STEPMOTHER 27 - WHAT?!

4.4K 185 96
                                    

DOUBLE UPDATE NIHHH. Asher baikkan? baikkin juga doong. Klik bintang:*

.
.
.

"Jangan lupa ajak Niall dan Louis kemari besok."

Seruan Renata saat mengantar Zayn ke depan halaman rumah, setelah menghabiskan waktu makan siang dan berbincang kecil. Zayn memutuskan untuk pulang pada pukul 4 sore. Dia memang tipikal orang yang tidak suka berlama-lama dirumah orang lain. Alasannya karena tidak biasa.

"Aku akan mengabari mereka." seru Zayn di depan mobilnya.

"Malik, besok jangan--" belum sempat Justin meneruskan kalimatnya, Zayn sudah lebih dulu memasuki mobilnya dan menancap gas keluar pekarangan rumah Harison.

"Hei aku--"

"Sudahlah, Just. Dia tidak akan mendengarnya. Sebaiknya kita masuk dan mandi." sergah Renata saat mobil Zayn menghilang dari gerbang.

Justin menatap Renata dengan bibir maju, yang membuat wanita itu langsung menarik bibir itu gemas.
"Ayo mandi bersamaku." ucap Renata genit, mengedipkan sebelah matanya pada Justin.

Justin spontan menggeleng kaku sambil meneguk ludahnya. Apa dia tidak salah dengar? Mandi bersama katanya? Memang, dia dan Renata sudah pernah melakukan itu. Tapi mengingat kejadiannya saja membuat Justin kepanasan. Apalagi melihat kulit dengan kulit secara langsung?

"Ak-aku.. Aku mau ke halaman belakang, kau mandi saja duluan."

Renata mengernyit, "Kehalaman belakang? Untuk apa?"

"Me... Menyapu! Ya, menyapu halaman." seru Justin sambil terkekeh pias. Usai mengatakannya, Justin langsung berlari terbirit-birit ke halaman belakang. Membuat Renata menatapnya heran sekaligus geli.

"Setauku halaman belakang rumah ini tidak ada pohonnya, lalu, dia menyapu apa??"

Renata menggedikkan bahunya lalu masuk kedalam rumah. Dari kaca tranparan penghubung halaman belakang, Renata dapat melihat Justin yang sedang menyapu halaman belakang yang terlihat tidak ternoda sedikitpun oleh daun.

"Benar-benar konyol." lirih Renata geli.

Setelah puas memperhatikan Justin, Renata berlalu menuju kamarnya dan meninggalkan Justin yang perlahan melirik kaca transparan itu dengan hati-hati. Lalu ia menghela napas lega saat Renata sudah tidak ada disana.

Sungguh, jika Justin harus melakukan itu lagi, mungkin Renata harus mabuk terlebih dahulu seperti sebelumnya. Karena Justin benar-benar bodoh dalam hal itu. Dia benar-benar remaja amerika paling ketinggalan jaman. Tapi dia senang, disaat orang-orang diluar sana melakukannya karena nafsu. Dia melakukannya atas dasar cinta. Dan jika dia harus melakukannya lagi. Dia harus benar-benar siap mental.

Justin menghempaskan sapu ditangannya ke tanah sambil berpikir. Seketika ingatannya terarah pada film blue milik Louis dan Niall. Kenapa dia tidak mencoba lewat film itu saja? Siapa tahu wawasannya jadi luas, bukan?

Justin menggangguk setuju, kemudian bergegas memasuki kamarnya sambil berpikir bagaimana caranya meminta film itu tanpa membuatnya diolok kedua bocah dungu itu.

Saat tengah memegang ponselnya, tiba-tiba Justin teringat sesuatu. Kemudian Ia mengutak atik ponselnya dengan serius.

To: Malik

Malik, katakan pada Niall ataupun Louis jika kemari bawa film itu. Tapi kau jangan bilang itu suruhanku. Oke? Thanks brad.

Setelah terkirim Justin tersenyum senang, setengah menit kemudian ponselnya bergetar kecil.

From: Malik

STEPMOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang