ALZAM 12 ✔

26.8K 1.2K 30
                                    

Melanie mengangguk sambil tersenyum, "Dan mulai besok dia yang antar aku berangkat dan pulang sekolah dan dia gak minta uang bensin!"

"Kakak masih gak percaya sama aku? Liat aja mulai besok uang jatah bensin kakak bakalan dipotong!" kesal Melanie.

"Oke gue serius, ceritain gimana dia bisa nembak lo buat jadi pacarnya? " Pipi Melanie memerah menceritakan kejadian tadi siang dikantin sekolah.

"Intinya dia ngeklaim lo pacarnya gitu? Dan lo cuma diem ditempat dan gak bereaksi apa-apa? "

"Iya... Awalnya sih mau aku tolak kayak di adegan drakor gitu biar dia ngejar aku, tapi aku cancel karena hati emang gak bisa dibohingin."

"Karena sekarang lo udah punya pacar! (menatap poster yang tertempel rapi disetiap sudut dinding kamar Melanie) Jadi semua poster EXO sama Oppa lo itu harus lo singkirin!"

"Loh! Kenapa?" sahut Melanie tidak terima.

"Gue lihat Alzam itu tipe cowok yang possessive!"

"Terus? Harus foto dia yang ada dikamar aku?" Adrian mengangkat bahunya acuh.

***

"Pagi Ma!" sapa Melanie.

"Kamu ceria banget pagi ini, ada apa?"

"Enggak kok ma!"

"Dia ceria karena mau berangkat sama pacarnya!" seru Adrian.

"Oh ya? Siapa?"

"Namanya Kak Alzam ma, kakak kelas yang bajunya dulu pernah aku tumpahin bakso yang orangnya cabe man!" jawab Melanie dengan muka memerah.

"Mah kok tomatnya dipakai Melanie sih! Aku ambil ya!" Adrian mencubit pipi Melanie dengan kedua tanganya.

"Jadi Gemes....cie.... Yang lagi jatuh cinta."

"Apaan sih kakak! Udah ah itu Kak Alzam udah dateng aku mau berangakat sekolah" Melanie berpamitan kepada Mama dan Adrian.

Melanie berlari menuju pintu gerbang rumahnya yang berjarak beberapa meter dari rumahnya yang tergolong berada. Mendapai Alzam tengah duduk diatas motor Ninja Sport warna merah menyala menunggu Melanie.

"Kenapa gak masuk aja kak? Sekalian sarapan bareng!"

"Udah tadi! Ayo berangakat" Alzam menterahkan helm pada Melanie.

Alzam melajukan motornya dengan kecepatan sedang, Melanie tampak cengengesan karena ini merupakan kali kedua ia dibonceng Alzam dengan motor merah nya ini. Jika dipikir-pikir akhir-akhir ini Alzam jarang menyindir dan mrngomentari sesuatu lagi.

"Mau kemana?"

"Kekelas," jawab Melanie polos.

"Gue anterin!"

"Beneran? Kakak gak merasa sumpek dikelas buangan?"

"Gue cuma ngaterin, bukan nginep dikelas lo terus jadi penunggu sampe gue mati! Lagian resiko gue udah jadiin lo pacar."

"Kak Aku mau tanya sesuatu, sebenarnya sih dari kemarin pingin aku tanyain tapi gak jadi."

"Gue harap pertanyaan lo logis!"

"Aku mau tanya..........gak jadi deng lain kali aja, aku lupa mau tanya apa? Kakak sih ngajak ngomong terus!"

Ingin sekali Alzam mencakar muka polos dan menyumpal mulutnya dengan bakso granat agar diam. Namun status nya membuat niatnya terurung.
"Sabar Zam, orang sabar disayang Melanie. Bodoamat!" runtuk Alzam.

"Kakak tadi ngomong apa? Kok aku denger kaya nyebut nama aku sih?"

"E.. Enggak kok salah denger kali! "

ALZAM [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang