(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN.
[COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP •
Aziz Alvaro Fernando. Adalah bad boy di SMA PELITA. sikapnya yang dingin, datar, cuek, dan acuh itu membuat para wanita semakin menyukainya.
...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Apa kalian mencintai dia?
. . .
"Wajah kamu kenapa?" tanya mama melihat wajah Aziz sedikit babak belur. Aziz menoleh menatapnya,"Abis berantem." jawabnya jujur.
Mama menggeleng mendengarnya,"Kenapa berantem? Bukannya mama udah pernah bilang jangan berantem lagi, apa kamu lupa? Kalau papa tau, dia bisa marah sama kamu."
"Aziz gak suka kalau punya Aziz disentuh sama orang lain. Walaupun itu gak sengaja atau disengajain, Aziz tetep gak suka."
Mama tersenyum mendengar ucapannya, dia tau inti dari omongan anaknya. Siapa lagi kalau bukan Shafaa. Ternyata sifat Possesive papanya dulu sangat menurun pada anaknya.
"Aziz ke kamar dulu ya, ma." ucap Aziz menyadarkannya. Mama mengangguk.
****
Shafaa menuruni tangga dengan senandung dibibirnya. Hari ini ia bangun dari tidurnya lebih ceria dari kemarin. Dia berjalan menuju ruang makan yang dimana samua keluarganya hadir.
"Selamat pagi," seru Shafaa membuat mereka menatap Shafaa,"Hm, pagi." balas papa.
Shafaa mendekati papanya, ia duduk dihadapan papanya ini. Shafaa tompangkan wajahnya seraya menatap papa."Apa?"
Shafaa menyengir padanya,"Pa, hari ini anterin Shafaa sekolah ya." papa melipatkan korannya sambil menatap anaknya."Tumben kamu meminta papa anterin kamu sekolah. Memang kenapa bareng sama Arka."
"Nggak papa, pa. Pengen aja dianterin sama papa. Kalau sama Arka, dia itu bawa motornya ngebut-ngebut, Shafaa jadi takut. Jadi gak lagi-lagi deh." Arka mendelik kesal pada kembarannya.
"Baiklah, abiskan sarapan kamu nanti papa antarkan kamu." katanya, Shafaa mengangguk antusias. Setelahnya diapun mulai memakan sarapan itu dengan lahap.
...
"Makasih ya pa." Shafaa mencium pipi papanya, lalu turun dari mobil papanya. Setelahnya ia lambaikan tangannya karna mobil itu sudah melaju.
Shafaa membalikkan tubuhnya kebelakang, tapi ia dikejutkan dengan kehadiran Azka. Shafaa mundur selangkah karna terkejut. Azka tersenyum lebar sedangkan Shafaa memutar kedua bola matanya.
