Resah

12.5K 375 1
                                    

Pikiran Nadine bercabang setelah sebuah note yang mewakili kejadian semalam yang jelas tidak ia ketahui apa yang sudah ia lakukan bersama seorang pria..

Devin? Siapa dia? Memutar otak membuatnya tidak bisa melakukan hal apapun selain berpikir. Nadine ingat sesuatu, pria yang di ruangan 'VVIP 203' itu "apakah dia?" Nadine langsung mengambil poselnya menekan nama Sara dan menelponnya. Langsung tersambung..

"Sar, bisakah kita bertemu?"

"Tentu, siapa ini?"

"Aku sahabatmu nadine, apa kau ingat?!" Nadine agak kesal menjawabnya, tapi ia harus sabar mungkin sahabatnya masih mabuk karna semalam.

"Oh kau rupanya, baiklah dikafe biasa aku akan kesana sebentar lagi." Sambungan terputus sebelum Nadine menjawabnya,sial.

Nadine menunggu 15menit tapi Sara belum terlihat batang hidungnya, kemana perempuan itu?

"Maaf membuatmu menunggu." Sara menghampiri Nadine yang terlihat resah

"hey hey kau kenapa? Apa kau marah padaku karna aku membuatmu menunggu?" Tanya sara.

"Tidak, Sara hanya saja ada hal penting yang harus aku tanyakan kepadamu."

"Baiklah, apa itu?" Sara memajukan dadanya penasaran.

" bisakah kau minta alamat atau nomer kontak pria di club yang bersama kita semalam pada kekasihmu?" Tanya Nadine membuat Sara heran kepada sahabatnya ini.

"Tidak bisa." Jawab sara singkat sambil meminum soft drink yang dipesan Nadine.

"Kenapa sar, aku benar benar membutuhkan nya saat ini, dan..hanya kau yang mungkin bisa membantuku."

Nadine mulai frustasi apa maksudnya Sara tidak bisa membatunya.

"Aku ingin membantumu tapi, pria yang bersamaku semalam tiba tiba menghilang dan memberiku uang setelah kami bersenang senang diapartement nya, sungguh pria tidak bermoral." Jawabnya kesal.

Nadine terkejut bagaimana bisa nasibnya sama dengan Sara bedanya Sara diberikan uang dan ia tidak. Lebih tidak bermoral lagi pria itu..

Nadine ingin menangis sekeras kerasnya ternyata pertemuanya dengan Sara tidak mendapatkan hasil apapun, apa aku harus jujur pada ayahnya agar ayahnya membereskan semua kejadian ini, baiklah ayo kita coba.

Saat makan malam tiba Ayah dan ibunya berkumpul disana.

"Pa aku ingin bicara satu hal, apa kau siap?" Apa apaan tentu saja ayahnya tidak akan siap menerima kenyataan kalau anak gadisnya sudah tidak gadis lagi.

"Siap? Pertanyaan apa itu?" Steven setengah tertawa melihat wajah Anaknya yang ketakutan "sayang, apa kau ingin sesuatu?" Sambung emma, ibu Nadine yang membuatnya menoleh pada ibunya.

" tidak aku tidak ingin sesuatu, tapi aku..." steven dan emma menatap lekat lekat apa yang ingin dibicarakan putri mereka "tapii aku.. pa aku ingin menikah." Dengan memejamkan mata dan sedikit berteriak untuk memuluskan perkataannya, dan berhasil.

Saat Nadine membuka matanya ayah dan ibunya menatap dengan kosong dan mereka tertawa. Apa yang lucu? Apa aku sedang bercandaa?

"nak, dengar kamu masih muda untuk apa kau menikah semuda ini dan dengan siapa kau akan menikah?" Steven mencoba memberi pengertian kepada putrinya.

"Tapi pa, aku sudah tidak gadis lagi dan pria semalam harus bertanggung jawab atas apa yang sudah ia perbuat." Rengek Nadine tanpa beban.

-NADINE LINWOOD- Where stories live. Discover now