Mikoto akhirnya benar- benar mengajakmu kemari. Jarang- jarang lho dia mau pamer putra bungsunya ke teman- temannya. Padahal gosipnya dia yang paling suka pamer membicarakan bisnis pakaiannya yang sukses di pasaran."

Sasuke meringis masam. Mengangguk singkat meski kerutan samar bersarang di keningnya yang anti jerawat.

Jadi, pembicaraan ini poinnya apa? Apa hubungannya putra bungsu sama butik mamanya?

"Putranya ganteng bisnisnya lancar. Tapi sayang, Mikoto masih banyak mengeluhkan dirimu yang belum bisa serius pacaran. Memang Sasuke sudah pernah punya pacar?"

'Sudah. Mantanku juga banyak kok, Tante. Mulai yang cantiknya abal- abal sampai yang cantik betulan,' Batinnya membalas cepat.

"Pasti belum kan? Makanya tante buru- buru pingin menjodohkanmu dengan putriku satu- satunya, pingin segera menimang cucu," Kushina tersenyum manis.

Sasuke nyaris sesak nafas.

"Meski bengal dan bandel begitu Naruto itu baik dan penyayang. Dia juga mandiri dan belum pernah punya pacar. Jadi, kupikir akan bagus juga kalau nanti kalian menikah cepat- cepat."

Sasuke sukses megap- megap.



'Belum punya pacar apanya, cowok jangkung kerempeng yang sering mengekor di belakangnya itu memangnya bukan pacar?'

...

Enemy, oh, my enemyWhere stories live. Discover now