5. Player

4.8K 710 32
                                    

Seperti yang telah dijadwalkan, Taehyung mendapat pelajaran matematika dari Namjoon malam ini. Kamarnya sudah penuh dengan buku-buku berisi beragam rumus yang membuat Taehyung mual.

Dia menguap lebar saat Namjoon menjelaskan pelajaran dengan panjang lebar.

"Hey, kau mendengarkanku?" ujar Namjoon.

Taehyung mengangguk dengan mata terkantuk-kantuk. Padahal biasanya ia akan keluar sampai tengah malam atau bahkan hingga pagi buta. Tapi sekarang, ini bahkan masih pukul sembilan dan dia sudah mengantuk luar biasa.

"Kau mengantuk?" Namjoon bertanya heran. "Katanya kau suka keluyuran malam, tapi jam segini saja sudah mengantuk, cih!"

Taehyung mendengus. "Aku keluar malam untuk main! Balapan dan bersenang-senang dengan temanku! Jelas saja aku bisa kuat sampai pagi!" kata pemuda itu. "Lagipula kenapa kau yang mengajarku? Mana Yoongi? Dia terlihat tidak secerewet dirimu."

"Dasar bocah. Bersenang-senang saja yang kencang, tapi belajar selambat siput. Kau mau jadi orang sukses atau tidak?" jawab Namjoon. "Dan, senior Min sedang ada urusan."

Taehyung mendesah lelah. "Aku ini anak laki-laki, tunggal. Putra dari pengusaha terkaya di Korea. Bukankah masa depanku sudah jelas?"

"Lalu kau berniat ingin terus bergantung pada kekayaan orang tua?"

"Kalau ada yang mudah kenapa harus cari jalan yang sulit?" jawab Taehyung enteng.

Namjoon menggeleng tidak percaya. "Aku yakin kau akan butuh semua pelatihan kami. Jadi suka tidak suka, kau harus jalani dengan semangat. Sekarang kerjakan soal-soal ini sekarang. Ku beri waktu lima belas menit!"

Taehyung mendelik kaget. "Kau gila? Lima belas menit? Soal sebanyak ini?"

"Jangan berlebihan, ini bahkan pelajaran anak SMA sedangkan kau sudah kuliah semester empat. Dan yang kutahu, kau itu jenius."

"Jenius pantatku!" Taehyung mengambil pena dan mulai menjawab soalnya.

"Kau dapat akselerasi saat SMP dan SMA, kan? Bahkan kau lulus di usia 17 tahun dan ku lihat nilaimu tidak jauh-jauh dari A dan A plus," kata Namjoon.

Taehyung memilih untuk tidak memperdulikan ucapan Namjoon. Dia fokus mengerjakan soal yang diberikan kepadanya. Dulu ia sangat menyukai matematika, mungkin juga sekarang masih suka. Buktinya ia bisa menyelesaikan soal-soal itu kurang dari sepuluh menit.

"Sudah selesai, aku mau tidur saja. Dilanjut besok. Ngantuk."

Pemuda itu segera beranjak dan menidurkan diri di ranjang besarnya.

Namjoon tersenyum penuh arti. Tahu? Ini soal yang biasa keluar di olimpiade internasional dan Taehyung menjawab semuanya dengan benar.

"Kau Einstein yang tertidur," lirih pria itu.

Ia pun melangkah keluar dari kamar Taehyung. Menutup pintu dengan gerakan sepelan mungkin agar tidak mengganggu tuannya.

"Sudah selesai?" tanya Hyemi yang kebetulan berada di depan pintu. Gadis itu membawa dua gelas susu dan sepiring camilan.

Namjoon mengangguk. "Sepertinya cukup untuk permulaan," katanya. "Kenapa kau di sini?"

Hyemi mengangkat nampannya. "Beberapa camilan untuk teman belajar. Kau juga sebenarnya kenapa ada di sini?"

