2. Wedding Day

286 14 2
                                    

Berhati-hatilah dengan sesuatu yang diawali dengan kepalsuan.
☪☪☪

Melisa tak tahu harus senang atau sedih. Senang karena bisa merasakan sebuah pernikahan sedangkan ia belum memiliki pasangan. Atau harus bersedih, karena ini semua hanya sandiwara. Sandiwara palsu untuk menyelamatkan nama baik orang tuanya dan saudara kembarnya. Selain itu, pernikahan ini bukan pernikahan yang ia harap-harapkan.

Kening, tangan dan punggungnya mulai lembab oleh keringat dingin. Bukan hanya itu, ritme detak jantungnya kencang menghentak. Digigitnya bibir pertanda ia gugup. Ini momen tersakral dalam hidupnya, namun momen ini bukan miliknya.

Ponselnya berdering. Sebuah pesan dari aplikasi masuk.

Velista
Tersenyum ya. Awas kalau nggak! Jangan sampai kamu merusak citraku.

Diabaikannya pesan itu, ia scroll down, terdapat sebuah pesan belum dibaca. Ia tap bagian pesan itu, seketika, sebuah percakapan terpampang di layarnya.

ARven
Nikmati saja apa yang sudah ditakdirkan Tuhan. Pasti itu akan membuatmu lebih ringan dalam melangkah.

Hati-hati jangan sampai kamu salah langkah. ^^

Seperti apa yang dikatakan temannya ---Arven, Melisa akan menikmati peran sementaranya ini. Ia berjanji tidak akan menikah lagi setelah ini. Sudah cukup ia mempermainkan sebuah ikatan suci ini. Ia tak ingin makin berdosa. Ia ingin menebus kesalahannya ini setelah semua berakhir.

Acara pernikahan berjalan lancar, bukan namanya. Melainkan nama saudaranya. Velista Andinia Kartika. Ada jarum tak kasat mata saat nama itu yang disebut. Namun ia meredam rasa itu dengan seulas senyum tulus nan ikhlas. Sulit, namun ia berusaha sekuatnya.

Hingga acara resepsi berakhir. Senyum tak lepas dari kedua mempelai. Dari luar memang tampak bahagia. Tapi, tak ada yang tahu di dalamnya, perihal tragedi pengantin ini selain keluarga mempelai. Belum selesai semua acara, Arsen Vendito, sang mempelai pria berpamitan ke luar ditemani kedua orang tuanya.

Wajah cemas langsung menerpa keluarga Melisa. Berbanding terbalik dengan Melisa yang nampak tenang tak terganggu dengan apa pun yang dilakukan Arsen.

***

"Tolong ganti nama pengantin saya, pak. Itu namanya salah," ucap seorang laki-laki ---menggunakan baju pengantin pria ditemani kedua orang tuanya--- memelas menatap seorang pria berpeci putih.

"Ganti?" tanya pak penghulu bernama Kardi menegaskan sekaligus bingung.

"Iya, pak. Kebetulan, menantu kami itu kembar. Sewaktu kemarin kami datang ke KUA, ternyata nama yang tercantum nama saudara kembarnya, sedangkan nama menantu saya itu, Melisa Andinia Kartika," jelas Pak Harto, Ayah Arsen.

"Tapi, pak. Ada satu permintaan saya. Nanti saat pernikahan, tolong nama Melisa Andinia Kartika tidak perlu diganti. Penggantian nama ini di belakang layar saja, pak. Supaya keluarga besan kami tak curiga. Keluarga besan saya salah paham," ucap Bunda Nur, Ibunda Arsen.

"Salah paham bagaimana?" tanya Pak Kardi makin bingung.

"Jadi sebenarnya itu, sewaktu kami melamar Melisa. Yang muncul Velista. Akhirnya tercipta kesalah pahaman di sini. Keluarga besan saya mengira, kami melamar Veli," terang bunda berdusta.

"Oh begitu."

"Iya, pak. Tapi yang ingin menikah anak saya dan Melisa," lanjut ayah.

"Saya ingin ijab qobul terlebih dahulu sebelum acara berlangsung, pak. Supaya tak terkesan saya menyepelekan pernikahan. Walaupun saya juga tahu saya berdosa untuk ini," kata Arsen.

Cinta Palsu Mendatangkan Rindu [Complete]Where stories live. Discover now