Chapter 29

228 43 0
                                    

25 Desember.

Pagi hari, kami bertemu diloker sepatu. Kami masih belum berbaikan tapi Minhyun bersikap sama seperti biasanya dan mengucapkan 'Selamat Pagi' padaku. Minhyun bilang cuaca sangat dingin. Aku menimpalinya, aku menjawab bahwa cuaca terasa dingin, setelah itu adalah terakhir kalinya aku bicara dengannya"

Seongwoo bertemu Minhyun di loker sepatu.

“Selamat pagi” sapa Minhyun

“Selamat pagi” jawab Seongwoo

“Hari ini cuaca dingin” kata Minhyun melirik pada Seongwoo yang ada disampingnya

“Iya hari ini dingin ya” jawab Seongwoo.

Minhyun lalu pergi begitu saja.

Saat pergantian ruang kelas biologi, Minhyun terus saja berdiri di depan jendela sekolah.

“Minhyun! Selanjutnya pelajaran biologi, ayo pergi” ajak Daniel dan lainnya.

“Ayo” Ajak Jihoon.

“Maaf, kalian duluan saja” Jawab Minhyun, semua menoleh pada Seongwoo dan Minhyun dengan khawatir sesuatu telah terjadi antara keduanya.




...




Masa 10 tahun yang akan datang.
Setelah mendengar penyebab kematian Minhyun dari neneknya, mereka lalu pamit dan meninggalkan rumah nenek Minhyun dan pulang bersama.

Sampai dijembatan yang biasa mereka lewati tiba-tiba langkah Jihoon terhenti. Semua menoleh memperhatikannya Jihoon.

Wajah Jihoon sudah penuh air mata dan ia menangis terisak.

Sungwoon mendekati Jihoon dan memeluk sahabatnya itu. Semua langsung menangis terisak bersama-sama. Meluapkan tangisan yang mereka tahan di depan nenek Minhyun tadi.

Saat tiba dirumahnya, Seongwoo membuka buku hariannya saat SMA. Tentang ukuran sepatu yang Minhyun tau tidak cukup untuknya. Tentang ucapan Minhyun jika ia memperhatikan Seongwoo. Tentang pesta kembang api yang dilihatnya berdua bersama Minhyun.

Lutut Seongwoo lemah dan ia terduduk dilantai menangis mengingat itu semua. Suaminya, Daniel datang dan memeluknya dari belakang.

“Hei, sebuah surat kau mau menulisnya?” Tanya Daniel.
Seongwoo menatap Daniel.

“Untuk diri kita di masa lalu.” Ucap Daniel

Mereka duduk berdua dan mulai menulis surat itu.



...








Seongwoo SMA

Seongwoo bertemu Minhyun di lorong sekolah. Minhyun sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya.

Saat langkah mereka bersisian, Minhyun berbisik pelan padanya

“Sampai besok”

Minhyun langsung melanjutkan langkahnya.

Seongwoo melihat punggung Minhyun yang semakin menjauh. Ia takut ia tak bisa bertemu Minhyun lagi setelah ini. Seongwoo segera berlari menyusul Minhyun.

“Minhyun!” teriak Seongwoo memanggil Minhyun.

Minhyun menghentikan langkahnya dan melihat Seongwoo yang berlari ke arahnya

“Hmm itu”

“Maaf, lain kali saja” kata Minhyun. Ia berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Seongwoo jadi panik dan ia berlari menyusul Minhyun dan menarik tangan Minhyun.

“Aku ingin bicara denganmu sekarang! Aku tidak ingin menyesalinya lagi!” seru Seongwoo

Mereka berdua berbicara dihalaman sekolah.

“Soal waktu itu aku ingin minta maaf. Mengatakan hal tidak bertanggung jawab tentang nenekm maafkan aku”

“Tidak, itu kalimatku aku menyakitimu. Maafkan aku, aku tak bermaksud mengucapkan itu padamu. Kondisi itu mengingatkanku pada upacara semester baru kita hentikan saja pembicaraan ini. Aku pergi” Minhyun berbalik dan mulai melangkah lagi.

“Tunggu!” teriak Seongwoo. “Aku menyukaimu, aku suka padamu Minhyun” ucap Seongwoo terisak.

Saat Seongwoo menoleh memperhatikan Minhyun. Cowok itu terlihat kaget dan seperti mau menangis juga. Minhyun sudah pernah menyatakan perasaan pada Seongwoo tapi cowok manis itu tidak menjawabnya dan baru kali ini Seongwoo mengatakan perasaannya disaat Minhyun sedang dalam depresinya.

“Supaya aku bisa membantumu kapanpun, aku ingin berada disisimu" lanjut Seongwoo

“Jika aku berada disisimu, aku akan menyakitimu lagi.” Ucap Minhyun menatap Seongwoo

“Walaupun begitu aku masih tetap ingin berada disampingmu“ sahut Seongwoo

“Tapi jika aku menyakitimu, aku tidak akan bisa memaafkan diriku. Aku takut kau membenciku" ucap Minhyun lirih.

Seongwoo berjalan mendekati Minhyun dan memeluknya.

“Aku tidak akan pernah membencimu Minhyun, karena itu katakan padaku semua hal tentangmu Minhyun hal yang kau suka hal yang tidak kau suka, semuanya!“

Minhyun menangis dipelukan Seongwoo.

“Terasa menyakitkan, aku kehilangan alasan untuk hidup. Saat aku sendirian pada akhirnya aku menyingkirkan semua orang. Seongwoo dan teman-teman lainnya, aku tidak bisa memaafkan dirku yang seperti itu. Aku benci diriku yang seperti itu. Aku tidak bisa menghadapi situasi ini. Aku ingin menjadi kuat. Aku ingin bahagia.” isak Minhyun menangis di pelukan Seongwoo

“Kau bisa bahagia” Ucap Seongwoo lembut

“Mari jalani hidup bersama-sama.”

Seongwoo mempererat pelukannya dan Minhyun pun mulai melingkarkan tangannya memeluk tubuh Seongwoo.

Dari jauh Daniel dan lainnya memperhatikan keduanya dengan terharu yang bercampur sedih.







TBC!!
Vote and comment jangan lupa

ORANGE [OngNielHwang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang