15.

23.1K 2.7K 109
                                    

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto.

Pair : SasuNaru.

Happy Reading!!

***

Uzumaki Karin. Satu dari sekian banyak orang yang mungkin Sasuke anggap sebagai salah satu sahabatnya. Dulu mereka juga punya kisah tersendiri, Karin seperti halnya gadis biasa lainnya yang akan langsung jatuh pada pesona Uchiha.

Fakta lainnya, Karin adalah sepupu dari Uzumaki Naruko. Saat mengetahui bahwa pujaan hatinya telah menetapkan pilihannya kepada sang sepupu, Karin mencoba untuk mengikhlaskan.

Ia memilih tinggal di luar negeri untuk melanjutkan sekolah kedokterannya. Tapi beberapa tahun kemudian kabar mengejutkan datang dari Sasuke. Pria itu hanya mengatakan secara singkat bahwa isterinya telah meninggal.

Akhirnya untuk menebus rasa bersalah karena tidak ada di saat-saat terakhir, Karin memutuskan untuk kembali ke Jepang. Di sanalah ia bertemu dengan Menma dan Ryuu yang pada saat itu baru berusia 4 dan 3 tahun. Dalam hati ia bertekad untuk menjaga dan menyayangi mereka seperti anaknya sendiri.

Jangan berpikir terlalu jauh, Karin melakukan itu atas dorongan hatinya sendiri. Tidak ada maksud lain apa lagi terkait dengan Uchiha Sasuke. Karena perasaan yang sekarang Karin rasakan untuk Sasuke hanya perasaan sayang untuk sahabat.

Lagi pula sekarang Karin sudah mempunyai suami. Jugo -salah satu sahabat semasa kuliah Sasuke yang juga ikut mendirikan Taka's.

Saat menerima panggilan dari kediaman Sasuke sore tadi, Karin mengira bahwa salah satu dari ketiganya-lah yang sakit. Tapi siapa yang mengira kalau ia di panggil hanya untuk memeriksa seorang pengasuh.

Bukan bermaksud untuk memilih-milih pasien, Karin hanya merasa heran karena setahunya Sasuke tidak pernah ikut campur dalam urusan pegawai-nya dan hanya memerintahkan orang kepercayaan untuk mengurus semua itu.

Jika tau salah satu pelayanannya sakit, Sasuke memang akan memerintahkan-nya untuk pergi ke dokter untuk periksa, tapi tidak pernah mengundang dokter untuk datang ke rumah. -kecuali kalau memang darurat-

Ia jadi bertanya-tanya, pengaruh apa yang di miliki pengasuh itu hingga bisa membuat seorang Uchiha Sasuke turun tangan. Dan saat melihatnya langsung, mungkin Karin tau salah satu alasannya.

Wajah itu mirip sekali dengan sepupunya yang sudah lama tiada. Walau banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya, Karin memilih diam, ia langsung memeriksa kondisi sang 'pasien' nya ini.

Selesai mengecek kondisi Naruto, Karin menuliskan sebuah resep dan memberikan-nya pada Ayame yang juga berada di kamar si pemuda pirang.

"Tidak perlu khawatir, dia hanya sedikit shock dan demam. Setelah meminum obat dan beristirahat dia pasti akan baik-baik saja."

Ayame membungkuk dan tersenyum pada Karin. "Terimakasih dokter Karin."

"Tidak masalah," Keduanya pun keluar dari kamar. Namun sebelum Karin melangkah jauh, dia berbalik dan bertanya pada Ayame.

"Ngomong-ngomong, siapa nama pemuda itu?"

Walau Karin hanya bertanya nama, Ayame malah menjawab dengan panjang lebar. "Oh. Dia Naruto. Karena ada sedikit insiden, dia akhirnya tinggal di sini dan bekerja sebagai pengasuh anak-anak."

Sebagai tanggapan, Karin hanya mengangguk pelan sebelum kembali melangkahkan kakinya. Tujuannya kali ini apalagi kalau bukan untuk bertemu dengan Uchiha Sasuke.

***

"Bagaimana keadaannya?"

Belum sempat Karin duduk, sebuah pertanyaan terlontar begitu saja dari seseorang yang saat ini tengah duduk santai di ruang keluarga.

Pandangan mata Sasuke tidak beranjak dari tablet di pangkuannya saat Karin mendekat dan duduk tak jauh darinya. Gerakan jari Sasuke yang sedang menggeser layar tablet berhenti saat tidak ada tanggapan dari wanita berkacamata itu.

Ia pun mengangkat kepalanya sedikit, hanya untuk melihat Karin yang tengah melipat kedua tangannya di depan dada dan memberikan pandangan penuh tanya ke arahnya.

"Apa ada sesuatu yang harus kau jelaskan, Sasuke?"

"Kurasa—tidak ada." Jawab Sasuke enteng.

Karin menghela nafas pelan. "Pemuda itu—"

Sebelum Karin menyelesaikan kalimatnya, Sasuke langsung memotong dan dengan suara rendah namun tegas, Sasuke melanjutkan. "Tidak ada hubungannya dengan Naruko."

Keduanya langsung terdiam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Keheningan itu terpecah saat Karin kembali menghela nafasnya yang kali ini terdengar cukup keras.

"Dia baik-baik saja. Aku juga sudah memberikan resep obat kepada salah satu pelayanmu."

"Hn."

Kali ini Karin mengartikan 'hn' Sasuke itu sebagai 'iya'. Jadi dirinya langsung membereskan barang-barang-nya dan berdiri.

Sasuke juga meletakan tabletnya dan ikut berdiri. "Kau tidak ikut makan malam bersama kami?"

Karin menggeleng. "Tidak kali ini, ada 'Beruang madu' yang sedang menungguku di rumah."

Sasuke mendengkus mendengar julukan yang di berikan Karin kepada suaminya. Beruang madu sungguh tidak cocok untuk menggambarkan sosok Jugo yang mempunyai wajah sangar dan tubuh tinggi besar yang memiliki otot di mana-mana.

Bukannya melangkah ke arah pintu utama, Karin malah berjalan menuju tangga. "Sebelum pulang, aku akan menemui anak-anak sebentar."

Sasuke hanya berdiri diam memandangi punggung Karin yang perlahan mulai menghilang di ujung tangga.

***

Malam telah larut, semua penghuni rumah sudah berkelana ke alam mimpi. Hanya cahaya temaram serta suara detak jam yang mendominasi seluruh ruangan.

Dengan langkah perlahan, Sasuke berjalan ke arah kamar Naruto. Entahlah, Sasuke hanya ingin memastikan keadaannya. Sasuke berdiri di samping ranjang. Keningnya sedikit mengernyit saat melihat keringat dingin muncul di sekitar dahi dan lehernya.

Bibir pucat Naruto terbuka dan terdengar gumaman samar keluar dari mulutnya. "Tunggu. Jangan pergi. Tetaplah bersamaku."

Tangan dinginnya terangkat seperti ingin menggapai sesuatu. "Hiks. T-tolong."

Dengan ekspresi tak  terbaca, Sasuke meraih tangan Naruto yang langsung menggenggam-nya erat. Dirinya pun mendudukkan diri di samping ranjang. Di pandanginya air mata yang terjatuh dari kelopak Tan yang masih tertutup itu.

Sesaat kemudian, Sasuke membungkuk dan mendekatkan mulutnya di samping telinga Naruto.

"Ssstt... Tenanglah. Semua akan baik-baik saja."

Perlahan, tubuh Naruto kembali tenang dan genggaman tangannya pada Sasuke pun mulai melonggar.

***

Saat bangun pagi ini, Naruto merasa jauh lebih baik. Walau masih terbayang-bayang tentang mimpinya tadi malam, Naruto mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya. Selain itu dirinya juga tidak ingin mengingat-ingat kejadian kemarin.

Dari Ayame Naruto tau kalau yang menyelamatkan-nya adalah Sasuke-san. Saat itu dirinya masih setengah sadar jadinya tidak terlalu memperhatikan sekitarnya.

Hari ini adalah hari libur, Naruto berencana untuk membuat sarapan untuk Sasuke-san dan juga anak-anak. Walau Ayame bersikeras menyuruhnya untuk beristirahat, Naruto dengan keras kepala meyakinkan Ayame kalau dirinya baik-baik saja.

Lagi pula menurut dokter dirinya hanya sedikit shock dan demam. Setelah kemarin meminum obat dan cukup beristirahat, Naruto merasa sudah sangat baik dan sehat.

Bersambung...

#InginRasanyaKuMengumpat

Hp ku jatuh, layar Krekk. Gak enak banget kalo mau ngetik di hp yang layarnya udah kayak sarang laba-laba 😒😒

Ps. Selamat hari Kartini 👏👏

Jangan lupa kritik dan sarannya...

Arigatou Minna^^/

_Jee.
21-04-2018.

Daddy Sitter[S&N]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang