Chapter 02 - My Hands Are Slippery

4.6K 227 65
                                    

Maddie tidak sekelas dengan Shone di dua mata pelajaran, tetapi bukan berarti dia akan sendirian karena faktanya, sekarang ia sedang bersama seorang gadis berambut pirang, Alma. Mereka bersiap-siap membereskan serta menyimpan hal-hal kecil di dalam tas, padahal kelas Mrs. Willson belum selesai dan masih ada waktu sekitar enam menit untuk berada di dalam ruang membosankan itu.

Maddie menguap dan Alma menyikut lengan gadis itu.

"Aku tidak bisa menahan rasa penasaranku sampai jam makan siang, Maddie. Kuakui, kau adalah satu-satunya gadis paling berani di Santonius High School." Alma menyelipkan sejumput rambut di balik telinga demi memudahkan akses untuk melihat Maddie yang duduk di sampingnya.

Suara Alma terdengar berbisik, tetapi Maddie bisa mendengar dengan sangat jelas, sehingga tanpa rasa khawatir jikalau mendapat teguran dari Mrs. Willson, Maddie memalingkan wajah sembari mencondongkan kepalanya.

"Terima kasih pujiannya. Lelaki gendut itu mengamatimu." Maddie melirik hati-hati ke sudut ruangan meja paling belakang.

Alma memutar mata. "Informan. Dia selalu seperti itu, jadi ... kuberitahu beberapa hal ...." Nada suara Alma semakin memelan dan Maddie, mengabaikan kelas Mrs. Willson senantiasa mendengarkan ocehan Alma.

Dari sudut mana pun mereka sudah seperti sedang membicarakan kode rahasia peluncuran nuklir, karena saling berbisik dan tidak jarang hal tersebut mengundang rasa penasaran anak-anak kepo—salah satunya adalah pemuda gendut di sudut ruangan yang barusan Maddie jadikan bahan obrolan.

"Jika kau melihat atau mendengar kejadian di loker, maka aku tidak sehebat yang kaupikir. Well, aku hanya menyelamatkan teman lamaku yang diperlakukan semena-mena oleh si rambut perak itu," kata Maddie santai, tanpa memedulikan bahwa yang sedang dia bicarakan kini juga berada di dalam kelas serupa.

Aaron tidak akan mendengar pembicaraan mereka, pasalnya sekarang dia sedang tertidur pulas di balik buku biologi.

"Si rambut perak itu namanya Aaron, Maddie. Dan kau bilang, Shone adalah teman lamamu? Wow, sepertinya akan ada reuni di jam makan siang nanti."

"Kau juga akan makan bersama kami." Maddie mengepalkan tangan ke arah Alma sebagai bentuk toast kemudian disambut gadis itu, bersamaan dengan bunyi bel makan siang.

Tentu saja Alma terlihat semringah karena sekarang dia tidak akan makan siang sendirian lagi lalu menjadi objek bully-an Aaron dan teman-temannya. Setiap mengingat hal itu, Alma merasa tidak ingin melanjutkan sekolah, tetapi jika hal itu dia lakukan, maka label pengecut akan melekat selamanya karena tak mampu bertahan. Lagi pula, sekarang sudah ada Maddie.

Di awal pertemuan mereka—jam pertama—Maddie memasuki kelas dengan tingkah yang menurut Alma sedikit ceroboh, tidak hanya terlambat, tetapi gadis itu juga terjatuh akibat terinjak tali sepatunya sendiri. Akan tetapi, saat murid-murid menertawakannya—termasuk Aaron—Maddie malah mengatakan dirinya 'idiot' tanpa rasa malu atau pun khawatir jika hal konyol itu akan tersebar di media sosial.

Maddie ternyata tidak memerhatikan pandangan orang sekitar dan cenderung sangat menikmati hidup. Alma merasa beruntung karena Maddie menyapanya lalu secara terang-terangan di kelas Mrs. Willson mengajak Alma untuk berteman, padahal gadis itu telah mendengar masalah Alma.

"Kau gadis yang baik. Shone beruntung memiliki teman seperti itu karena ...."

"Aku tahu, kau juga mengalami hal serupa, 'kan? Aku tidak tahu alasannya, tetapi perlakuan Aaron dan teman-temannya di kelas pertama terhadapmu, telah membuatku murka. Bahkan jika tidak berada di kelas, dia akan mendapatkan stempel sneakers-ku lagi." Maddie menggandeng tangan Alma untuk segera meninggalkan kelas dan mencari Shone untuk makan siang bersama, sedangkan Alma memilih pasrah atas perlakuan Maddie yang sebenarnya membuat gadis itu canggung.

The Name Of The Bad Boy's AaronDonde viven las historias. Descúbrelo ahora