19. Meyakinkannya

10.4K 407 114
                                    

Part 19
⚠️🔞

"Alvin Pov"

Dia menatapku, dengan mata yang terus meneteskan air mata. "Apalagi?, bukannya itu keinginanmu.", tanyanya bingung dan aku menatapnya dalam. "Aku akan turun, asalkan kamu mau menerimaku menjadi kekasihmu.", jawabku pasti dan dia terlihat berpikir sebentar, kemudian mengangguk pelan mengiyakan. "Kamu serius?", tanyaku memastikan dan kembali dia mengangguk, meyakinkanku.

Aku tahu dia hanya terpaksa menerima cintaku, karna takut akan ancamanku, tapi aku akan berusaha meyakinkannya dan membuatnya dapat mencintaiku dengan tulus, suatu hari nanti. Aku pun segera turun dan langsung memeluknya erat. "Terima kasih.", ucapku tulus dan dia mengangguk pelan.

Saat kami berjalan kembali masuk kedalam kamar. Aku mendengarnya meringis kesakitan dan aku menatapnya bingung. "Kamu kenapa?", tanyaku bingung dan dia menunjuk kebagian belakangnya. "Sakit.", jawabnya pelan dan aku secara langsung, reflek menaikan selimut yang dia pakai ditubuhnya, untuk melihat bagian belakangnya yang sakit itu. Saat aku mencoba membuka bagian belakangnya, agar aku bisa melihat kedalam. Aku mendapati sedikit bercak darah, disekitar duburnya. Aku menyentuh bagian itu, yang membuatnya meringis kembali. Jika dulu aku mungkin akan jijik melihat bagian belakangnya, apalagi sampai menyentuhnya tapi beda dengan sekarang, karna semua yang ada pada dirinya aku menyukainya. 'Apa ini yang dinamakan cinta tulus, yang bisa menerima pasangan kita apa adanya tanpa pandang bulu.', batinku.

"Apa yang kamu lakukan?.", tanyanya marah atas tindakanku, namun aku tidak memperdulikannya dan langsung membuka resleting celanaku untuk mengeluarkan barangku, karna aku penasaran akan darah itu.

"Kamu lihat ini?", tanyaku menunjuk kekepala barangku dan dia mengangguk pelan. "Liat bercak merah ini.", tanyaku kembali dan kembali dia mengangguk. "Ini berkas darah keperjakaanmu.", ucapku bangga, karna tidak menyangka dia masih perjaka dan dia menggeleng pelan. "Aku sudah tidak perjaka, vin.", ucapnya pelan dan aku menatapnya bingung. "Terus ini darah apa?", tanyaku menunjuk, kearah kepala barangku dan dia menatapku tajam. "Ini akibat dari permainanmu yang sangat kasar. Sehingga membuat bagian belakangku terluka.", jelasnya, yang membuatku menatapnya dengan penuh rasa bersalah. "Maafkan aku.", ucapku pelan dan dia mengangguk pelan. "Iya-iya, aku sudah memaafkanmu, karna takut kamu akan berencana kembali ingin bunuh diri dan sebaiknya sekarang kamu segera masukin kembali barangmu itu kedalam celanamu, karna bisa kupastikan sebentar lagi pasti akan membesar kembali.", sindirnya dan aku cengengesan, sembali mengangguk nurut. Kemudian aku segera memasukan kembali barangku itu, kedalam celanaku.

Setelah itu, tanpa aba-aba aku segera menggendongnya ala pengantin baru. "Kamu mau mandi dulu atau mau langsung istirahat?", tanyaku dengan mempererat gendonganku, karna dia terus meronta ingin turun.

"Aku mau mandi, tapi aku bisa jalan sendiri.", jawabnya tajam dan aku menggeleng pelan. "Biar aku saja yang antar.", tawarku dan dia menggeleng cepat, namun aku tidak memperdulikan penolakannya dan langsung menggendongnya, kekamar mandi.

Sesampainya dikamar mandi, aku langsung melepaskan selimut yang melilit ditubuhnya dengan posisi dia tetap berada digendonganku. "Aku bisa mandi sendiri!.", tolaknya dan aku menggeleng pelan. "Biar aku saja, karna aku kan yang menyebabkan kamu jadi seperti ini. Lagian kamu kan sudah menjadi kekasihku, jadi tidak apa-apa kan kita mandi berdua.", jelasku dan dia mengangguk, menurutiku meski kelihatan sekali dia terpaksa melakukannya, namun aku tidak memperdulikannya. "Iya tuan pemaksa.", jawabnya kesal dan aku tersenyum senang.

Setelah selimutnya terlepas dari tubuhnya, aku tetap membiarkan tubuhnya berada diatas pangkuanku. "Kenapa kamu tidak membiarkanku duduk diatas closet?", tanyanya bingung dan aku menatapnya dalam. "Jika aku membiarkanmu duduk disitu, maka kamu akan merasakan sakit kembali. Jadinya aku akan memandikanmu dengan posisi seperti ini.", jelasku perhatian dan dia menatapku tersenyum. Aku akan berusaha memberikan perhatian, yang tidak pernah dia terima selama ini dariku dan aku akan berusaha meyakinkannya akan cintaku.

My New Life StoryWhere stories live. Discover now