Bab 1

78.8K 6.5K 400
                                    


Author playlist : Critty - OST, Princess of Lan Lin King

***

Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Enjoy!

***

Dongmei berjalan, menyeret gaun tidurnya yang menyapu tanah. Ekspresi wajah yang datar membuat orang-orang sulit menebak apa yang ada dalam pikiran wanita itu. Tanpa banyak bicara dia berlutut sementara mata hitamnya yang tajam menatap orang-orang yang berdiri di hadapannya.

Ini hanya mimpi, pikirnya. Dalam mimpi, dua puluh cambukan tidak akan terasa sakit, kan? Dongmei menertawakan dirinya sendiri. Ah, sebaiknya dia ikut dalam permainan ini. Mungkin hanya dengan cara itu dia bisa terbangun dan kembali ke alam nyata. Suara keras cambukan terdengar keras saat mendarat di punggungnya.

Dongmei langsung meloncat, menangkap tali pecut yang siap kembali mendarat di punggungnya. Brengsek, rasa sakitnya terasa sangat nyata. Wanita itu meringis, giginya gemeretak sementara satu tangannya yang bebas menyentuh bagian punggung yang terkena pecut tadi. "Berani memecutku lagi kupatahkan kedua tanganmu!" ancamnya membuat prajurit itu mundur satu langkah.

"Yang Mulia, Putri Meifeng sangat kurang ajar," kata permaisuri. Tangannya yang memegang sapu tangan diletakkan di depan mulut, kedua matanya lekat menatap Dongmei yang tengah menyebar ancaman dengan desisannya. Permaisuri melirik pada raja yang masih terdiam. "Anda harus melakukan sesuatu," sambungnya.

Raja tidak mengatakan apa pun. Dengan isyarat tangan dia meminta seorang tabib istana untuk mendekat. "Kenapa Meifeng menjadi seperti itu?" tanyanya, tanpa ekspresi.

Sang tabib memberi hormat sebelum menjawab, "Lapor, Yang Mulia. Sepertinya benturan keras pada kepala Putri Meifeng membuat pikirannya terganggu," terangnya. "Maksud hamba ...."

"Maksudmu Putri Meifeng gila?" desis raja. Sang raja menyipitkan kedua matanya. Kedua tangannya terkepal erat. Perilaku tidak biasa Meifeng membuat perasaannya sedikit gundah. Walau bagaimanapun Meifeng juga putrinya, darah dagingnya. Mendengar tabib mengatakan putrinya gila membuat darah raja mendidih.

"Hentikan!" teriaknya, kemudian. Dongmei mendongakkan wajah, dagunya diangkat tinggi. Tanpa ragu dia menatap lurus sang raja yang berdiri penuh keagungan di tangga tertinggi. "Bawa Putri Meifeng kembali ke paviliunnya!" tukasnya kemudian.

Raja pun berbalik. Ia memutuskan untuk melepaskan Meifeng dari hukuman kali ini. Raja mungkin bukan ayah yang baik, tapi rasa sayang untuk putrinya itu ternyata masih ada. "Periksa kondisi Putri Meifeng," kata raja pada tabib istana. "Laporkan kondisinya padaku malam ini juga!" perintahnya tegas sebelum berjalan pergi.

Empat orang dayang wanita berjalan dengan kepala menunduk menuju tempat Dongmei. Dengan penuh hormat mereka mengulurkan tangan untuk membantu tuan putri mereka berjalan, tapi dengan tegas Dongmei menolak uluran tangan itu, dan sang putri pun kembali ke kediamannya, meninggalkan desas-desus mengenai keanehan perilakunya di belakang punggung.

.

.

.

Sang tabib bergegas menuju ruang kerja raja setelah selesai memeriksa Meifeng. Seorang prajurit penjaga melaporkan kedatangannya pada kepala kasim yang bertugas melayani semua keperluan raja. Kasim tua berjalan tergopoh-gopoh. Tubuhnya sudah membungkuk oleh usia, namun, kedua matanya masih terlihat sangat tajam.

Time Slip Princess - TAMATWhere stories live. Discover now