Bab 15

50.5K 5.2K 290
                                    


Author playlist : Karen Mok - Growing Fond of You

***

Bonus update pendek, karena bab kemaren bisa nembus 750 votes dalam kurun waktu 12 jam sejak diupdate.

PS : Saya nggak punya jadwal tetap untuk update, jadi untuk pertanyaan2 seputar : kapan cerita ini update? Kapan cerita itu update? Sering nggak saya balas. Biasanya makin banyak yang nanyain kapan update atau minta update saya malah jadi malas untuk nge-update.  Ya, begitulah, jadi mohon bersabar menunggu. ^^

***

Versi lengkap bisa kalian dapatkan di google play/ book dengan judul yang sama.

***

Dilarang menjiplak, menyalin, mengklaim dan mempublikasikan cerita-cerita milik saya di tempat lain tanpa seizin dan sepengetahuan saya. Yang bandel saya kutuk ngejomblo seumur hidup! Thx!

Maaf untuk typo(s) yang nyempil di sana-sini.

Enjoy!

***

Bab 15

Untuk beberapa saat Dongmei terdiam. Kedua matanya dikunci oleh tatapan tajam putra mahkota. "Siapa yang memanggilnya?" tanya Dongmei pada Zihao. Dengan cepat pemuda itu menunjuk ke arah kakaknya, sementara Zixin yang merasa nyawanya terancam langsung menunjuk ke arah Deming yang berdiri satu langkah di depannya.

Seketika Dongmei melotot pada Deming. Ia menggertakkan gigi dan mengepalkan satu tinju. Ia terlalu fokus pada sang jenderal hingga tidak sadar jika Liwei telah berdiri satu langkah di sampingnya.

"Kenapa kau menatap Jenderal Deming seperti itu?"

Dongmei berhenti menggertakkan gigi. Kepalan tangannya terkulai di sisi tubuhnya. Ia berdeham pelan, menggerakkan bahu dan menjawab tanpa menatap Liwei, "Kenapa kau yang protes?"

"Hei, Pangeran Liwei, kenapa kau mengganggu pertandingan?" seru Pangeran Enlai dari Kerajaan Sen Lin, membuat Liwei menelan kembali kalimat yang sudah ada di ujung lidahnya.

Pangeran Enlai berkacak pinggang, mengangkat dagu dengan sikap menantang. Ia masih kesal karena prajurit terbaiknya berhasil dilumpuhkan oleh prajurit Kerajaan Bai Yun. "Prajuritmu masih harus bertarung dengan penantangnya!" lanjutnya dengan nada keras yang sama.

Liwei mengambil satu langkah ke depan. Ia berdiri di depan Dongmei dan menjawab dingin, "Dia bukan prajurit."

Suara decihan meluncur dari mulut Enlai. Dia memutar kedua bola matanya dan berkata, "Lalu siapa dia? Kekasih sesama jenismu?" Enlai tertawa keras setelah mengatakannya. Puluhan prajuritnya ikut tertawa, sementara Feng Ge menggelengkan kepala. Kali ini Enlai sangat keterlaluan, pikir Feng Ge. Dia dengan sengaja ingin membuat malu Liwei.

Tawa Enlai lenyap seketika saat netranya menangkap senyum sinis Pangeran Liwei. "Apa yang lucu?" ujarnya.

"Kau sangat lucu, Pangeran Enlai," sahut Liwei. Dengan sikap tenang ia berjalan ke tengah arena. "Kenapa kau tidak maju dan bertarung denganku?" tantang Liwei, datar. "Apa kau takut?"

Enlai tidak menjawab, ia mundur satu langkah. Pangeran dari kerajaan Sen Lin itu tidak menyangka Liwei akan langsung mengajaknya bertarung secara terbuka.

"Kenapa?" tanya Liwei tenang. "Apa keberanianmu mendadak lenyap?" sindirnya, tajam. "Seharusnya kau memiliki cukup keberanian untuk bertarung denganku setelah kau berani menghina adikku secara terang-terangan."

Enlai tergagap. Ia memandang Liwei dan Dongmei bergantian, lalu kembali ke Liwei lagi. Sial, siapa yang tahu jika pemuda cantik yang berhasil mengalahkan anak buahnya adalah adik dari Putra Mahkota Liwei? Liwei pasti sengaja menutupi status pemuda itu untuk memancing keributan, batinnya. "Mana aku tahu jika dia adikmu!" balas Enlai, masih dengan nada sombong yang sama.

Time Slip Princess - TAMATWhere stories live. Discover now