Katalis

20.4K 3K 654
                                    

"Sebentar dulu!!"

Aku menahan laju langkah Kapten dengan menarik kencang lengannya.

"Ada apa luce? Hei Felix tunggu!!"
Prajurit Felix yang sudah melengos keluar pintu dipanggil kembali oleh Kapten.

"Ada anak kecil disitu!"
Bisikku dan cepat-cepat menahan kembali Kapten yang sudah mengacungkan pistol ke arah lemari dindingnya.
"Dengarkan dulu!! Dia bukan zombie, aku yang menaruhnya didalam situ!"

"Anak warga sini ya?"
Ia memasukkan pistolnya
kedalam saku dan bergerak mendekati lemarinya.

"Kapt!"
Panggilku sekali lagi.

Ia terhenti didepan lemari, matanya mengikuti jariku yang menunjuk-nunjuk ke mayat zombie wanita didekat pintu dan menatapnya selama lima detik penuh.

"Astaga!"
Akhirnya ia pun tersadar apa maksudku.
"Poor kid.." Gumamnya.

Kapten terlihat mengambil waktu beberapa detik sebelum membuka pintu lemarinya.

Tepat ketika terbuka, anak itu menangis kencang kembali.

Kapten buru-buru menutup mata anak itu, dan membawanya lari keluar ruangan dengan cepat seakan membawa bom.

"Ayo cepat!"
Perintahnya padaku agar segera menyusul dibelakangnya.

Prajurit Felix berlari paling depan dengan siaga mengacungkan riflenya.

Langkah lari kami terhenti didekat tangga menuju lab lantai dua.
"Tanganku digigit anak ini!"
Keluh Kapten sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya.

Anak itu malah tambah memberontak, mengepalkan tangannya untuk memukul wajah Kapten.
"Eh stop-stop!"
Teriak Kapten yang kewalahan.

Nina malah menjulurkan lidahnya.

Kapten Ryan menatapku tercengang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kapten Ryan menatapku tercengang.
"Anak ini-"

"Hei Kalian!!"
Panggil Perawat Evan dengan langkah gaduh turun melompati beberapa anak tangga sekaligus disusul Dokter Astrid dibelakangnya.
"Kami mendengar suara ribut dibawah-"

"Astaga kalian muncul mendadak seperti itu, hampir saja mau ku tem-"
Prajurit Felix terdiam sendiri, melirik ke Nina yang sekarang disodorkan cepat-cepat oleh Kapten kepada Evan.

"Bawa dia bersama kalian ke ruang lab!"
Kapten memberikan walkietalkie dari sakunya ke tangan Evan.
"Kepunyaan Letnan Jan, pasangannya ada di saku Lucy. Siaga terus ya dekat walkie talkienya!!"

"Kapt, sebentar!!"

Aku maju mendekati Dokter Astrid, membisikkan singkat kejadian anak itu sebelumnya kepadanya.

"..Mengerti ya Dok?"
Tekanku.

"Iya.."
Dokter melirik pada anak itu.

"Dokter melirik pada anak itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RED CITY : ISOLATIONWhere stories live. Discover now