Jasa Pengiriman | eunhao

352 71 14
                                    

Jung Eunbi itu,

merasa aneh mempunyai teman yang namanya sama dengannya, hanya beda marga saja. Hwang Eunbi.

Walau nama mereka sama, sifat keduanya sangat berbeda. Jika Jung-Eun introvert, Hwang-Eun itu extrovert. Jika Jung-Eun lebih menyukai duduk diam di kelas menikmati pelajaran fisika, Hwang-Eun memilih bermain di lapangan olahraga bersama sahabat lelakinya. Mungkin ini yang membuat Hwang-Eun lebih terkenal di kalangan lelaki, karena dirinya sangat easy-going.

Jung Eunbi juga,

merasa dirinya sudah bagaikan mba-mba JNE.

Karena kurang lebih Eunbi itu kaya gitu, kerjanya mengantarkan hadiah-hadiah dari anak-anak cowo kepada sahabatnya, Hwang Eunbi.

Misalnya sekarang, nih.

"Halo Eunbi-rambut-pendek! Aku boleh titip ini ke Eunbi-rambut-panjang, ya?"

Eunbi-rambut-pendek mendongakkan kepalanya. Berdiri seorang lelaki tinggi—yang pasti salah satu anak basket, yang menyerahkan sebuah kotak terbalut kertas kado. "Oh, iya boleh," jawab Eunbi singkat sambil menerima kotak tersebut.

Lelaki tersebut, yang merupakan teman satu angkatannya, Kwon Soonyoung menepuk pundak Eunbi ringan dan berterima kasih, kemudian berlalu untuk bergabung dengan temannya yang lain.

Eunbi menghela nafas pendek, "Huh, orang-orang itu ga punya tangan atau gimana? Kenapa sih ga pernah ngasih sendiri," ia bergumam, kembali melangkah ke arah kelasnya karena jam istirahat makan siang akan segera berakhir.

Eunbi selalu jadi perantara, tak pernah mendapat hadiah untuk dirinya sendiri. Dirinya cantik, sangat imut malah, tetapi mungkin kacamata segi empat tebalnya menutup paras manisnya. Yah, lagipula Eunbi tidak terlalu tertarik akan hal pacaran atau sejenisnya, untuk saat ini ia hanya ingin mengejar nilai dan peringkat bagus di sekolahnya.

Eunbi berjalan tenang ke arah kelas, tangannya sibuk mempertahankan keseimbangan dua buku tebal dan kado Soonyoung, matanya sibuk melihat kedepan, takut-takut ia menabrak dan menjatuhkan barangnya.

Tetapi tiba-tiba, seseorang menghadang Eunbi. Untung saja gadis itu berhenti sebelum keduanya saling tabrak. "Eh, tolong jangan tiba-tiba muncul kaya gitu, buku saya hampir aja jatuh," Tegur Eunha sambil menatap ke lelaki yang kurang dikenalinya itu.

Ia tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya, "Ah, maaf. Aku sedikit buru-buru."

Eunbi dapat melihat sebuah kotak berukuran kecil yang dipegang lelaki tersebut di belakang tubuh tingginya, hm, pasti hadiah buat Hwang Eunbi lagi.

Lelaki tersebut nampak gugup. "Ini," Ia menyerahkan kotak dengan pita besar diatasnya. "buat Eunbi."

Kalau Eunbi niat menghitung berapa lelaki yang telah menitipkan hadiah untuk Hwang-Eun lewat dirinya, mungkin angka tersebut telah melampaui 30. Hari ini saja ia telah mengantar 3 hadiah dari fans-fans Hwang-Eun. Dengan perasaan bosan karena lagi-lagi hal tersebut terulang, Eunbi menerima kotak dari lelaki tersebut.

"Oh iya, nama aku Minghao, ngomong-ngomong." Minghao tersenyum manis, dan Eunbi hanya menatapnya bosan. "Iya, nanti saya sampaiin ke Eunbi."

Sebuah pertanyaan terbesit di pikiran Eunbi, mungkin tidak ada salahnya bertanya pada Minghao ini, yang sepertinya anak baru karena Eunbi tidak pernah melihatnya.

"Tadi tuh nama kamu Minghao kan ya?" Minghao mengangguk semangat.

"Menurut kamu, saya memangnya wajah-wajah tukang pos atau jasa pengiriman gitu ya?"

Minghao menatapnya bingung, wajahnya masih setengah tersenyum. "Maksudnya?"

"Kenapa anak cowo suka titip hadiah ke saya buat dikasih ke Hwang Eunbi? Apa saya kaya mba-mba JNE?"

Minghao semakin bingung. Gadis berambut pendek didepannya mengerutkan dahinya kesal, tapi Minghao tidak tahu apa alasannya.

"Kamu ga kaya tukang JNE, kok," Jawab Minghao dengan ragu.

Eunbi makin mengerutkan dahinya, "Terus kenapa kamu juga nitipin ini ke saya? Kan saya bukan JNE atau semacamnya."

Minghao melirik sekitar, apa ia salah nama?

"Nama kamu Eunbi, kan?" Tanya Minghao. Eunbi mengangguk, "Iya," balasnya pendek.

"Terus masalahnya apa? Aku ga ngerti," Minghao mengangkat alisnya sebelah. Sekarang Eunbi juga menatapnya bingung.

"Ini kado buat Hwang Eunbi, kan? Maksud saya, kenapa kamu ga kasih sendiri ke Eunbinya?"

"Ini buat kamu, kok! Jung Eunbi, kan?"

Eunbi makin bingung.

"Buat saya?"

"Iya buat kamu! Aku suka kam–tunggu, itu terlalu terburu-buru. Aku pengen kenalan sama kamu." Aku Minghao.

Eunbi menatap kotak berpita di tangannya. "Well thats a first," dengan pipi sedikit memerah tanpa ia sadari.

-april seventh

Aku pergi terlalu lama kah
Ini request seseorang kah

Kalian kah

Ayo tebak siapa selanjutnya maka yg menebak dengan benar akan aku berikan

tepuk tangan👏jjakjjakjjakjjak

Cosmos | svt + gfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang