TIGA PULUH LIMA

24.8K 1K 17
                                    

Pagi ini, Bintang berolahraga, jadi ia harus datang lebih pagi. Bintang melihat seorang pria sedang tidur disofa. Siapa lagi kalau bukan Gatama?

Bintang mengernyit. Sejak kapan ayahnya suka tidur di luar? Bintang segera menghampiri Gatama.

"Ayah, Ayah ngapain tidur disini?" kata Bintang mencoba membangunkan Gatama.

Bintang terus berusaha membangunkan Gatama yang masih tertidur pulas. Tak lama, Gatama bangun dan duduk di ikuti Bintang di sebelahnya.

"Ada apa? Kamu kok belum berangkat?"

"Tadi Bintang lihat Ayah disini, kok Ayah tidur disini?"

Gatama tersenyum, lalu mengelus kepala Bintang. "Bunda kamu ada di kamar, lagi istirahat. Ayah nggak mau ganggu."

Bintang langsung terdiam. Bintang kaku di buat Gatama. Gatama mengerti, bahwa Bintang belum bisa menerima Vera seutuhnya.

"Ayah tau perasaan kamu. Tapi itu sudah masa lalu kan? Bisa di jadikan pelajaran untuk besoknya. Ayah minta, kamu bisa menerima Bunda apa adanya."

Bintang hanya mengangguk. "Bintang berangkat."

"AYAH!" teriak anak kecil menghampiri Gatama.

"Lho? Udah bangun? Ada apa nak?"

"PEEL LIKSA DI BAWA KAK BIBIN!" Antariksa terlihat gelisah. Begitu juga dengan Gatama. Tapi Gatama sedikit tertawa, kepalanya yang gundul serta kegelisahan dan aksi kocak nya ini sangat lucu.

"Iya nanti di balikin sama Bintang, yaudah tidur lagi aja sana. Masih kepagian."

"Awas ya! Ayah nggak ngambil peel Liksa, Liksa pitakin nih botak ya Liksa."

"Heh! Ada ada aja, sana balik."

<><><><>

Kali ini, kelas Bintang sudah memenuhi lapangan umum. Memang, High School mempunyai lapangan tersendiri, cuma Bintang mengatakan bosan, dua tahun ia berolahraga disana.

Lapangan yang di pakai sedikit jauh dari High School, tepatnya di belakang Savier, jadi harus memutar lagi. Sebenarnya ada jalan pintas, cuma cowok komplotan Bintang sangat pelit, sehingga kaum cewek lebih lama datang dan lebih capek pertama.

"Haha kasihan capek duluan." kata Bintang meledek geng Baby.

"Lo diem ya! Dasar bipolar!"

"Bipolar gini juga dulu lo naksir."

Balasan Bintang sukses membuat yang lainnya tertawa, Baby di buat malu oleh Bintang.

"Baby!" panggil Bintang.

"Kenapa?"

"Baby, i love you, love you, love you so much. And i miss you, miss you, when you're gone."

Entah bagaimana mendeskripsikan Bintang sekarang, ia bernyanyi yang lainnya bergerak ria mengikuti gaya cherrybelle.

"Untung ya, kelas dua belas yang akan datang cepet belajarnya, biar gue cepet cepet pergi dari lo." kata Baby dengan kesal.

"UH! GALAK MBAKNYAH!" sahut Erik menggoda.

Dengan amat sangat kesal Baby melepas sepatunya lalu melempar kepada Erik. Lemparan yang tidak pas, sepatu itu mendarat di tangan Erik. Masih tak puas menggoda Baby, Erik melempar sepatunya asal, sehingga masuk kedalam sekolah Savier. Mantap bukan?

"ERIKKKKKKKKKKKKK!!!" teriak Baby tak segan segan. Siswa siswi lainnya hanya tertawa  termasuk Bintang dan kawan kawannya. Memang begitu, setiap guru belum dateng untuk mengajar, kelas ini yang paling ribut di antara kelas lainnya.

"SEPATU GUE!!!"

"SEPATU SUPER!" balas Erik. Bacanya jangan sambil nyanyi. Yang nggak nyanyi, aman lah ya.

"ERIK BALIKIN GA SEPATUNYA?!"

"GIMANA CARANYA BEB?"

"BAB BEB BAB BEB,"

"Yaudah, gue aja yang ngambil, dasar, remaja tidak mau mengalah." lerai Bintang lalu menuju Savier.

Bintang melewati pintu belakang Savier, karena jatuh nya sepatu Baby di tempat itu. Bintang sama sekali tidak takut, justru ia yang di takuti di Savier juga, tak lupa Evan dan kawan kawannya.

"Cih! Sekolah apaan nih?! Belakang kantin aja kotornya bejibun." kata Bintang sambil melompat lompat agar tidak terkena kotoran binatang maupun manusia. Eh,

Sesampainya di pojokkan, Bintang mendengar bahwa ada suara ramai. Mungkin itu anak goodboy yang sedang transformasi menjadi badboy.

Dengan santainya Bintang mencari cari sepatu Baby. "Nah ini dia." kata Bintang sambil mengambil sepatu itu. Terlihat, sepatu itu sudah dikelilingi cairan berwarna kekuning kuningan.

"Anjir, siapa coba melihat ayam disekolah?!"

Bintang memegang tali sepatunya lalu balik dan mengembalikannya kepada Baby.

Dari jauh Bintang sudah membawa sepatu Baby, Baby juga senang. Begitu juga dengan Erik.

"Nih sepatu lo." Bintang memberikannya kepada Baby.

Baby memakai sepatu itu dengan amat sangat gembira, belum sampai Baby memasukkan s kakinya, hanya jari yang masuk, Baby merasa seperti lumpur didalam sepatunya.

"OMG. OH MY WAW, OH MY EYES, OH MY NOSE, OH MY BODY! INI APAAN?!!!" teriak Baby sambil mengeluarkan kakinya yang sudah terkena cairan.

Amat sangat kesal Baby berteriak sekeras mungkin sampai tempat itu bergema dari belakang tembok. Semua menutup kupingnya, tak terkecuali Bintang.

Semua hanya tertawa melihat penderitaan Baby. Baby memang teman Bintang dan lainnya. Cuma, mereka memang sering menjahili Baby. Jangan salah, Baby pernah menjahili Bintang dengan memotong rambutnya bagian depan sehingga pendek sebelah, memotong bulu keteknya sehingga pendek sebelah, dan memberi terasi yang sudah di aduk dengan kecap lalu di taruh pada pel pelan saat ia sedang di hukum.

"AWAS LO YA BIN!"

"IYA, GUE AWAS AWAS!"

"BOTAK BULU HIDUNG LO SAMA GUE!"

Baby berdecak sebal, lalu ia pergi bersama kedua temannya dan kembali kesekolah. Yang lainnya hanya tertawa, dilanjutkan dengan Pak Rapa yang sudah datang.

<><><><>

Dear, Bintang✔️Where stories live. Discover now