Jika tak senang, jangan lakukan. Ingat saja, sesuatu yang sudah diawali dengan rasa ketidaksukaan, tak akan berjalan mulus.
☪☪☪
"Jangan gila kamu, Vel. Aku nggak mau!" teriak seorang perempuan lantang.
"Aku mohon, Mel."
"Nggak."
"Kan tunanganku juga nggak kenal kamu. Cuma dua minggu. Please ...!"
"Nggak. Ini ide paling gila yang pernah kudengar."
"Kamu cuma gantiin aku kok."
"Gantiin untuk sesuatu hal yang bukan untuk main-main, Velista. Ini pernikahan. Dan kamu gila minta aku buat gantiin kamu."
"Aku harus lakuin ini, aku nggak mau karir aku stuck di tempat, Mel. Please ...!"
"Aku nggak mau!"
"Melissa, please! Cuma aku dan kamu yang tahu." Wanita berambut pirang itu menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Tak hanya itu, matanya pun berkaca-kaca memohon pada saudara kembarnya, Melisa.
"Maaf, Vel. Ini bukan untuk main-main, aku pulang dulu."
Melisa bangkit dari kasur dan melangkah keluar rumah. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran saudara kembarnya. Ia lebih mementingkan karir daripada calon suaminya. Kalau Melissa jadi Velista, ia akan dengan senang hati menjadi ibu rumah tangga yang baik. Ia akan abdikan waktu, tenaga dan kasih sayangnya untuk suami dan anak-anak.
Melissa memang berbeda dengan Velista. Velista lebih senang bekerja sedangkan Melissa lebih suka untuk berdiam diri di rumah. Ia suka keheningan karena hanya dengan keheningan, jiwanya damai. Itulah sebabnya kenapa semua orang tak mengenal Melissa. Apalagi, Melissa yang memiliki sebuah usaha sendiri yaitu online shop. Ia mengurusnya dari rumah, bermodalkan laptop, ponsel, dan lainnya.
Bukan hanya itu, Melissa pun cenderung introvert, berbeda sekali dengan Velista yang memiliki banyak teman. Hingga kini, Melissa pun belum pernah berpacaran. Diusianya yang matang, dua puluh tujuh tahun. Ia memilih hidup sendiri. Tak ingin terus berada dalam bayang kedua orang tuanya.
Orang tua mereka pun lebih memilih Velista yang mudah berbaur daripada Melissa. Tak ayal itu membuat rasa minder Melissa bertambah. Ia sudah lelah. Ia lebih memilih menerima kenyataan, apa pun yang terjadi di hidupnya.
***
Pintu apartemen itu terbuka, menampakkan seorang wanita dengan wajah kusutnya. Dihelanya napas, ia lanjutkan langkahnya ke dapur mini apartemennya. Ia ayunkan kakinya menuju kulkas di pojokan. Dibuka lalu diambilnya air putih, dituangnya ke dalam gelas di meja samping kulkas. Ditenggaknya dengan rakus air itu, mencoba mendinginkan panas dan kusut pikirannya.
Belum selesai dengan pikirannya, dering ponsel mengganggunya. Dari Arven. Sahabat dunia mayanya. Sudah empat bulan ini ia dan Arven dekat.
"Ya, halo," sapa Melissa.
"Liss ... kamu sibuk?" ucap sebuah suara berat nan serak di ujung sana.
"Aku ...." Dihelanya napas panjang. "Gimana?"
"Bagaimana pendapatmu tentang pengantin pengganti."
"Maksudmu?" Kening Melisa berkerut bingung. Didengarnya suara helaan napas berat dari seberang. Sepertinya, Arven sedang dalam masalah besar. Batinnya.
"Tunanganku, dua minggu lagi akan pergi ke Jepang."
Melisa tercenung mendengarnya. Ia seperti mengalami dejavu. Tapi dengan orang yang berbeda.

BẠN ĐANG ĐỌC
Cinta Palsu Mendatangkan Rindu [Complete]
Truyện NgắnMelisa. Seorang wanita matang masih lajang diusianya ke dua puluh tujuh tahun. Hingga ia harus dihadapkan oleh sebuah keadaan di mana ia tak bisa memilih. Apa rencananya untuk terhindar dari ide gila yang menjebaknya di keadaan tak menyenangkan?