Bagian 29

3K 164 2
                                    

Guten abend.. Hhehe
Ok, selamat membaca guys..

***

Callista merenung memikirkan apa yang dikatakan Peter beberapa minggu lalu. "Anak ku, benarkah ia ada di disini?", gumamnya lirih.

"Sedang apa anakku sekarang? Apakah dia baik-baik saja? Oh, Moongoddes aku benar-benar sangat merindukannya. Aku bahkan tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang? Andai jika aku bisa bertemu dengannya.. Tidak, rantai sihir ini bahkan tidak bisa dilepaskan dengan mudah. Oh, lagi-lagi aku berandai ingin memeluknya erat. Adakah cara agar aku bisa keluar dari sini?", Cally terlihat berpikir keras karena bagaimana pun ia harus segera keluar dari sini. Demi anaknya. Ya, hanya demi Queena buah hatinya.

Cally memperhatikan sekelilingnya, tempat itu sungguh sangat kotor bahkan disana terdapat tulang-tulang yang entah sudah berapa orang yang mati disini sebelum ia masuk beberapa puluh tahun yang lalu. Tidak bisakah Dewi fortuna berpihak padanya kali ini, Ia hanya ingin keluar dari tempat itu tetapi tanpa kekuatan yang ia miliki, ia hanya bisa diam karena sisa dari kekuatannya memang sudah terkuras habis melawan sihir yang ada pada rantai itu. Benar, sihir di rantai itu begitu kuat hingga mampu menyerap sisa kekuatan Cally sendiri.

Awalnya Cally menyerah namun setelah sekian lama akhirnya harapan untuk keluar dari sinipun membara kembali bersama tekadnya yang mencari cara untuk melakukan sesuatu yang membantu.

🐾🐾🐾

"Apa itu?" Tyrent pun berhenti berusaha mengalihkan perhatiannya dari para prajurit dihadapannya.

"Apa kau melihat cahaya disana?", tanya Tyrent pada prajurit didepannya tanpa berniat memalingkan wajahnya dari sana. Prajurit itu menggelengkan kepalanya seraya mengeryit aneh.

Sudah jelas, hanya orang-orang yang berhati kristal lah yang dapat melihat cahaya itu karena tentu saja cahaya itu adalah cahaya khusus yang sengaja dibuat untuk menarik sesuatu yang bisa membantu si pemilik cahaya tersebut.

'Indah sekali', pikirnya.

Sehingga tanpa sadar ia pun mulai melangkah mendekati tempat yang mengeluarkan cahaya bagai aurora itu. Tyrent sendiri sebenarnya ia telah terhipnotis oleh keindahan cahaya itu.

Tyrent tidak sadar bahwa kini dirinya telah ada diruangan bawah tanah namun ia sendiri merasa asing dengan tempat ini.

"Tempat apa ini?", bingungnya. Namun kebingungannya itu segera ia tepis dan melanjutkan untuk mendekati tempat misterius tersebut. Ia merasa penasaran.

Akhirnya ia pun berhenti didepan sebuah pintu tua namun masih kokoh. Ia membuka pintu itu perlahan dan matanya melebar melihat seorang wanita yang kini tengah menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.

'Akhirnya ada juga orang seperti itu disini', Cally membatin.

'Lihat.. Dia bahkan bisa melihat kekuatan cahayaku dan bisa masuk ke ruangan ini tanpa terluka sedikitpun'.

'aku beruntung karena kali ini Dewi fortuna ternyata sedang memihak ku. Mungkinkah hari ini aku akan keluar dari tempat terkutuk ini?'.

Kalian tahu, sebenarnya ruangan itu adalah ruangan yang tersembunyi yang bahkan tak kasat mata. Ya, lagi-lagi sihirlah yang membuatnya seperti itu. Tetapi dengan mudahnya Tyrent malah masuk bagaikan melewati pintu biasa tanpa ada sihir sedikitpun.

Apakah benar pria itu memiliki hati bagai kristal? Padahal ia sendiri memiliki kekuatan dasar dari kekuatan sihir hitam. Siapa yang tahu?

"Si-siapa kau?".

"Tolong, bantu aku untuk keluar dari sini.. Aku mohon, son".

"hah?".

"Kenapa aku harus membantumu keluar dari sini!", balas Tyrent yang kemudian berbalik hendak pergi dari sana.

Alpha's mateWhere stories live. Discover now