hanya ingin saja

310 61 4
                                    

.

"Kenapa kau membelaku?"

Nao menjawab langsung: "Hanya ingin saja." 

Ia melipat tangan di belakang kepalanya. Jun memperhatikan Nao, tahu kalau tidak akan mendapat jawaban sebenarnya dari pemuda itu. Akhirnya Jun berhenti di depan sebuah vending machine untuk membeli kopi. Dua kaleng.

Ia lemparkan satu untuk Nao.  

.

Setelah dua kaleng kopi licin tandas dan dibuang ke tong sampah, mereka pulang. 

.

.

.

.

.

.

Di studio musik langganan mereka, para anggota CORVUZ terlibat percakapan akan konfrontasi yang tadi terjadi di tengah kota. Semua kecuali Machi, yang tergeletak begitu saja di atas sofa bulukan, kedua tangannya terlipat di dada. Kecapekan, dan hal lainnya.

Pandangan Machi mengawang ke langit-langit sembari mendengarkan diskusi teman-temannya; Kuko yang biasanya dingin, terdengar agak marah. Arashi seribut badai, sesuai namanya. Rei-- seperti biasa, subjektif. 

Machi tidak ingin bergabung dalam obrolan seperti itu. Machi tidak ingin ditanya-tanya, atau dimintakan pendapat. Ia ingin sendirian-- tetapi jika langsung pulang, kemungkinan akan mencurigakan. 

Terdengar suara pesan masuk ke telepon genggam miliknya. Machi meraba-raba sakunya lalu membuka pesan itu dengan malas.

Matanya mengernyit sedikit membaca pesan itu:

From: MN

Hei, maaf yang tadi. Kau tidak apa-apa, kan?

Cohabitation Revolution [bxb flashfic]Where stories live. Discover now