"Senior Min ada perlu di luar. Ini u untukku?" Namjoon menunjuk satu gelas susu putih di sana. Hyemi mengangguk.

"Ambil saja,"

Namjoon tersenyum girang dan mengambil segelas susu itu. Ia melangkah pergi menuju kamarnya.

Hyemi tersenyum kecil. Ia membuka kamar Taehyung. Sayang juga jika camilannya ia bawa kembali. Siapa tahu Taehyung terbangun malam hari dan butuh minuman atau makanan kecil.

Ia melirik seonggok manusia yang tidur dengan posisi yang urakan. Ia mendesah pelan dan berjalan di kamar yang remang itu. Namjoon pasti mematikan lampu sebelum keluar.

Hyemi menaruh nampan itu di meja nakas sebelah lampu tidur yang masih menyala.

"Tidurmu mengerikan," ujar gadis itu lirih.

Ia pun menarik selimut dan menyelimuti Taehyung hingga batas dada. Pekerjaan ini juga mengharuskan dirinya untuk memperlakukan kliennya seperti keluarga.

Belum sempat ia menjauh, tangannya sudah dicekal hingga ia pun jatuh dia atas dada bidang Taehyung.

"Oh Tuhan!" pekiknya.

Ia merasakan tangan Taehyung memeluknya erat dan pria itu yang terkekeh di atas kepalanya.

"Lepaskan aku, Kim!" ujarnya tegas.

"Tidak mau, kau kecil dan empuk, enak untuk jadi guling."

"Dasar sialan! Lepaskan aku sebelum aku melakukan hal yang tidak akan kau sukai!"

Taehyung sebenarnya sedikit takut dengan ancaman itu, apalagi setelah kejadian perkakasnya yang ditendang tanpa peri kemanusiaan oleh gadis di pelukannya. Tapi persetan dengan itu semua.

Taehyung menggulingkan badannya ke samping. Ia menjepit kaki Hyemi, benar-benar serius menjadikan gadis itu sebagai gulingnya. Tinggi Hyemi yang hanya setinggi dagunya menjadikan gadis itu terlihat sangat mungil di dekapan Taehyung.

Hyemi ingin memberontak. Ia menggerakkan tubuhnya asal. Namun pelukan Taehyung sungguh erat, apalagi kakinya yang dijepit kuat di bawah sana, menjadikan niatnya untuk kembali menendang perkakas Taehyung menjadi sirna.

Ia memukul-mukul dada bidang Taehyung. Taehyung sedikit meringis, walau sebenarnya tidak sesakit itu.

"Bisa diam tidak, sih? Guling itu seharusnya diam saja," ujar Taehyung sambil mengeratkan pelukannya.

"Bangsat! Aku bukan gulingmu, sialan!"

"Ey, kata-kata kotor! Mau ku cium sekarang?" goda pria itu.

"Apa hubungannya?"

"Pernah dengar istilah satu ciuman untuk satu umpatan? Aku akan menciummu kalau kau mengumpat lagi. Gadis baik macam apa yang mengumpat?"

"Tidak peduli! Lepas!"

Hyemi menggeliat. Ia berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari Taehyung.

"Ish! Jangan begitu, nanti kau dalam bahaya, barangkali harimauku di bawah sana bangun karena gerakanmu,"

"Harimau?"

"Ereksiku. Mau?"

"Bangsat!"

Hyemi akhirnya memilih untuk memejamkan matanya juga. Jujur ada sebuah debaran aneh di dalam dadanya sekarang. Dan yang paling penting, Taehyung tidak boleh mendengarnya.

***

Kau tahu, aku adalah pemain terbaik dalam permainan cinta seperti ini. Dan kau! Bersiaplah untuk kalah.

***


Author notes :
Ingin dipeluk Tae juga :(

Terus ikuti cerita ini ya, gaes! Semoga suka, jangan sungkan tinggalkan voment-nya juga. Sayang kalian semua!

Thanks for read.

Boy Meets EvilWhere stories live. Discover now