Step 5

95 7 3
                                    



Kubuka lembaran selanjutnya karena sekarang aku berada diperpustakaan tengah membaca buku pelajaran dengan posisi berdiri dan bersandarkan dinding, namun perhatianku teralihkan ketika ada sebungkus multivitamin berada didepanku dan aku hanya tersenyum ketika jinyoung ada didepanku.

"Jinyoung." ucapku, diapun menarik tanganku dan meletakan vitamin itu ditanganku.

"Minumlah, kau harus tetap sehat agar bisa membawaku kerumahmu jika aku mabuk." ucapnya, akupun tersenyum dan meminumnya.

"Terimakasih, dan terimakasih juga atas obatnya kemarin."

"Aku selalu membawakanmu obat, aku ini obatmu." ucapnya, akupun mengangguk.

"Hem, kau membantuku." ucapku, diapun merebut bukuku dan membacanya.

"Kenapa terus membacanya jika kau sudah paham?" ucapnya dengan membolak-balikan bukuku.

"Aku juga mudah lupa dalam suatu hal, jadi untuk terus mengingatnya maka aku harus terus melihatnya agar aku tak bisa mudah lupa."

"Kau mudah lupa?" tanyanya, akupun mengangguk dan menarik buku ditangannya.

"Ini cukup untuk membuatku paham, anggap saja ini akarnya maka diotakku akan ada cabang-cabangnya." ucapku tersenyum, diapun mengangguk.

"Kau baik-baik saja? kau kemarin tiba-tiba saja pingsan." ucapnya, akupun memegang pundakku dan tersenyum.

"Sudah membaik, terimakasih sudah memperhatikanku."

"Akan ada baiknya kau memeriksakannya."

"Saengnim mengatakan ini akan sembuh jika aku terus memperhatikannya, kurasa ini tak apa-apa." ucapku, diapun mengangguk dan memandangku dalam.

"Ada apa?" tanyaku heran, namun dia menggeleng.

"Aku suka memandangmu."

"Tidakkah pernyataanmu barusan itu sangat menyeramkan?"

"Apa aku semenyeramkan itu?"

"Jika kau berbuat onar, jawabannya iya." ucapku, diapun terkekeh.

"Aku akan berusaha jinak."

"Itu kabar baik."

"Jika kau mau berkencan denganku."

"Apa?" ucapku kaget, diapun memandangku.

"Bagaimana? Malam ini jam 7 aku akan tunggu ditaman dekat tempatmu bekerja."

"Tapi aku..." ucapku terhenti ketika dia pergi dan melambaikan tangannya padaku, akupun menghela nafas.

"Tipe pemaksa." ucapku heran dan kembali membaca bukuku dan meminum vitaminnya perlahan.

.

.

.

"Huft..." lenguhku ketika aku berada dijalan, hari ini adalah hari libur untuk para pekerja cafe karena sanjangnim pergi ke busan sampai besok. Akupun menggoyangkan tanganku yang membawa kantung plastik dan membenarkan untaian rambutku dan mengeratkan jaket yang aku pakai.

"Padahal akan masuk panas, tapi udara malam hari ini dingin." gumamku pelan, akupun duduk dihalte bus dan memainkan ponselku.

"Aku ingin pergi, tapi aku harus pergi kemana?" ucapku heran dengan terus mencari tempat tujuan, namun gerakanku terhenti ketika ada sebuah mobil yang berhenti didepanku dan dia menurunkan jendela mobilnya.

"Guanlin?"

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya, akupun berdiri.

"Kau bawa mobil? Bagaimana bisa?" tanyaku heran.

For Life / Panwinkحيث تعيش القصص. اكتشف الآن