Dua Puluh Lima

2.9K 488 64
                                    

"Hebat."

Pemilik manik kelam menyipit. Menatap lurus si Namikaze yang balas menatapnya tanpa minat.

"Aku suruh kau memilih di antara kami dan kau pilih ini?"

"...."

"Yang begini?"

Lirikan aneh jadi balasan.

"Kau pilih manusia ini, Dobe? Yang benar saja."

Shuukaku mengerang protes, "Hei, apa maksudmu bilang begini sambil menunjukku, Brengsek-"

"Apa bagusnya dia?" geram Sasuke dengan suara tertahan. Ampun deh. Seumur- umur baru kali ini Sasuke menghadapi gadis ajaib macam Naruto. Ada susu kental manis rasa vanila di depanya kenapa malah pilih kopi pahit rasa tidak jelas begini?

Apa dosa Sasuke?

Aphaa?

"Sebenarnya kau ke sini mau bilang apa?" tanya Naruto jengah. Sejak tadi belum juga dirinya membalas ucapan Sasuke, pemuda itu sudah lebih dulu menyerbunya dengan ucapan- ucapan tidak mutu yang disinyalir sebagai bentuk langkah awal gencatan senjata pasca pertikaian kecil malam minggu kemarin. Hanya saja si Uchiha kelewat payah untuk bisa berkata manis kalau sudah terlanjur kesal.

"Ya mau mengajakmu pulang donk," jawab Sasuke santai. "Sekalian mampir," lanjutnya. "Tapi kau malah mau pulang dengannya-"

"Aku cuma lewat, Astaga!" Erang Shuukaku kesal. "Kalau kau dendam sama Sai jangan limpahkan padaku donk, Uchiha sialan," gerutunya sembari melirik pemuda lain yang menatap mereka tanpa ekspresi dari kejauhan. Shimura Sai tampak membuang pandangan sejenak lantas berlalu setelah menyempatkan diri mengirim sebuah senyum manis untuk si pirang.

"Wah, beraninya genit sama pacar orang," celetuk Sasuke menahan kesal.

"Siapa orang? Dirimu?" sahut Shuukaku cepat yang langsung dibalas delikan tajam oleh si manusia kelam.

"Pergi sana. Mengganggu."

"Ampun deh, yang bawa- bawa aku kemari memang tadi siapa?" dengus Shuukaku. Memicing kesal pada Uchiha muda dan menyeret paksa Utakata pergi bersamanya.

"Ayo pergi. Kau tidak ingin jadi lalat pengganggu kan?"

"Sialan. Aku bukan lalat."

"Lalu apa? Bokong anjing?"

"Aku pawangnya."

"Terserah."




"...."

"Jadi, kau pulang bersamaku?" ajak Sasuke. Mengalihkan pandangan Naruto dari dua punggung temannya yang semakin menjauh.

"Tidak."

Apa?

"Aku mau minta jemput Kyuubi," balas si pirang seraya meraih ponselnya dari dalam saku rok seragam.

"Hoo, mana bisa begitu?" Sasuke mendekat dengan senyum kesal. Meraih paksa tangan si Namikaze dan membawanya pergi ke tempat parkir.

"Teme!"

"Panggil pacar, jangan Teme!"

"Ah, sialan."

..
..
..

"Orang tuaku sedang pergi," Sasuke berkata. Meletakkan dua kaleng minuman soda ke atas meja lantas duduk di sisi Naruto.

Pada akhirnya si pemuda Uchiha membawa paksa si pirang menuju kediamannya. Meski berbonus beberapa umpatan dan makian kasar, Sasuke mana peduli, asal hasrat terpenuhi. Ia sedang ingin akur dengan manusia manis di sebelahnya.

Enemy, oh, my enemyWhere stories live. Discover now