CHAPTER 6 : The Guardian

454 77 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jika aku dapat mengirim satu malaikat untuk selalu berada di sisinya, menjaganya, dan memastikan dirinya dalam keadaan baik, maka aku tidak akan pernah mengirim malaikat apapun kepadanya. Karena aku yang akan menjaganya mulai sekarang.





🎬 🎬 🎬



Rasanya baru beberapa hari Dokyeom berada di sekolah ini, tapi suatu mimipi buruk langsung menimpanya. Tiba-tiba semua hal baik yang terlintas di kepalanya lenyap sudah hanya dalam hitungan hari.

Kemarin, seharusnya Dokyeom dapat menyantap makan siangnya dengan tenang di restoran teman eommanya. Tapi entah petir dari ujung langit mana yang tiba-tiba menyambarnya. Bukan, lebih tepatnya seorang yang ia sendiri bahkan tidak mengenalinya.

Dokyeom sendiri baru menyadarinya kalau mereka berada di kelas yang sama pagi ini. Ketika ia masuk, dan gadis itu terlihat berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Maafkan Dokyeom yang bahkan belum dapat mengenal setengah lebih dari teman-teman kelasnya. Karena itulah ia seakan merasa tak mengenal gadis bermarga Choi itu yang kini duduk dibantu oleh teman sebelahnya.

Dokyeom sendiri tak mengerti kenapa ia harus diperkenalkan dengan Yuju dengan cara yang sangat buruk. Tidak mungkin kan ia harus Yuju mengenalnya sebagai penyelamat nyawan gadis itu.

Oh tidak, bahkan ia tidak pantas untuk disebut penyelamat nyawa orang. Karena ia hanya menemani gadis itu selama perjalanan menuju rumah sakit dan bertanggung jawba penuh sebagai temannya.

Lagipula, bagaimana mungkin dia melupakan fakta bahwa gadis itu mengalami kecelakaan karena dirinya? Jelas-jelas kalau dia mengikuti Dokyeom sepanjang hari. Tanpa gadis itu mengatakannya pun Dokyeom sudah menyadarinya. Bahkan sejak hari pertama ia masuk sekolah. Bukahkah aneh kalau Dokyeom tidak menaruh curiga pada gadis itu? Apa dia seorang penguntit? Sasaeng?

Dokyeom jadi merasa bersalah karena itu. Lihat saja bagaimana semua orang menaruh tatapan iba pada gadis itu ketika ia masuk sekolah. Langkahnya seakan mengatakan kalau ia tidak baik-baik saja meski bibirnya terus mengucapkan kata 'gwenchana'.

Alih-alih ingin menanyakan kondisinya, Dokyeom mengutarakan hal lain ketika tubuhnya sengaja berhenti di sebelah bangku gadis itu.

"Gomawo." suara gadis itu justru terlebih dahulu menyapanya. Dokyeom jadi tak habis pikir dengan temannya ini. Meskipun Dokyeom tahu kalau gadis itu mungkin berterimakasih karena pertolongan ke rumah sakit kemarin, tapi tetap saja.

PRELUDIUM | DK x YJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang