#1 day by day

64 10 4
                                    

Kelabu.
Itu yang Anna rasakan saat ia sedang disekeliling atau sedang berinteraksi dengan Raka.
Entah apa yang ada di hatinya, semua kelabu. Tidak jelas, buram. Dia tidak tahu apa warna hatinya saat bersama Raka.

Kadang dia susah melepaskan Raka dipikirannya tetapi juga, kadang dia merasa Raka hanyalah seorang Raka Damian Dirgantara, kelas 12 ipa 1 yang lahir di bulan Maret dan salah satu temannya.


Ya temannya.

Teman baiknya.


Teman yang akan selalu bercerita apapun yang terjadi pada dirinya.

Teman yang akan selalu membantu jikalau Anna sedang susah.

Teman yang tidak pernah lupa menyapa di sekolah walau terpaut satu lantai diatasnya.

Memang, Raka memang baik. Bahkan sangat baik untuk ukuran laki laki yang sudah mendapat sp sebanyak 5 kali di kelas 12. Jika dihitung keseluruhan dari masa kelas 10, mungkin....

13 kali?


Hingga Anna tak tahu, kebaikan itu terselip sebuah maksud. Terselip sangat sempurna, hingga Anna tidak menyadarinya.

.

.

.

Senin pagi adalah alasan yang tepat bagi para pelajar untuk malas pergi ke sekolah. Pelajaran yang membosankan, upacara dengan amanat yang cukup lama ditambahi bumbu bumbu terik matahari yang membuat kulit serasa terbakar dan keringat mengucur sehingga udara terasa sangat pengap dan bumi terasa sangat sempit.

Well disitulah Anna sekarang berdiri. Hormat kepada sang merah putih dengan khidmat serentak menyanyikan lagu kebangsaan.

"Woi, masih lama ya? Jadwal upacara ampe jamber sih?" tanya Anna usai hormat

"Ditambah amanat, hmm 10 menit lagi selesai. Na, gue nyontek kimia dong. Masa pelajaran yang kemaren aja gue udah lupa anjir gue cuma inget gue duduk di kelasnya doang pelajarannya kagak"  jawab seseorang dengan paras jepang yang sedikit melekat

"Yaampun, Hana hana. Gampang deh tapi ntar gue nyontek fisika."

"Yah pamrih lu, tanya Raka aja deh kalo fis..."

"Tanya saya aja. Raka belum tentu bisa jugakan, tapi syaratnya kalian harus maju ke depan karena kalian mengobrol saat upacara" potong salah satu guru ter killer di SMA 127. Bu Fista. Guru Fisika.

Mereka kaget, iyalah siapa juga yang gakaget tibatiba aja nongol mirip tikus got.

"Seriously? Masih pagi anjir udah kena aja" batin Anna

"Elo sih pake ngajak gue ngobrol. Kena kan kita ah kampret lo" protes Hana

"Diem lo. kita ketangkep gara gara lo juga ya minta contekan kimia dasar anjing kacili" balas Anna tidak mau kalah.

"Dih? Apaan? Dasar bulldog". Anna diam saja tak membalas karena ia tahu jika diteruskan bisa bisa dia mendapat hukuman berdiri di tiang bendera hingga istirahat dan jelasnya Anna tidak mau. Well, dia tidak mau masker yang kemarin ia pakai menjadi sia sia.

.

.

.

"Parah gila, seriusan Raka masih belom putus sama pacarnya? Padahal dia selalu curhat kan ke elo tentang betapa gedegnya dia sama pacarnya? terus kenapa lanjut?" tanya Hana sambil menyeruput chatime pesanannya di kantin.

Istirahat adalah waktu yang tepat untuk Anna, Hana dan Wendy bergosip ria, melepas penat setelah 2 jam berjuang dan berkutat dengan hukum Newton  yang bahkan mereka saja belum pernah bertemu Newton. (maaf garing)


"Iye belom. Tau tuh si bocah satu, disuruh mutusin takut disuruh damai gamau, tipikal anjing kacili banget" jawab Anna

"You better stop saying that 'anjing kacili' or I will tell your Mom that you smoke shisha last night"ancam Wendy

"You better shut up or I will tell your sugar daddy that you slept with another fuckboy last night" ancam Anna balik

"YOU TWO, BETTER STOP ARGUING CAUSE I JUST WANNA TALK ABOUT RAKA WITH ALL HIS SHIT" amuk Hana

"Weh apanih sebut sebut nama gue? Kalian lagi nggibahin gue jangan jangan? Hayoo gue aduin ke Galang nih ya" entah darimana datangnya, Raka sudah berdiri didepan mereka sambil membawa sebungkus lidi pedas bersamanya. 

"Woi, Ka. Jangan sering sering makan gituan. Poison anjir" ujar Anna

"Yaampun khawatir ya? Iye iye sahabatku tercinta ini abis udah kok" sambut Raka

"Ehm, sahabat ato sahabat.. wkwkwk" Galang tibatiba menyahuti dan berdiri disamping Raka

"Apaan si lo Lang, dasar katrok" protes Anna menutupi kegugupannya.

She shouldn't feel that way right?

"Yaudah deh gue ama Galang duluan. Woi Na, ntar gue telfon lu, angkat loh kalo kaga liat aja" ucap Raka dibarengi dengan anggukan cepat dari Anna.

"Hana, lo nanti pulang sama siapa?" tanya Galang

"Gatau nih gocar kalo ga grab lah ntar gampang"

"Bareng gue aja, gue lagi bawa mobil"

"HAH? seriusan? ehmm gue sih oke oke aja" jawab Hana gugup

Galang tertawa kecil

"Iyadeh, santai. See you Han, ntar pulsek gue ke kelas lo" jawab Galang sembari berjalan meninggalkan mereka.

"Parah, ini tinggal gue nih yang jomblo" protes Wendy

"GUA JUGA JOMBLO ANJIR" timpal Anna

"Halah jomblo jomblo, paling besok udah jadian sama Raka. Bilangnya sih temen tapi suka, bilangnya sih sahabat tapi nikah."

Anna terdiam.

"Sadis bray gaya Anna sekarang pura pura kolot taunya udah jebol. Gangerti aja pada dulu Anna dekilnya udah kaya anjing buangan" lanjut Haru

"Kacili bukan?" tanya Wendy

"IYA HAHAHHAHAHAHAH" tawa Haru

"Halah gausa muna, muka muka kaya lu tuh bau bau lagu lucky im inlove with my bestfriend" 

Lagi, Anna terdiam.

"Dasar kudanil. Enyah lo berdua"

.

jauh di hatinya, "i wish" Anna berkata, jauh dilubuk hatinya sehingga dunia tak akan pernah tahu, setitik noda yang mengotori sucinya sebuah pertemanan, noda yang bisa menghancurkan keduanya hanya dalam kilasan ingatan.


***

sometimes, its hard to talk whats in your thought, too much that you couldnt decide where the hell that you must tell em first, everything just so complicated till you just  wanted to sleep, hugging a big pillow and covering yourself  with a blanket, you just afraid of getting hurt, afraid that everything dont go well, and afraid like you would lose againts someone, afraid that someone will win and take whats yours but yet, you havent realized that youre not supposed to join that match.



last edited by


syyn, 

21-4-2018, 7:58 pm

Sweet ScarTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon