Chap 44: Kau buang, aku simpan

1.5K 280 48
                                    

.

.

Di stasiun kereta api orang-orang datang dan pergi, Hua Gu Yu dengan tidak sabar berdiri di keramaian, masih mempertahankan postur tubuh yang elegan, memakai kacamata hitam, berpakaian fashion, seperti bintang idola yang menyilaukan.

.

Tidak lama kemudian, Guo Zhi yang sedang menarik barang bawaannya datang ke arah Hua Gu Yu. Kamera yang tergantung di dadanya bergetar, sampai, dia hanya berdiri di depan Hua Gu-Yu, yang menyapanya dengan ketidakpuasan, "Membiarkan pria tampan menunggumu, kau harusnya merasa malu!"

.

"Ada kemacetan di jalan, Hua er, kenapa kau menjadi semakin tampan?"

.

"Itu tentu saja, aku hanya akan menjadi lebih tampan." Dia kehilangan napasnya, dengan narsis menyentuh wajahnya, lalu keluar dari stasiun kereta api dengan Guo Zhi dibelakang, masuk ke mobil.

.

Setelah itu, Hua Gu Yu memikirkan sesuatu. Dia mengeluarkan sabuk sederhana namun indah dari tas dan memberikannya kepada Guo Zhi, "Ini adalah sabuk Shi Xi yang hilang di rumahku. Kau kembalikan padanya." kata Hua Gu Yu santai. Namun, hal itu menyebabkan banyak pemikiran dalam otak Guo Zhi.

.

Kenapa sabuk Shi Xi ada di rumah Hua er? Bukankah sabuk itu siap lepas hanya saat sudah waktunya melepas celana? Apa yang Shi Xi lakukan dirumah Hua er? Kenapa Shi Xi tidak memberitahuku?

.

"Hei, apa kau mendengarku?" Hua Gu Yu melambaikan sabuk itu didepan wajahnya. 

.

"Tunggu, aku punya banyak aktivitas mental saat ini."

.

"Apa yang kau bicarakan?" Hua Gu Yu terkejut dengan reaksi Guo Zhi tersebut. Kemudian, dia tiba-tiba menunjukkan seringai yang berarti, dan hatinya tumbuh dengan pikiran jahat. Saat-saat balas dendam telah datang, waktunya tiba untuk Shi Xi. Hua Gu Yu bermain dengan sabuk itu, "Shi Xi benar-benar, dia tiba-tiba datang ke rumahku, hanya saat orang tuaku tidak ada."

.

Guo Zhi melihat Hua Gu Yu, tangannya memeras celana panjangnya dengan kencang, "Lalu?"

.

"Aku tidak bisa mengatakan apapun, nanti kau marah," Hua Gu Yu menampilkan wajah yang malu. 

.

"Katakan, aku berjanji untuk tidak marah." 

.

"Oke, dan kemudian pada malam yang sepi, kami sendirian di ruangan itu, menonton film, mendengarkan musik, minum anggur merah, mungkin karena alkohol, mungkin karena aku yang sangat tampan, Shi Xi lalu..." Hua Gu Yu berhenti lagi pada saat yang penting, dan Guo Zhi hanya bisa mengerutkan kening, "Dia kenapa?"

.

"Dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajahku seraya berkata, Maaf, aku selalu marah padamu, kau tidak hanya baik, kau adalah orang yang paling tampan yang pernah ku lihat, lebih tampan daripadaku. Hal ini tidak bisa dibantah. Jadi, aku, aku, kau tahu kata-kata itu membuatku emosional. Ketika dia memelukku, aku tidak mendorongnya pergi. Ketika dia menciumku, aku tidak mendorongnya pergi. Kami, kami... Huaaa... aku minta maaf~" Hua Gu Yu berkata sedih, tapi di detik berikutnya, yang tidak dia duga adalah Guo Zhi meraih kerahnya, "Omong kosong! Kau berbohong!" kata Guo Zhi lalu menggosok mulut Hua Gu Yu.

.

Reaksi pertama Hua Gu Yu adalah melihat ke cermin dan melihat mulutnya yang kemerahan, "Apa yang sedang kau lakukan dengan bibirku yang sempurna ini? Kau bilang kau tidak akan marah, aku baru saja memberitahumu kebenaran, dan ini inisiatif Shi Xi. Sepanjang proses aku hanya pasif, ingin menyalahkan, salahkan Shi Xi!"

[Indonesia Vers.] Oh, My dear!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang