iv

6K 593 185
                                    

Nafasnya memburu bersamaan dengan dorongan tangan Jungkook untuk membawanya berbaring di kasur, sebelum akhirnya kedua tangan itu mengukungnya. Dan berakhir dengan Jungkook yang kembali mempertemukan kedua belah bibir.

Yoongi tidak menolak sama sekali segala sentuhan Jungkook. Sama sekali tidak, walau tau dirinya tak seharusnya melakukan ini bersamaan dengan Jeon Jungkook yang notabenya sekarang bukan lagi kekasihnya. Jeon Jungkook, yang notabenya dimiliki orang lain sekarang.

Yoongi memejamkan matanya ketika tangan Jungkook menjelajahi lehernya, kemudian mengecupnya dengan gerakan sensual. Turun perlahan untuk membuka kemeja Yoongi, sebelum memberi kecupan sepanjang perut tummy Yoongi.

"Jungkook-"

Yoongi tau, dengan sangat, bahwa dia jahat. Dua tahun setelah hubungan mereka selesai karena Yoongi memutuskan; terpaksa. Kata orang tua-nya yang mengatakan bahwa Yoongi harus melanjutkan pekerjaan ayahnya di Jepang, bukanlah kata yang bisa dibantah. Maka kini sangat mustahil untuk Yoongi untuk menolak segala sentuhannya ketika setiap harinya dipenuhi rasa rindu akan Jungkook. Mustahil.

Bohong jika Yoongi tidak memikirkan Taehyung saat ini. Nyatanya, dirinya merasa kejam. Otaknya berkata berhenti, namun hatinya begitu keras kepala memilih Jungkook sehingga menjadi kejampun rasanya rela.

Egois, memang.

Namun ketika tau Jungkook masih merindukannya selama dua tahun penuh ini, Yoongi merasa bahagia. Ternyata Jungkook benar benar tidak berubah, mungkin hanya ototnya yang tambah bertumbuh, juga wajahnya yang makin tampan dilihat dari sisi manapun.

Yoongi bahagia.

Saking bahagia, hingga terlalu tidak peduli pada hubungan Jungkook dan Taehyung. Selama, Jungkook masih menerimanya.

Terserah, katakan saja Yoongi itu jahat. Memang itu kenyataanya. Yoongi bahkan tidak bisa menyangkalnya jika seseorang meneriakinya saat ini. Namun cinta membuatnya seperti ini.

Terlalu cinta dengan Jungkook hingga melakukan cara apapun untuk merebutnya.

"Jungh-" Yoongi mengigit bibirnya ketika tiba tiba Jungkook membuat satu lagi tanda kissmark di lehernya. Pemuda bersurai hitam itu melihat Jungkook, terlihat begitu hot dengan keringat yang jatuh perlahan dari pelipisnya, kemudian memandang bagaimana Jungkook menutup matanya sambil kembali memberikan kecupan pada lehernya.




"Taehyung.."

"T-Taehyung?"

Kenapa rasanya Yoongi jahat sekali?

Jahat sekali, karena tanpa sadar membuat sosok namja manis di luar apartemennya itu menangis dengan mencengkram kuat dadanya yang sesak. Iya, Taehyung mengikutinya keduanya, melihat bagaimana Jungkook mencium namja itu dengan tanpa aturan bahkan sebelum pintu apartemen dibuka.

Dan berlari, sebelum tau Jungkook menggumamkan namanya di sela kegiatannya pada Yoongi.

■ ■ ■

"Taehyung!" Hoseok berteriak ketika botol ke lima pecah di lemparan Taehyung. Jimin bahkan mengambil langkah mundur ketika Taehyung kembali berteriak di sela tangisnya, mencengkram dadanya dengan begitu kuat sebelum memilih menjambak rambutnya sendiri. "Taehyung, hentikan!"

Di Bar, jam dua tengah malam, pemuda itu terduduk putus asa di Bar yang terlihat begitu sunyi. Tidak ada orang selain dirinya, Hoseok, dan Jimin.

"S-sakit!" Rancaunya, menjambak rambutnya lebih keras sambil berteriak. Gerakannya begitu gelisah di lantai Bar yang dingin membuat Taehyung bahkan tidak peduli tangannya dipenuhi luka akibat pecahan botol yang berserakan karena ulahnya. Bukan, bukan sakit itu yang Taehyung maksud. Tapi, hatinya. "Sakit, hyung!" Pemuda itu kembali merancau tidak jelas, membuat Hosoek yang sudah melangkah maju, kini membuat sedikit langkah mundur lagi.

DANCING ON MY OWN. / KVWhere stories live. Discover now