10. (Tidak terlihat)

16.1K 861 16
                                    

Nilailah orang itu dari sikap dan sifatnya bukan dari penampilannya. Karna Cover bisa saja mengkhianati hasilnya.

.
.
.

❇❇❇❇❇❇❇

      Keanya beberapa kali memerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang ada diruang serba putih tersebut. Pusing begitu menyeruak saat ia beusaha bangun dari tidurnya. Keanya mengedarkan pandangannya kepenjuru arah dan terhenti pada satu titik dimana sofa berwara cream ada seorang yang tidak ia kenal sedang tidur dengan kedua tangan disilangkannya menjadi bantal. Dan Almeternya ia lepas untuk dijadikan selimut, Keanya melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangannya dan membelakan matanya begitu menyadari hari semakin larut. Keanya menyibakan selimutnya dan berjalan mendekati seorang yang masih tidur dengan nyeyaknya.

    Keanya perlahan lahan menyelimuti tubuh yang mungkin kedingiman karna udara malam begitu dingin kali ini. Seakan terusik dengan pergerakan yang ada, ia membuka matanya dan Keanya mundur beberapa langkah saat melihat seseorang yang diselimutinya terbangun.

   "Sorry, aku gak sengaja bangunin" Keanya menundukan wajahnya "Makasih udah nolong aku dan nemenin aku disini" Lanjut keanya sambil terseyum.

     "Hm, gue enter lo pulang, ini udah malem" Keanya menggukan kepalanya dan berjalan mengekori seorang penyelamatnya.

     "Maaf repotin hm-"

      "Dika" Keanya hanya mnggukan kepalanya dan mengikuti Dika tanpa banyak berbicara lagi karna sesungguhnya ia juga bingung untuk memulai pembicaraan.

    Hening.

     Mobil Audi berwarna putih berjalan meninggalkan rumah sakit dan keduanya masih fokus dengan pemikiran masing masing, dan sesekali Keanya menunjukan arah kepada Dika. Tepat dipersimpangan jalan mobil Audi tersebut berhenti, Dika membuka salbetnya dan membuka pintu behitupun dengan Keanya yang mengikuti Dika tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

   
    "Gak papakan mampir dulu kesini?"

      "Gak papa" Keanya terseyum dan duduk disalah satu bangku. Dika berjalan untuk memesankan makanan dan ikut duduk disamping Keanya yang sedang memperhatikan keluar jalan.

       "Aku gak nyangka kamu berani makan ditempat lesehan kaya gini" Keanya berucap sambil memandang jalanan yang cukup ramai kali ini.

     "Gue gak suka milih milih tempat" Keanya menhimpulkan kalau Dika adalah orang yang cuek, datar, dan terlesan dingin.

       "Aku hanya heran kamu masih mau makan dipinggir jalan, biasanyakan anak anak kaya seperti kalian akan makan dicafe cafe terkenal bukan dilesehan kaya gini"

     "Terkadang apa yang lo liag bukan itu kebenarannya"tepat selesai Dika berbicara seperri itu pesanana datang dan mereka makan dengan tenang sambil memandang kejalan raya menampilkan kesibukan nasing masing.

      Setelah selesai makan Dika kembali mngantarkan Keanya dan setelah selesai ia pamit untuk pulang.

❇❇❇❇❇

      Keanha membersihkan dirinya dan memakai pakaian yang dibawakan pelayannya tadi, sehabis dianantar Dika sampai dirumah salah satu pelayan terdekanya Keanya langsung meminjam baju salah satu anak pelayannya dan membersihkan dirinya, kini dirinya berada diruang keluarga kecil yang dimiliki pelayannya, ia hanya mengetahui beberapa tempat tinggal pelayannya yang memang agak dekat dengannya, dan beruntungnya Bi Endah mau menerimanya malam malam seperti ini, dan mempersilahkannya memakai fasilitas dirumahnya, dan yang lebih beruntungnnya lagi seluruh keluarganya menerimanha denhan senang hati.

     "Aduh maaf ya Bi, Keanya jadi buat kaliam repot malem malem" Sudah berulaang kali keanya meminta maaf kepada Pelayannya.

      "Ka Keanya kalau mau sering sering nginep disini gak papa, Mila seneng berasa punya Kaka wanita, dari dulu Mila pengen banget punya sodara yang bisa Mila ajak curhat tapi Bunda gak bisa ngasih Mila Kaka, katanya kalau Mila mau puya Kaka Mila harus balik kedalam kandungan lagi katanya" Ingin rasanya Keanya tertawa sekerasnya mendengar jawaban polos anak remaja yang berusia setahun lebih muda darinya, sungguh Mila bisa dikategorikan gadis yang polos. Tapi tunggu bukankah polos dengan bodoh itu beda tipis?.

     "Mila kamu ini ngawur aja. Gak usah dengerin perkataannya Mila, Bibi seneng Non mau nginjakin kaki dirumah Bibi, ngomong ngomong kenapa Non gak langsung pulang kerumah?. Dan Non habis dari mana malam malam begini?, Apa tuan Aston gak nyariin Non?, Dan kenapa muka Non Keanya babak belur gini Non?" Endah bertanya sambil memberikan Keanha teh manis dan beberapa cemilan ringan.

    "Tadi Keanya disekolah dikunciin digudang penyimpanan olahraga Bi, dan tertimpa beberapa kardus yang lumayan berat, dan sempet pingsan untungnya ada orsng yang nyelametin aku dan bawa aku kerumah sakit. Karna reputasiku disekolah sebagai Nerd aku gak bisa langsung pulang ke Mansion dan akhirnya aku mampir kerumah Bi Endah, dan nanti akh dijemput undah bilang sama Papa kalau ada dirumaj Bi Endah" Endah yang menggukan kepalanya dan menagal anak makikannya dengan lembut.

     "Saya berharap Non secepatnya menjadi diri Non sendiri jangan menyiksa dengan perubahan ini"

      "Ka Keanya kalau mau menginap disini Kaka bisa tidur bareng aku"

      Keanya terseyum dan menatap Mila "Nanti kapan kapan Ka keanya menginap disini, dan kamu Ka Keanya ajak menginap dirumah Kaka" Mila menggukan kepalanya angusias dan memakan cemilan yang ada didekapannya dengan lahap.

❇❇❇❇❇

     Aston menatap putri semata wayangnya dengan tatapan tajam dan begitupula dengan kedua Abangnya. Terletak dihalaman belakang rumah yang luas namun mereka singgah duduk disalah satu tempat yang memang cocok untuk melihat pepohonan besar yang berjejer dengan rapih dibalik kaca transparan, serta lampu lampu yang bergantung membentang luas pada genteng kayu yang yang disusun dengan rapih.

     "Kenapa gak langsung pulang?, dan kenapa muka kamj kay gitu?"

     "Ini cum-"

     "Jangan coba coba bohongi Papa lagi Keanya!" Meski mengucapkannya dengan pelan tapi ada nada ketegasan pada ucapan Aston dan itu membuat Keanya menelan saliva dengan susah payah.

      "Aku terkunci digudang, lebih tepatnya aku terkunci di lemari penyimpanan basket" Dengan menunduk dalam Keanha mengucapkannya dengan nada sedikit gemetaran karna takut dengan kemarahb Aston.

     Aston memijat pelipinya serta menghembuskan nafas panjang dan memejamkan matanya.

     "Liatkan Pah! Apa yang aku takutin terjadi. Ini karna Papa yang mengizinkam ide bodoh Keanya" Sean menatap Aston dengan tajam walaupun Aston orang tuanya Sean masih menanamkan sikap dinginnya yang entah mendapatkan Gen keturunan dari mana.

      "Keanya Papa minta secepatnya ini berakhir atau Papa sedniri yang nanganin ini!" Tanpa ingin dibantah Aston langsung pergi dan bertan dengan itu Tania datang sambil membawakan susu hangat dan cemilan untuk mengsngatkan suasana yang sempat menjadi tegang karna sikap Aston yang terlalu Overprotektif terhadap Keanya putri satu satunya keluarga Grocious.

     "Keanya Abang gak mau ini semua terjadi lagi, secepatnya kamu harus selesaikan ini!" Sean langsung pergi setelah mencium singkat pipi Tania dan Keanya dan mengucapkan selamat malam.

      "Secepatnya, Selamat malam" Devin langsung pergi  sama seperti Sean sebelum pergi mencium pipi kedua malaikatnya.

    Keanya menghembuskan nafas dan memejamkan matanya, Tania duduk disebelah anak bungsunya dan memberikam susu putih yang masih hangat "Jangan dengerin ucapan Papa sama Abang kamu, kalau ini membuat kamu nyaman lakakan, tapi sebagai seorang ibu Mama berharap kamu secepatnya menyelesaikan ini Keanya" Tania mengelus surai Keanya dengan sayang.




❇❇❇❇❇

FAKE NERD✓ [BELUM REVISI]Where stories live. Discover now