37. Kim's Family

3.2K 426 75
                                    

Jadi sore ini, siap bertemu dengan keluarga Kim?

Kupikir kalian harus menyiapkan diri karena kita akan melihat bagaimana kerusuhan pada sore hari di rumah keluarga baru Kim Taehyung.

"Hei, hei, hei, jangan bertengkar seperti itu!" Hyemi memperingatkan dari dapur.

Si kembar sedang memperebutkan remote TV di ruang tengah sana.

"Aku mau lihat Tayo!" pekik Taerin.

"Aku mau lihat Transformers!" seru Taehyun tak kalah keras.

"Oppa! Berikan remote itu kepadaku!" Taerin mencoba meraih remote yang disembunyikan Hyun di balik badannya.

"Tidak mau! Oppa sudah menunggu lama untuk melihatnya!" Hyun menjauhkan remote itu dari jangkauan adiknya.

"Oppa menyebalkan! Kemarikan remote nya!! Ibu!! Oppa nakal!"

Hyemi menghela napas lelah. Ia menaruh satu mangkok salad buah yang sedari tadi ia buat.

"Kalian kan bisa bergantian. Atau kau bisa lihat TV di kamar Ayah," kata Hyemi mencoba melerai keributan anaknya.

"Tidak mau! TV di kamar Ayah tidak sebesar di sini! Oppa~~" Rin mulai merengek.

"Apa, sih? Sekali tidak ya tidak!" seru Hyun.

"Oppa jahat!" Rin memukul paha Taehyun.

Hyun geram. Ia pun balas menjitak kepala Rin. Taerin sontak menangis kesakitan. Walau bagaimana pun, Hyun adalah anak lelaki yang lebih kuat dari perempuan.

Hyemi jelas kaget, tidak biasanya Hyun main tangan seperti ini. "Hyun! Kenapa memukul adikmu!" seru Hyemi marah sambil menarik Rin ke dalam pelukannya. Hyemi meniup-niup jidat Rin yang sedikit memerah.

"Rin juga memukulku!" kata Hyun mencoba membela diri.

"Tapi dia adikmu! Ibu juga tidak pernah mengajarkan untuk memukul seorang perempuan!" Hyemi kesal setengah mati. Tanpa sadar, ia menaikkan suaranya saat berbicara.

Hyun merengut kesal. Wajahnya memerah dan mata tajamnya menyipit. Ia langsung berdiri dan berlari menuju kamarnya. "IBU TIDAK SAYANG PADAKU! IBU HANYA SAYANG RIN!" Anak itu berteriak sebelum menutup pintu kamarnya keras-keras.

Hyemi kembali menghela napas. Rin sudah tidak menangis lagi. Hanya masih terdengar bocah itu yang sesenggukkan di pelukannya. "Ibu, Oppa jahat."

"Kau juga jahat!" Hyemi mengusap wajah Rin yang masih berair. "Coba sekarang Ibu tanya, kenapa kau memukul Oppa-mu?"

"Oppa menyebalkan!" Rin merengut kesal.

"Walaupun begitu tetap tidak boleh memukul. Apalagi kau seorang perempuan. Kalau tadi Oppa membalas lebih keras bagaimana?"

Rin tambah merengut. Ia menunduk dalam-dalam. "Maaf, Ibu."

"Minta maaf pada Oppa-mu. Jangan pada Ibu."

"Oke."

Rin bangkit dari pangkuan Hyemi dan berjalan mendekati kamar Hyun. Tangan kecilnya mengetuk-ngetuk pintu kamar sang kakak. "Oppa, mianhae."

Namun tidak ada balasan dari Hyun.

"Oppa~~"

Hyemi mendekati putrinya yang masih berdiri di depan pintu. "Ya sudah, minta maafnya nanti saja. Sekarang Taerin makan dulu, oke? Ibu sudah membuatkan salad buah untukmu."

Wajah Rin mulai berseri. "Sungguh? Oke, ayo makan, Ibu!"

Hyemi tersenyum saat melihat Rin yang berlari menuju ruang tengah. Ia menatap sendu pintu kamar putranya. Hyun memang selalu suka menyendiri saat marah. Ia akan menemui Hyun nanti malam saat anak itu sudah tenang.

Boy Meets EvilWhere stories live. Discover now