chapt 31

20.2K 2.1K 708
                                    

"Karena aku ingin merasakan jadi dirimu, agar aku mengerti alasan kenapa kini kamu membenciku"

*******

Ollaaaaa 🤗🤗
Miss me?  Iya dong pastinya 😳

Komentar kalian di part sebelumnya membuat Riri terharu :''')
Banyak yang dukung Raiki, tapi aku tetep dalam kubu #TeamRaikiSelaluMenderita😎

Terima kasih untuk cinta kalian pada cerita ini, love you all ❤❤❤

Happy Reading 😘😘😘 dan Selamat Jatuh Cinta ❤

******

Plak!!

Sebuah tamparan keras mengenai tepat ke pipi kiri Raiki. Begitu kerasnya hingga meninggalkan bekas kemerahan dari jari-jari pemiliknya.

Raiki membulatkan matanya, dia terkejut dengan reaksi Elina. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun, karena ini memang salahnya. Sudah dengan lancang memeluk Elina. Tanpa izin terlebih dahulu.

"Jika? Kau mengatakan mencintaiku tapi masih ada kata 'jika'. Bukankah itu artinya kau masih tidak yakin dengan apa yang baru kau ucapkan! Jangan berkata begitu mudahnya tentang cinta jika kau saja tidak yakin pada dirimu sendiri!! Apa kau berniat untuk mempermainkan aku lagi?" ucap Elina penuh dengan pandangan emosi.

Wajahnya terlihat begitu kesal, dia merasa seperti tengah di permainkan oleh Raiki. Apa yang di ucapkan Raiki tadi memang begitu mengejutkan baginya, tapi Elina tidak bisa merasakannya. Merasakan sebuah ketulusan dari ucapan yang keluar dari bibir Raiki.

"Aku hanya ingin mengatakan apa yang ada di dalam pikiranku"

"Tanpa memikirkan bagaimana perasaanku? Kau tahu, aku memang selalu menunggu saat dimana kau mengatakan jika kau juga jatuh cinta padaku! Tapi tidak dengan cara seperti ini! Kau justru malah terlihat mengasihani diriku. Aku sudah berjuang selama lima belas tahun! Lima belas tahun! Tapi kau tidak pernah menganggapku selama ini. Lalu sekarang dengan mudahnya kau mengatakan jika kau jatuh cinta padaku! Apa itu tidak terlihat aneh?!" ucap Elina penuh Emosi.

Wajah Elina terlihat begitu marah, jelas saja itu terjadi. Siapa yang tidak akan marah jika dikasihani oleh orang yang dicintai. Apalagi orang itu adalah satu-satunya yang selalu ada di hati selama lima belas tahun.

Raiki terdiam di tempatnya, apa yang barusan Elina ucapkan membuat Raiki tidak bisa lagi membalas. Seakan Elina sengaja mematikan pembicaraan, sehingga Raiki tidak memiliki alasan untuk menjawab.

"Berhenti, aku mohon hentikan. Jangan memberiku harapan walau itu hanya kemungkinan kecil. Bukankah ini yang kau mau sejak dulu? Aku pergi dari kehidupan mu? Tidak menampakan wajah di hadapanmu. Tapi kenapa saat aku sudah melakukannya kau malah bersikap seperti tidak rela."

"Apa kau pikir dengan mengatakan jika kau mulai mencintaiku maka keadaan akan berubah? Tidak. Kau malah semakin membuatku yakin untuk pergi dari kehidupanmu. Karena kini aku semakin sadar kau memang terlalu mustahil untuk di dapatkan, dari dulu hingga sekarang," Elina berhenti sejenak, lalu dia menatap lurus ke mata Raiki. "Kau adalah 'ilusi' dalam hidupku. Sebuah ilusi yang akan hilang dalam sekejap. Pergi! Jangan menampakan wajahmu di depan mataku lagi."

CAN'T STOP [COMPLETE]Where stories live. Discover now