ii

5.7K 560 105
                                    

"Good morning," bisiknya pelan pada telinga Taehyung, memberikan satu kecupan kecil pada pucuk kepala Taehyung sebelum memilih duduk di meja makan, menunggu hidangan-setelah Taehyung menjawab sapaan paginya bersamaan dengan tawa kecil; geli ketika Jungkook mencium lehernya sebelum mencium pucuk kepalanya.

Sarapan pagi itu terdengar begitu tenang. Tipikal bukan suasana yang biasanya menghiasi apartemen ini. Dan Jungkook, selama Dua tahun bersama dengan Taehyung, tidaklah begitu bodoh untuk tidak mengetahui bahwa Taehyung sedang memikirkan sesuatu yang berat. Bukan tipikal Taehyung jika pemuda itu tidak menanyakan sesuatu atau bahkan memberitau cerita tak pentingnya dengan binar antusias ketika ada Jungkook di dekatnya.

"Taehyung?" Panggilnya, bersamaan dengan tangan yang menyentuh pipi Taehyung, mengabaikan makanan yang wanginya begitu menyeruak lezat di depannya. "Sedang memikirkan apa?"

Taehyung tersentak ketika pipinya merasakan jari Jungkook menyentuhnya dengan begitu pelan, dirinya tersenyum tipis kemudian menggeleng. "Tidak, bukan apa apa." Katanya, sebelum melanjutkan, "Jungkook, kutanya boleh?"

Oh? Sejak kapan pemuda manis ini meminta izin untuk bertanya? Taehyung tidaklah sadar jika setiap hari hari Jungkook diisi dengan segala pertanyaan yang kadang bahkan Jungkook bingung menjawab-bukan karena dia tidak tau jawabannya, percayalah, namun kadang Taehyung terlalu penasaran sehingga pertanyaan yang keluar dari mulutnya begitu di luar nalar.

"Kapan aku melarangmu bertanya, hm?" Pemuda itu tertawa kecil, "tanyalah."

"Uhm, Jungkook ingat Dua tahun yang lalu, hari pertama kita."

"Ingat. Dengan sangat. Memori yang indah," katanya, kemudian dibalas dengan satu pukulan pada tangannya-jujur saja tidak ada sakit sakitnya.

"Aku belum selesai berbicara!" Pekiknya tak terima, namun segala sembarut merah muda di pipinyan tidak bisa menyembunyikan bagaimana pemuda itu malu.

"Baik, baik. Jadi?"

"Jungkookie bilang kita semua punya definisi masing masing tentang segala hal yang ada di dunia ini, 'kan?" Tanyanya, kemudian anggukan Jungkook dengan raut bertanya membuat dirinya kembali melanjutkan kalimatnya, "kalau begitu, definisi aku darimu, bagaimana, Jungkookie?" Tanyanya dengan nada yang begitu pelan, terlampau malu untuk menanyakan. Terlebih, ketika Jungkook tertawa pelan dan mengacak surai cokelat madunya.

"Cerewet," satu kata membuat Taehyung menegakkan kepalanya, "tidak bisa diam, banyak tanya, terlampau aktif, perusuh"

Ugh, Taehyung ingin menenggelamkan dirinya saja jika seperti ini.

"terlampau penasaran, aneh, seperti anak kecil"

"Berhenti disana!" Taehyung memekik. Dengan segala yang Jungkook katakan padanya barusan, membuatnya sadar; dirinya terlampau kekanakan. Ugh, malunya.

"Tapi, terlampau peduli membuatku ingin sakit setiap hari." Kalimat Jungkook berlanjut, membuat mata Taehyung melebar bersamaan dengan semburat merah muda pada wajahnya. Juga, tawa kecil Jungkook sebelum dirinya kembalui melanjutkan "Terlampau manis, membuatku kenyang dengan segala yang manis setiap harinya. Terlampau luar biasa mengejutkan dengan segala hal istimewa di dirimu,"

Jungkook tertawa, tersenyum miring mendapati Taehyung tak menjawab; diam membisu, dengan tangan yang memainkan ujung pakaiannya. "Seperti mawar," katanya, begitu pelan; seperti bisikan.

"Hm? Jungkook bilang apa?"

"Aku bilang; kau seperti mawar." Jungkook tersenyum, kali ini benar benar mengabaikan makanan yang kini bahkan sudah mendingin.

DANCING ON MY OWN. / KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang