Part VIII (Fakta yang Mengejutkan)

151 10 0
                                    

Semoga kalian masih menyukai karyaku.

Selamat membaca :)

***

Aku mengelus kepalaku. Rasanya kepalaku ingin meledak. Banyak kejadian yang mengusik pikiranku sampai rasanya terlalu sesak. Kejadian dimana semua orang menghilang secara misterius. Hidup sebatang kara di desa yang tertutup dari dunia luar. Perkenalannya dengan pemuda luar desa. Pertemuannya dengan seekor kucing yang merupakan penjaga perpustakaan rahasia yang ada di bawah tanah. Sekarang kenyataan bertambah pahit. Mengetahui bahwa diri ini tidak seharusnya berada di desa ini.

Si kucing penjaga perpustakaan terus menerus berbicara kasar padaku. Ia terus mengucapkan kata-kata yang aneh. Manusia biasa. Anthros. Mageia.

Apa artinya semua ini.

***

"Kau hanya manusia biasa," jelasnya.

"Manusia biasa? Apa maksudmu? Aku memang manusia biasa," tawaku hampir meledak namun kutahan.

"Kau tidak akan mengerti sebelum membaca buku-buku ini," Ia mengarahkan pandangan pada setumpuk buku usang yang sepertinya sangat amat tua sekali.

"Kau berbeda dari penduduk desa ini. Penduduk desa ini dijuluki Mageia. Mereka mampu mengendalikan tumbuhan. Mereka menyebutnya Sihir Tumbuhan. Sedangkan kau-" lanjutnya. Ucapannya terputus. Matanya menatapku lekat-lekat.

Aku menelan ludahku dengan susah payah. Masih berusaha mendengarkan penjelasan kucing itu.

"Kau bukan salah satu dari mereka. Kau manusia biasa. Orang tuamu sudah berulang kali kuperingatkan untuk segera mengusirmu dari desa ini. Tapi mereka bersikeras bahwa kau masih belum cukup umur untuk mengetahui kenyataan ini," lanjutnya.

"Orang tuaku? Orang tuaku akan mengusirku suatu saat nanti? Mengapa aku tak boleh tetap tinggal di sini?" pertanyaan itu keluar dengan mulus tanpa aku sadari.

"Pergilah. Aku sudah tak ingin melihat atau berbicara denganmu." Kucing itu beranjak dari tempatnya.

Beberapa langkah kemudian dia menoleh. "Bawa buku-buku itu jika kau ingin tahu lebih banyak tentang desa ini. Bukankah kau penasaran dengan desa ini?"

Aku berani bertaruh, kucing ini bisa membaca pikiranku. Aku memang sangat ingin tahu tentang desa ini. Aku juga ingin tahu apa yang terjadi dengan penduduk desa."

***

Setumpuk buku berada di meja kamarku. Berdebu. Berkerut. Sampulnya terlihat sangat tua. Aku ragu apakah aku harus mempercayai kucing itu. Apakah aku harus membaca buku-buku tua itu.

Aku menguap. Aku menggeliat di tempat tidur. Sebaiknya aku tidur dulu. Esok aku akan putuskan akan membaca buku itu atau tidak.

"Selamat malam, Ayah, Ibu. Cepatlah kembali."

Mageia : Sihir TumbuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang