CHAPTER 1 VINA DAN CELLA

35K 920 28
                                    

Sekumpulan orang memenuhi sebuah ruangan. Ruangan yang cukup luas dan tenang, serta dipenuhi fasilitas yang nyaman. Beberapa orang dengan pemikiran mereka masing-masing duduk diam dalam ruangan itu. Beberapa orang pula berdiri dengan berbagai kegiatan mereka. Tak banyak dari mereka yang berbincang-bincang, sebagian besar dari mereka hanya terdiam dengan entah pemikiran apa yang memenuhi kepala mereka, hanya mereka yang tahu.

Sebuah gerakan serempak mereka lakukan ketika seorang pria memasuki ruangan itu. Semua orang di dalam ruangan itu dengan serempak melihat ke arah pria itu.

" Michael Clark ... Giliran anda untuk tampil." Ucap pria itu dan beberapa menit kemudian seorang pria dengan membawa sebuah benda di tangannya menghampirinya. Tak lama mereka berdua pun berjalan meninggalkan ruangan itu. Semua orang pun kembali dengan aktifitas mereka masing-masing.

" Hai... Apa kau gugup?" Gumam seorang gadis kepada seseorang yang tengah duduk di sampingnya. 

" Begitulah, bagaimana denganmu?" Ucap seorang gadis untuk menjawab pertanyaan rekannya. 

"Aku tidak, semuanya pasti baik-baik saja. Kita sudah sering berlatih. Kau tenang saja." Kini hanya sebuah anggukan yang diberikan gadis itu. Suasana kembali hening di antara mereka berdua. Semua orang yang berada di ruangan itu memang nyaris tak mengeluarkan suara seakan-akan mereka memahami keinginan setiap orang. Dalam situasi seperti ini sebuah ketenangan memang sangat penting.

Seiring berjalannya waktu, satu persatu dari mereka meninggalkan ruangan itu, tentu setelah nama mereka disebutkan oleh seorang pria yang selalu datang ke ruangan itu untuk memanggil mereka. Mungkin memang seperti itulah tugasnya, memanggil setiap orang yang telah tiba pada gilirannya untuk tampil. Sekumpulan orang yang berada di dalam ruangan nyaman itu kini berkurang setengahnya.

Pria itu kembali memasuki ruangan, hal yang sama kembali terulang setiap kali melihat sosok pria itu. Semua pasang mata menatap ke arahnya dengan raut wajah yang menantikan sebuah nama terlontar dari mulutnya.

"Jovina Petrova dan Marcella Donovan .. giliran kalian untuk tampil." Ucapnya yang tentu saja membuat kedua gadis yang namanya disebutkan berjalan menghampirinya.

"Vina ... Apa kau masih gugup?" 

"S.. sedikit.." jawabnya

" Tenanglah, bermainlah seperti biasanya. Ok...?" Vina hanya tersenyum mendengar rekan sekaligus sahabatnya yang mencoba menenangkannya. Vina selalu merasa kagum pada Cella yang selalu terlihat ceria dalam keadaan apapun, tampaknya itulah yang ada dalam pikiran Vina saat ini.

"Perlengkapannya sudah kami siapkan. Silahkan memulai pertunjukannya."

"Terima kasih..!!" Ucap Vina dan Cella dengan serempak pada pria yang membawa mereka ke tempat itu. Ke sebuah tempat yang sangat jauh berbeda dengan ruangan tadi. Meskipun Vina dan Cella belum menginjakkan kaki ke tempat itu, namun kebisingan telah terdengar, seakan-akan mereka akan memasuki sebuah tempat di mana semua pasang mata akan menatap mereka dan tak sabar menantikan penampilan mereka.

Sebenarnya memang seperti itulah keadaan tempat itu. Begitu Vina dan Cella berjalan memasuki ruangan yang jauh lebih luas dari ruangan tempat mereka menunggu tadi, semua orang bertepuk tangan. Keramaian itu seharusnya akan membuat perasaan gugup yang sajak awal dirasakan Vina kini semakin besar.

Terlihat jelas dari langkah kakinya dengan wajah tertunduk, perasaan Vina yang berkecamuk saat ini. Sebuah perasaan gugup, takut dan khawatir bercampur menjadi satu. Namun berbeda dengan Cella, dia tampak bersemangat dan meskipun kedua kakinya sedang melangkah tatapan sepasang matanya tertuju pada banyaknya orang yang tengah duduk memenuhi tempat itu. Dengan pergolakan di dalam hatinya, Vina tetap melangkahkan kakinya menuju tujuannya. Dia pun menghentikan langkahnya dan duduk pada sebuah kursi kecil yang memang disediakan untuknya. Semua yang pergolakan di dalam hatinya sempat membuatnya tak sanggup menggerakkan kedua tangannya, bahkan nyaris seluruh bagian tubuhnya terasa begitu kaku.

