CHAPTER O4

2.7K 142 138
                                    

"Dalam gelap kita bisa melihat terang, tapi dalam terang kita hanya bisa melihat kegelapan."

Aurora tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya sambil menatap langit-langit kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aurora tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia mengambil ponselnya dan melihat ada satu notif dari nomor tidak di kenal. Karena penasaran ia akhirnya membuka pesan text itu.

081×××××××××

| Send ur location

? |

| Cepet

| Lo gak inget soal perjanjian waktu itu?

Arena? |

| Alright. Mana alamat lo

Gak |

| Lo gak boleh bawa motor besok

Dih, siapa lo nyuruh-nyuruh gue? |

| Gue Putra. Lo gak mau kan kehilangan jam lo?

| So, turutin semua perintah gue

/read

Aurora menghela nafasnya kasar ketika membaca roomchat yang tertera di layar handphonenya itu.

Setelah dipikir-pikir, kenapa juga Aurora harus menuruti perkataan Putra? Padahal ia bukanlah tipe seorang perempuan yang mudah tunduk atas perintah orang lain. Kenapa pula gadis itu malah menyetujui persyaratan konyol itu?.

Seketika Aurora memikirkan tentang syarat dari Putra itu. Ia ingin melanggarnya dan melupakan perkataannya di Arena parkir kemarin, tapi ia berpikir lagi. Bagaimana bila ia tidak mendapatkan jam itu kembali atau bagaimana jika Putra benar-benar dendam dan benar-benar tega membuang jam pemberian dari Arka itu.

Jadi Aurora pikir tidak ada salahnya menyetujui syarat konyol itu selagi permintaan itu tidak berlebihan.

***

Pagi ini Aurora tidak bangun terlambat lagi. Kini ia tengah memakai seragam sambil mendengarkan lagu yang ia putar dari playlistnya. Tapi kegiatannya terhenti karena seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya.

"Non, sudah ditunggu temannya di luar." Teriakan Bi Maya ― Seorang perempaun setengah baya yang bekerja di rumahnya itu mampu mengalahkan kencangnya suara music yang diputar Aurora.

Aurora mematung sambil berpikir. Siapakah yang menjemputnya pagi-pagi begini? Lagipula ia tidak meminta salah satu temannya untuk berangkat bersama.

"Bentar Bi, Aurora lagi rapih-rapih." Aurora langsung mematikan lagu yang sedari tadi ia dengar, lalu tak lama kemudian ia keluar dari kamarnya.

"Cowo baru ya Non?" Tanya Bi Maya seraya tersenyum sumringah.

Aurora menggeleng. "Aurora aja gak tau siapa yang jemput." Ujarnya, lalu ia menuruni anak tangga dengan cepat dan ia segera membuka pintu.

Secret Choices《Revisi》Where stories live. Discover now