DUA PULUH ENAM

10.4K 375 17
                                    

Happy Reading sayang ku💘
Maaf kalo lama, lagi buntu soalnya😂
.
.

"Hoek."

Terdengar suara muntahan dari dalam kamar mandi. Membuat insan yang sedang tidur pulas diatas ranjang, terperanjat untuk bangun.

Ya, Raefal segera berlari kearah sumber suara. Dan disana, Raefal menemukan istrinya yang hanya dibalut selimut tebal.
"Sayang, kamu ngga papa?" tanya Raefal dengan meraih tubuh Alecia yang sudah mulai lemas.

Raefal menahan tubuh Alecia, supaya istrinya ini tidak jatuh. Raefal memeluknya dari belakang, dan membantu Alecia untuk mengeluarkan muntahannya, dengan cara memijit tengkuk leher Alecia.

Sedangkan Alecia tidak menjawab pertanyaan Raefal. "Hoek."

Alecia kembali ingin muntah, tapi isi di dalam perutnya tidak ingin di keluarkan. Alecia membasuh mulutnya bersih, dan berbalik menghadap Raefal yang sedang menatapnya khawatir.
"Udahan? Kamu kenapa?" tanya Raefal sekali lagi dengan menatap wajah pucat Alecia.

Alecia tidak menjawab, ia lebih memilih memeluk tubuh Raefal yang hangat dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Raefal.

Raefal yang mulai mengetahui, bahwa istrinya mulai manja. Akhirnya segera menggendong tubuh Alecia untuk menuju ranjang.

Raefal menidurkan dengan pelan tubuh istrinya itu. Raefal duduk disampingnya dan terus menatap khawatir Alecia yang saat ini terpejam.
"Kita ke dokter yuk. Aku khawatir." ucap Raefal dengan membelai lembut tangan Alecia, lalu menggenggamnya.

Alecia yang tadinya terpejam, kembali membuka matanya dan menatap Raefal sambil tersenyum manis.
"Ngga usah. Cuma masuk angin biasa." jawab Alecia.

"Sayang, kamu udah 3 hari loh muntah gak jelas kayak tadi." ucap Raefal gemas saat istrinya susah sekali diajak ke doketer.

Memang benar, sudah 3 hari Alecia muntah tidak jelas. Dan sudah tiga hari, Alecia terlalu manja pada Raefal. Dan itu membuat Raefal curiga.

Alecia menggeleng, "percaya aja deh. Lagian hari ini kan nikahannya Aileen sama Aksa. Aku mau kesana bantuin mereka." ucap Alecia dengan merubah posisinya dari tidur menjadi bangun.

Raefal menahan tangan Alecia yang hendak turun dari ranjang. "Kamu tega bikin aku khawatir ngga jelas kayak gini? Sedangkan kamu lebih milih bantuin sahabat kamu, daripada nurut sama suami?" ucap Raefal datar.

Alecia yang mendengar, segera mengalihkan pandangannya kearah Raefal. Alecia tahu bahwa suaminya sekarang sedang marah, karena dirinya.
"Maaf." lirih Alecia dengan melihat wajah Raefal yang sedang menahan marah.

Entah kenapa, melihat wajah Raefal seperti itu membuat hati Alecia sakit. Tanpa sadar, air matanya sudah meluncur membasahi pipi mulusnya.

"Loh, kenapa nangis?" tanya Raefal terkejut saat melihat istrinya sudah nangis sesegukan.

Alecia tidak menjawab, ia terus menangis sesegukan. Raefalpun tidak tega melihat istrinya yang menangis karenanya.

Raefal mendekatkan dirinya kearah Alecia, lalu mendekapnya erat. Mengusap punggungnya pelan. "Maafin aku ya sayang. Aku cuma khawatir aja sama kesehatan kamu." bisik Raefal tepat ditelinga Alecia.

Alecia menggeleng, "aku yang salah udah bikin kamu khawatir. Aku mau kok ke dokter." ucap Alecia dengan menatap wajah Raefal.

Stay With Me, My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang