Dua puluh lima

1.2K 54 4
                                    

"Dhir gue mau ngomong.." Ratu mendekati meja tempat duduk Dhirga sama teman-temannya, sedangkan yang di ajak bicara hanya diam tanpa respon, jujur Ratu bingung dengan Dhirga yang sekarang, dia terlalu abstrak menurut Ratu.

"Gaada yang perlu di omongin.." kata Dhirga cuek lalu pergi meninggalkan Ratu yang masih membeku di tempatnya.

"Duhh biarin aja deh Ra, ntar juga baik sendiri tu orang.." kata Nada yang dari tadi berdiri di sebelah Ratu sambil ngomel ngomel ngga jelas, jelas Nada udah kesel sama sikap Dhirga yang kayak anak kecil, ngambek dan ngga mau cari solusi, mana ngambek nya ngga jelas karna apa.

"Gabisa gitu Nad, kalo gue ada salah ya gue minta maaf"

Ratu masih memandang punggung Dhirga yang semakin menjauh, niatnya mengajak Dhirga bicara harusnya membuahkan hasil, bukannya malah membuatnya semakin merasa bersalah dengan permasalahan ngga jelas.

Tidak lama setelah Dhirga menghilang Ratu dan Nada juga kembali kekelas, baru memasuki kelas keduanya sudah di sambut dengan teriakan Vino yang menggelegar satu kelas. "DUA HARI LAGI YAA TEMAN TEMAN PROM NIGHT NYA....".

Dua hari, Ratu tersenyum sendiri mengingat dia ngga ada pasangan malam itu, serba salah, Ratu udah mikirin beberapa hari ini kalau dia bakal datang sendiri aja, masa bodo lah sama yang punya pasangan.

"Emm gue bakal yakin nih kalo lo bakal jadi queen nya malam nanti.." Nada nepuk bahu Ratu, sedangkan Ratu malah membalas menatap nya tidak berekspresi.

"alone gue"

*

"Dahhh gue duluan yaa.." kata Nada sambil melambaikan tangannya ke arah Ratu, Nada sudah di jemput, memisahkan keduanya di gerbang sekolah yang sepertinya sebentar lagi akan di tutup karna senja yang sudah mulai menyapa.

"Iyaa byeee hati hati yaa tangga Nadaaa.." balas Ratu dengan lambaian yang nggak kalah semangatnya sampai Nada menjauh dan hilang, Ratu masih berdiri di depan gerbang dengan satu tangannya memegang hp yang menampilkan aplikasi ojek online.

"Trus lo pulang naik apa??" Suara berat seseorang benar benar membuat Ratu terkejut, orang yang selalu datang ngga di duga, dan semaunya.

"Gue nunggu ojol" jawab Ratu acuh tanpa menatap orang yang sudah berdiri di sampingnya.

"Ohh"

"ngapain masih di sini sih?"

"lah ngga boleh?" Iqbal mengangkat bahu nya.

Ratu memutar bola matanya malas lalu sedikit menggeser posisinya memberi jarak agar dirinya dengan laki-laki di sampingnya ini tidak terlalu dekat dan menimbulkan gelenyar aneh dalam diri Ratu lagi, laki-laki itu diam begitu juga dengan Ratu yang masih fokus pada hp nya, Ratu mulai sedikit risih ketika Iqbal hanya menatap nya dari beberapa menit yang lalu, suasana yang sangat canggung seolah mendorong mulut Ratu untuk membuka obrolan apapun guna menghilangkan situasi yang di bencinya ini.

"mobil lo di tinggal?"

"gue markir ngga di sekolah" jawab Iqbal yang langsung di angguki oleh Ratu.

Mobil sedan putih berhenti di depan Ratu, itu artinya ojol pesananya sudah datang, Ratu lalu membuka pintunya dan masuk.

"Ngapain lo ikut masuk?!" Ratu bingung karna Iqbal juga ikut masuk di pintu yang lain, dan sudah duduk dengan santai di sebelahnya.

"Inget yaa perjanjian kita tiga kali..." kata Iqbal yang sekarang sudah duduk di samping Ratu sambil menunjukkan ketiga jarinya.

"ngga udah ngga berfungsi..udah sana keluar" Ratu mendorong tubuh Iqbal agar dia mau keluar tapi yang ada malah kedua tangan Ratu yang langsung di kunci oleh kedua tangan Iqbal.

Nobody HurtWhere stories live. Discover now