BAB 1

2 0 0
                                    

14 Juli 2001

I know you were trouble

when I see your smile

No, scratch that

I know I'm in trouble

When I see your smile


Senin pagi dan tahun ajaran baru akan di mulai hari ini. Tahun ini Lala naik ke kelas 2 SMA. Bukan lagi angkatan termuda di sekolah. Kelas dua selalu menyenangkan, bukan pendatang baru seperti kelas satu dan belum harus pusing memikirkan ujian nasional serta ingin kuliah jurusan apa seperti kelas tiga. Saat saat terbaik menikmati masa SMA ada di kelas dua. Siapa tahu mungkin cinta juga akan bersemi di tahun keduanya di Sekolah. Lala tersenyum sendiri memikirkannya. Mengayuh sepedanya lebih cepat, Lala sampai di gerbang sekolah jam setengah tujuh tepat. Lala sengaja datang pagi pagi, Ia ingin tahu akan masuk kelas apa sekarang. Masihkah sekelas dengan teman temannya di kelas satu. Atau akankan berpisah. Itu tidak terlalu menyenangkan bila harus berpisah dengan teman teman lamanya. Meski bukan anak yang pendiam, memulai pertemanan baru sedikit menakutkan untuknya. Apalagi di kelas dua biasanya orang orang sudah punya teman akrab sendiri dari kelas 1. Sedikit susah jika ingin bergabung dengan kelompok teman yang sudah ada duluan. Sungguh bukan keahliannya.

Setelah memarkir sepedanya Lala bergegas menuju papan pengumuman dimana daftar kelas ditempel. Beberapa anak sudah bergerombol di depan papan pengumuman. Belum ada teman kelas satunya disana. Ia segera melihat dan membaca satu persatu. Kelas dua terbagi 10 kelas seperti kelas 1 dulu, mulai 2.1 hingga 2.10. Tahun kemarin Lala masuk kelas 1.10, letaknya di ujung barat paling belakang. Membaca pelan pelan, Lala melihat teman akrabnya Alfi dan Nia masuk di kelas 2.4 tapi tak ada namanya di situ. Lala menghela napas berat, ini berarti ia terpisah dari teman temannya. Lokasi kelasnya pun akan berjauhan sebab kelas 2.1 sampai dengan 2.4 ada di ujung timur, sedang sisanya ada di bagian tengah sekolah. Dengan istirahat yang hanya sekali selama 30 menit, akan sedikit susah untuk bertemu mereka.

Lala kembali melanjutkan membaca pengumuman pembagian kelas. Dia baru menemukan namanya di urutan kelas paling akhir. Ya, Lala masih bertahan di kelas 2.10. Ia lihat hanya 2 orang dari kelas 1.10 bersamanya. Dua duanya laki laki dan dua duanya tidak terlalu akrab dengannya. Sempurna sekali pikirnya. Sungguh awal yang tidak menyenangkan untuknya. Ini berarti dia harus mencari teman sebangku yang baru. Lebih buruk lagi dia tidak mengenal 1 anak perempuan dari dalam daftar. Teman SMP nya pun juga tak ada disana. Ya Tuhan, ini benar benar buruk pikirnya. Ia membaca daftar nama teman barunya sekali lagi, berharap setidaknya dia punya bayangan seperti apa mereka. Hasilnya masih sama, dia tak mengenal satupun. Lala memang bukan anak yang mudah berteman dengan banyak orang, juga tidak ikut kegiatan ekstrakurikuler. Lingkungan pertemanannya sungguh terbatas. Baginya dua atau tiga teman akrab sudah cukup.

Ketika sekali lagi membaca daftar nama siswa kelas 2.10, matanya terpaut pada 1 nama. Biyan Kharisma. Lala berpikir sebentar, kenapa nama alfabet B ada di urutan bawah. Seharusnya dia ada di absen atas. Lala hanya mengendikkan bahunya, entahlah pikirnya. Pikirannya lebih sibuk dengan pertanyaan dengan siapa akan duduk tahun ini. Apakah bisa menemukan teman akrab. Dimana kelasnya, apa masih dibelakang. Posisi kelas selalu berganti tiap tahun kecuali kelas 2.1 sampai 2.4. Lala sibuk melihat denah kelas yang baru. Ah 2.10 justru berada di ujung paling depan sekarang. Dekat dengan lapangan upacara dan gerbang sekolah. Saat ia tengah sibuk melihat denah Lala tak sadar kalau temannya, Alfi dan Nia sudah ikut bergabung melihat daftar kelas juga.

"Oey La...ngelamun aja, sekelas enggak kita tahun ini?" Nia menepuk bahu Lala.

"Eh, Nia...kaget. Aduuuh sedih enggak sekelas lagi sama kalian. Aku kepisah sendirian. Kalian yang masih sekelas bersama " sahut Lala, tak bisa menutupi rasa kecewanya harus sendirian di kelas baru.

Biyan Lala : Keeping My Love Behind My SmileNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