Akan tetapi sosok Cella yang berdiri tepat di depannya dengan posisi kedua tangannya yang bersiap memainkan biolanya, membuat semua perasaan yang terus bergejolak di dalam hati Vina mulai mereda. Tak seharusnya penampilan mereka hari ini gagal hanya karena perasaannya yang tak menentu, tampaknya itulah yang dipikirkan Vina saat ini. Dengan berbagai ingatan yang tiba-tiba terlintas di pikiran Vina, sebuah ingatan ketika mereka berlatih dengan sangat keras demi hari ini. Demi hari di mana mereka akan menampilkan sebuah pertunjukan di depan semua orang yang menonton dan menantikan penampilan mereka.

Beruntunglah Vina karena ingatan itu sempat terlintas di pikirannya karena kini dia mampu menggerakkan kedua tangannya. Jari jemarinya perlahan namun pasti menari di atas tuts-tuts piano, musik pun mengalun dengan merdunya. Musik itu semakin terdengar berirama begitu Cella memainkan biolanya. Perpaduan irama dari permainan piano Vina dan Biola Cella menciptakan sebuah keharmonisan musik yang sangat memanjakkan telinga. Irama lagu Amazing Grace mengalun dalam ruangan yang sangat luas itu, membuat semua orang yang tengah mendengarkannya terdiam untuk sesaat menikmatinya.

Vina dan Cella terhanyut dalam permainan mereka membuat lagu itu tak terasa telah tiba pada puncaknya. Permainan mereka sangat menakjubkan hari itu tanpa sedikit pun kesalahan. Mereka pun mengakhiri lagu yang mampu menyayat hati setiap pendengarnya itu dengan sempurna. Suara tepuk tangan yang saling bersahutan menjadi penanda bahwa mereka telah menampilkan sebuah pertunjukan yang luar biasa dan berhasil memukau setiap orang yang menyaksikannya.

Langkah kaki kedua gadis itu tampak ceria meninggalkan panggung pertunjukkan, tentu saja karena hasi daril perjuangan keras mereka berbuah sangat manis. Semua ketakutan yang sempat dirasakan Vina kini lenyap entah ke mana hanya kelegaanlah yang kini memenuhi baik hati ataupun pikirannya.

Tak ada yang tak mengharapkan sebuah kemenangan dalam pertandingan, tentu hal itu pun dirasakan oleh Vina dan Cella. Akan tetapi bagi mereka berhasil menampilkan sebuah pertunjukan yang luar biasa dan membuat penonton mereka merasa puas dengan penampilan mereka pun sudah sangat membuat mereka senang.

Tampaknya hari itu merupakan hari keberuntungan mereka, sekali lagi mereka merasakan sebuah kegembiraan yang teramat besar ketika hasil akhir pertandingan itu diumumkan. Ya ... Sebenarnya mereka tidak hanya menampilkan sebuah pertunjukan saja namun mereka tengah mengikuti sebuah kompetisi di mana semua peserta yang mengikuti kompetisi itu jelas para seniman yang kemampuannya telah diakui. Setidaknya mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dalam musik sehingga mereka memberanikan diri untuk mengikuti ajang perlombaan musik bergengsi itu.

Nama Vina dan Cella sangat jelas terdengar ketika pembawa acara mengumumkan pemenang dari perlombaan itu. Memang mereka tidak berhasil mendapatkan peringkat pertama, namun mendapatkan peringkat kedua dalam perlombaan musik bergengsi seperti itu tentu saja membuat mereka merasakan kebahagiaan yang tak terkira.

Sejak lama mereka berdua ingin mengikuti perlombaan ini, hari ini keinginan mereka untuk pertama kalinya mengikuti perlombaan ini menjadi kenyataan. Hasil yang mereka peroleh pun mengagumkan meskipun tak sepenuhnya impian mereka telah terwujud. Siapa yang tak memiliki impian untuk menjadi juara dalam sebuah perlombaan? Tentu itu pun yang menjadi impian Vina dan Cella. Dengan menjadi juara kedua setidaknya mereka merasa sebagian impian mereka telah tercapai.

Inilah kisah Jovina Petrova dan Marcella Donovan, sebuah persahabatan yang indah dengan dipenuhi perjuangan berat yang harus mereka hadapi bersama. Hari ini mereka merasa seluruh alam mendukung mereka dan kebahagiaan tengah mereka rasakan. Namun tak ada satu pun manusia yang mampu mengetahui kehidupan mereka selanjutnya. Begitu pun dengan Vina dan Cella, mereka tak akan mengetahui bahwa sesuatu yang mengerikan harus mereka lalui. Dan kisah mereka pun di mulai.


Ini karya baru saya, maaf up nya sedikit-sedikit ya karena cerita ini benar-benar baru mulai saya ketik. semoga kalian suka dan saya selalu menunggu voment dari kalian.

The Dangerous Village [COMPLETED]Where stories live. Discover now