♥ 12

5.9K 876 93
                                    

"Wu," seperti yang Lisa tebak, Eunwoo ada di mobilnya sambil mendengarkan musik. "Ayo, ngomong."

Eunwoo menoleh, menatap Lisa lurus. "Bukan aku, kamu yang harusnya ngomong."

Ya, Eunwoo benar. Mungkin Lisa yang harus memulai. Gadis itu menarik napas, matanya terarah pada dashboard mobil. "Maaf. Saat Doyeon ngomong pas kamu nembak dia, aku marah. Aku kira, aku spesial. Aku kira, aku beda. Ternyata sama ya. Ternyata memang begitu cara kamu bilang sayang, gak berubah."

Lisa berhenti. Eunwoo belum mau memotong karena tahu, masih banyak yang ingin Lisa sampaikan. "Aku marah. Marah dan kecewa karena itu. Seakan aku sama kaya Doyeon."

Eunwoo menyentuh tangan Lisa, membuat gadis itu menoleh dan keduanya bertatapan. Eunwoo menunduk, "Maaf. Aku hanya gak tahu gimana cara mengungkapkan perasaanku ke kamu. Maaf. Tapi bukan berarti kamu gak spesial. Aku dan Doyeon pacaran karena aku memang sayang sama dia, saat itu. Tapi dia yang minta putus."

Eunwoo mendongak, tahu jika kejujurannya menyakiti Lisa. "Aku pernah jatuh cinta dan mencintai orang lain sebelum kamu. Sama seperti kamu. Tapi semua berlalu dan saat ini aku sama kamu. Ya, memang caranya sama tapi saat aku bersama Doyeon, dia gak membuat aku menginginkan kamu sampai sejauh ini. Dia gak membuat aku ingin menghabiskan waktuku sampai tua. Dia gak membuat aku ingin melindungi dan bersama sampai akhir. Karena itu cuma aku rasain saat bersama kamu."

"Jangan samain diri kamu dengan Doyeon. Karena kalian berbeda. Meski Doyeon pernah ada di tempat yang sama di hatiku, saat ini cuma kamu yang ada di sana. Karena untuk saat ini sampai aku tua nanti, aku maunya cuma sama kamu. Maunya cuma sama Lalisa Manoban, bukan Kim Doyeon." Eunwoo mengeluarkan kotak beludru biru dari sakunya membuat Lisa menutup mulutnya. "Aku harusnya ngasih ini saat kita makan kemarin, tapi ada masalah ini."

Eunwoo mengeluarkan cincin perak dari sana, "Cuma kamu yang bikin aku mati-matian nabung untuk beli ini. Jadi, Lalisa Manoban mau gak bersama Lee Dong-min alias Cha Eunwoo sampai rambut kita memutih nanti?"

Lisa bahkan harus memalingkan wajahnya agar tak menangis saat itu juga. Untung Lisa mendengarkan nasihat Jaehyun dan tidak mengikuti emosinya. Lisa kembali menatap Eunwoo, "Kamu abis denger lagu Akad apa gimana?"

Eunwoo tertawa, "Anggap saja aku terinspirasi dari sana. Ini jadinya aku diterima apa enggak?"

Tawa Lisa pecah, bersamaan dengan air matanya yang mengalir. "Ya masa ada cowok yang aku sayang dan mencintai aku seperti kamu malah aku tolak? Ya aku terima dong!"

Eunwoo tersenyum, lebar. Lelaki itu perlahan memakaikan cincin di jari manis Lisa. "Sekarang gak boleh bahas soal masa lalu, soalnya kita cuma akan bahas masa depan." Eunwoo berujar, menatap Lisa dalam.

Lisa mengangguk, melihat jarinya yang terpasang cincin di sana. Eunwoo menangkup wajah Lisa, menghapus air matanya kemudian membawa Lisa dalam ciuman dalam.

Eunwoo benar soal tidak boleh membahas masa lalu, karena semakin dibahas hanya akan membuka luka lama serta mencipta luka baru. Jaehyun benar soal Eunwoo yang tak tahu cara menyatakan perasaannya. Dan Lisa bersyukur karena percaya pada kata-kata itu.

Lisa memukul dada Eunwoo, ciuman Eunwoo semakin dalam dan udara di paru-parunya semakin menipis. Eunwoo melepaskan ciuman keduanya, kemudian tertawa karena wajah Lisa memerah. "Udah sering aku cium juga, masih merah gitu mukanya."

Lisa mendelik, tajam. "Heh! Gue abis nangis, idung mampet lo cium ya abis napas gue!"

Eunwoo ketawa jadinya. Lelaki itu mulai menyalakan mesin mobil. "Hehe, abis enak."

Lisa mendesis, kenapa sih Cha Eunwok tuh?

"Ini terus mau ke mana?" Lisa bingung, soalnya 'kan Eunwoo gak bilang apa-apa.

"Ketemu orang tua lo lah. 'Kan gue mau seriusin elo." Balas Eunwoo.

Tadi aku-kamu sekarang gue-lo lagi. Lisa gak ambil pusing sih, Eunwoo juga gak peduli.

"Lulus dulu Wu, baru nikah." Lisa berujar.

Eunwoo cuma ngangguk-ngangguk aja. "Ya kalau bisa dua-duanya kenapa enggak? Semester depan juga tinggal skripsi. Aku gak mau ya nanti nyesel karena gak langsung nikahin kamu. Tenang, aku udah nabung dan usaha clothing line aku, cukup untuk menghidupi kita berdua." Tangan Eunwoo menarik tangan Lisa dan menciumnya. "Aku gak mau melepaskan kesempatan yang aku punya."

Lisa jadi terharu. Ternyata ada seseorang yang mencintai dia sampai segininya. Seseorang yang benar-benar menginginkan Lisa untuk menemaninya sampai mereka tua. Lisa kira, ia tak akan bertemu orang seperti yang akan serius dengannya. Akan tetapi, Lisa mendapatkan Eunwoo yang mencintainya dan menginginkan Lisa dalam hidupnya.

"Lagi, kalau udah nikah 'kan enak aku mau ngapain aja sama kamu ehehehe."

Tapi, tetap aja ya Eunwoo tuh! Hhh, untung Lisa sayang.

F I N

KELARRE!
YEYYY!
terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca, vote, dan memberi komentar.
-amel

Sweet Talk [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang