CBCG 23

1.7K 112 3
                                    


🔰🔰🔰


"Iya, si anak kelas X. IPS 5, cantik abis anjir. Ya walaupun rada lemot lah ya gapapa." Irfan berseru semangat menceritakan adik kelas sepuluh yang ia temui kemarin. Cantik memang, wajahnya kurang lebih mirip dengan salah satu artis muda Indonesia, sayangnya otaknya sedikit lemot untuk mencerna kata-kata orang lain.

"Sok so kan ngatain orang lu. Diri sendiri aja lemot, masih ngatain orang juga" Delon menggelapkan kepala Irfan.
"Kurang ngaca sih lo Fan. Banyakin ngaca di rumah biar ga ngatain orang mulu" Eren ikut menimpali.

Mereka bertiga sedang bersantai-santai di gazebo dekat kelas. Ada Aksa juga di sana sedang sibuk dengan ponselnya.

"Dih anjir. Gue juga  ga lemot-lemot amat kok"


'Prang'

Ketiga orang itu berjengit kaget ketika bunyi benda terbanting keras ke lantai. Sontak mereka semua memusatkan perhatian pada Aksa.
Wajah laki-laki itu terlihat menegang.

"Lo pada liat Ghaby nggak?" tanyanya cepat.

Tak ada yang merespon, membuatnya menggeram kesal.
"Lo pada tuli apa gimana. LIAT GHABY GAK?" Aksa kalut hingga tak sadar ia sudah berteriak. Mengundang tatapan-tatapan heran siswa-siswa yang berlalu lalang di sekitar gazebo.

Eren berdiri, begitu juga Delon dan Irfan.

"Lo kenapa sih? Kenapa tegang begitu?" Delon menatap aneh Aksa.
"Ghaby dimana?" Tanya Aksa
"Tenang dulu Sa. Lo kenapa?" Eren bertanya tenang pada Aksa, meskipun ia sebenarnya sedikit khawatir, tetapi ia tidak boleh ikut-ikutan.

Aksa tidak menjawab, laki-laki itu malah berlari. Menyusuri koridor sambil mengamati sekitar, mencari seseorang yang ia cari, seseorang yang membuatnya khawatir seperti sekarang ini.

Tidak menemukan yang ia cari di koridor dan di kelas, laki-laki itu bergegas berlari ke roftoop sekolah.

Nafasnya terengah-engah ketika kakinya berpijak tepat di lantai roftoop. Matanya mengedar ke seluruh arah dan seketika memaku pada bangku kayu yang ada di ujung roftoop.
Disana ada seseorang yang duduk. Aksa yakin itu Ghaby. Dengan cepat Aksa berlari ke arah Ghaby. Tepat di hadapan Ghaby, laki-laki itu langsung memeluk Ghaby.
Nafasnya masih terengah-engah.

Ghaby diam, tidak berontak atau pun membalas pelukan hangat itu. Pandangnya seolah kosong, seperti tidak ada kehidupan sekarang ini, seolah jiwanya melanglang buana entah kemana, seperti tidak berada di dalam tubuhnya.

"Lo gapapa?" Tanya Aksa khawatir.
"Ghaby lo gapapa kan?"

Ghaby masih diam. Keberadaan Aksa seolah tak di sadarinya.
Aksa melepas pelukannya, menangkup wajah kosong itu.
"Jawab gue, lo gapapa kan?"
Aksa menyelami mata indah itu, melihat kesedihan di sana, keresahan, kemarahan, semua bercampur.

"Jangan diem aja kaya gini. Ngomong, jangan jadi kaya orang bisu. Lo ga tau gimana khawatirnya gue" Aksa menggeram tertahan ketika Ghaby tak kunjung membuka suara atau menatap kearahnya.

Aksa berbalik ingin pergi dari sana karena tak tahan dengan gadis itu yang masih belum bergeming.
Langkah ketiga kakinya, pergerakannya tertahan.

"Sa.." lirih gadis itu.

Aksa berbalik.
"Gue takut" gadis itu mulai terisak, membuat Aksa semakin kalut.
"Peluk gue kalo lo mau" ujar Aksa.

Ghaby menatap sayu Aksa, sedetik kemudian gadis itu menerjang Aksa dengan memeluknya erat. Menumpahkan segala kesedihannya di dada bidang cowok itu.

Nyaman dan tenang. Setidaknya itu yang ia dapat sekarang. Yang ia butuhkan sekarang memang hanya tempat sandaran, dan orang yang tepat adalah Aksa.

"Nangis aja kalo itu bisa buat lo tenang. Nangis, ga usah malu"

Ghaby makin terisak kala Aksa berkata begitu. Ia makin mengeratkan pelukannya, seakan takut kalau Aksa akan pergi.
Aksa mengelus-elus lembut rambut gadis itu, memberikan sensasi nyaman sama pada Ghaby.

🔰🔰🔰

Ghaby memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Matanya menatap ruangan dengan tajam. Menemukan yang di cari, cewek itu melangkahkan kakinya dengan cepat.

Tangannya menarik objek yang ia cari. Dan..

Plak

"MAKSUD LO NYEBARIN ITU APA SETAN?"
Ghaby merasakan tangannya nyeri karna tamparannya barusan mengenai pipi Ghania dengan keras.
Nafasnya memburu tidak teratur, matanya memerah menatap tajam Ghania.

"LO YANG APA-APAAN?" tangan Ghania memegang pipinya yang terkena tamparan keras dari Ghaby.

Ghaby membuka ponselnya. Mengotak-atiknya sebentar lalu melemparkannya pada Ghania.
"Masih pura-pura nggak tau? Iya?" Ghaby benar-benar menghardik Ghania.
"Muna banget tau nggak cara lo dengan nyebarin hal kegituan. Mau ngejatuhin gue silahkan, asal jangan pakai cara sampah kaya gitu."
Gigi-gigi Ghaby bergelemetuk menahan geraman.

Ghania tertawa sinis.
"Kenyataanya gitu kan. Yang gue sebarin itu emang bener kan. Bokap lo kan emang meninggalnya karena sakit-sakitan."
"Dasarnya juga emang pesakitan sih"

Emosi Ghaby makin tersulut. Tangannya bersiap ingin menampar Ghania lagi.
Namun, sebelum tangannya mengenai wajah cewek di depannya, sebuah teriakan wanita paruh baya menahan pergerakannya.

"GHABYANDRA"

A/N: Wah wah gimana tuh jadinya😂.
Lanjut gak?
Pendek ya? Sengaja biar makin banyak yang baca sama vote 😂

Jangan lupa follow instagramku ya
Febri_ant18

Feb:*
 

Cewek Belagu VS Cowok Gesrek Where stories live. Discover now