*baca sambil dengerin lagu exo _ lights out yak*Sudah 2 minggu sejak desyca pulang dari luar angkasa.
Desyca sedang mandi di shower.
"Des?", juna memasuki kamar mandi.Kamar mandi mereka luas, ada bathup, shower rain besar, dan bilik terpisah untuk toilet yang cuma bersekat kaca, ada wastafel dengan kaca yang besar dan peralatan mandi yang lengkap.
Desyca bersenandung sambil menggosok rambutnya dengan shampo.
🎶
Even breathing
Is hard
When I'm filled with tears
🎶Juna memandang tubuh desyca dari cermin sambil menggosok giginya. Desyca membelakangi juna.
Ditatapnya, tulang-tulang scapula desyca yang sangat menonjol. Tulang-tulang vertebranya juga kelihatan, seperti mendesak ingin keluar dari tubuh itu.
Pinggangnya sangat kecil.
Kakinya sangat kurus.Juna memandang khawatir, 'ini anak kurus banget'.
Juna berkumur-kumur. Dia sudah selesai menggosok giginya. Dia sangat khawatir melihat tubuh desyca.
Desyca berbalik, "mas jun. Ambilin shower puff doong",
Juna tersenyum lembut. Diambilnya shower puff, tanpa perlu desyca minta. Dia menambahkan shower creamnya di puff itu, dan berjalan ke arah shower rain.Desyca mengecilkan tetesan air yang keluar. Dia berbalik, dan tersenyum ke juna. "makasih mas",
Juna tersenyum lembut. Juna kemudian membalikkan badan desyca, dan menggosok lembut punggung desyca dengan shower puff.
"Eh? Mas jun, dedes bisa sendiri", kata desyca malu.
Juna tetap menggosok punggungnya dengan lembut.
Desyca diam, pipinya bersemu merah.
Juna berjongkok dan lanjut menggosok kaki-kaki desyca.
Dia sangat tidak tega melihat kaki desyca.'Sampai kapan kamu akan cerita, apa yang terjadi diluar sana' bathin juna.
'Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu'"Balik des", juna memerintahkan.
"Engga ah! Dedes bisa bisa sendiri!", desyca tersipu tangannya mengatung, berharap juna memberi shower puff nya.
Juna tidak memberikannya dia diam.
Desyca berbalik, dan melihat raut kesedihan diwajah juna.
"Mas jun kenapa?",
"Kamu kok jadi malnutrisi gini sih", juna mengusap lembut pipi desyca yang sangat tirus.
Desyca diam,
Juna lanjut menggosok leher desyca lembut, juna tak sampai hati melihat tulang klavikula sangat menonjol, seluruh iga desyca tampak jelas.
Juna berjongkok menggosok kaki bagian depan desyca.
Tulang dengkul dan tulang keringnya teraba.
Digosoknya punggung kaki desyca.Desyca masih diam, dia teringat peristiwa kecelakaan di pesawat, dia sudah berjanji tidak akan pernah memberitahu siapapun tentang kejadian itu.
Juna mengerti, jika desyca diam tidak seperti biasanya, desyca pasti sedang menutupi sesuatu.
"Ada yang menyakitimu?" Juna bertanya lembut
"Engga.."desyca menjawab.
"Jadi ga ada yang perlu mas patahkan lehernya?", juna berdiri dan tersenyum.
Desyca tersenyum, juna menggosok tangan kanan desyca. Sangat kurus, kulitnya tampak kusam. Tak jauh beda dengan tangan kirinya."Kamu punya kelainan makan sekarang?", juna selesai menggosok seluruh tubuh istrinya.
Dalam kondisi desyca sekarang, juna tidak akan mungkin memarahinya.
"Engga..", desyca menjawab.
"Oke", jawab juna, di gesernya keran sehingga tetesa air mengalir dengan deras.
"Mas jun, ntar bajunya basah!", desyca mendorong juna menjauh.
Juna memang masih memakai tshirt dan celana boxernya.Juna malah balik memeluk desyca erat di bawah guyuran air. Dia tidak perduli bajunya basah. Dia sangat khawatir terhadap istrinya. Tapi dia tau, ada alasan besar yang membuat desyca diam.
Desyca tau kecemasan juna, dan di usapnya kepala juna.
"Desyca gak apapa mas jun. Tenanglah"
"Hm", juna masih memeluknya erat.
"Mas juna... jangan khawatir. Desyca ada disini sekarang", suara desyca bergetar.
Juna diam.
"Desyca sudah pulang..", suaranya mulai terisak.
Juna masih diam.
"Desyca bahagia bisa kembali ke mas jun", tangisnya mulai pecah, dan dia memeluk erat juna."Desyca bahagia, bisa menghirup udara tanpa takut kehabisan", katanya terisak.
"Desyca bahagia, tiap buka mata bisa melihat mas juna lagi"
"Dedes bahagia, bisa makan semua masakan mas juna, dedes janji ngabisin semua masakan mas juna"
"Desyca lega bisa berlari lagi",Juna memeluk erat istrinya, dia tahu, desyca sudah mengeluarkan semua bebannya, walau desyca tidak menceritakan apa yang terjadi.
"Kau sudah pulang desyca ku sayang, kau sudah dirumah sekarang", juna menenangkannya, suaranya dalam, berat, tapi tetap lembut.
"Aku ada disini", juna mencium kening desyca.
Desyca menangis dalam pelukan arjuna, air matanya mengalir bersama tetesan air yang membasahi mereka.
Seluruh ketakutannya, kecemasan, dan kesedihan yang dialaminya kini di keluarkannya. Sudah cukup dia berusaha tegar bersama tim nya. Semua sudah berakhir untuk saat ini. Dia bisa meletakkan beban itu sekarang.
🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶
Sometimes
It's okay to hide inside me and cry
It's okay
Because it's gonna passFall asleep in my arms
Don't wake up like this
Because the morning is gonna come again
At the end of a lonely road
So that you can dream comfortably
I will turn off the light todayWhen you put your head up
Smile for me
So that you can forget the painSo that you can sleep
As you hold onto
All the precious small memoriesYou're not alone now
Don't be lonely anymore
The morning is gonna come like this
At the end of a lonely road
So that you can dream comfortably
I will turn off the light todayLike the sky is covered by the clouds
If you're momentarily covered, I will again
You, you
I will shine on youFall asleep in my arms
Don't wake up like this
Because the morning is gonna come again
At the end of a lonely road
So that you can dream comfortably
I will turn off the light today🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶
*lirik exo - lights out*Ps. Jangan mikir yang engga-engga ✌👍

YOU ARE READING
304's Romance Of Juna Desyca
FanfictionSeason 1 COMPLETED :) Cerita ini adalah FANFICTION sekedar memuaskan diri sendiri dan mengobati rasa kangen sama 304th Study Room - Felicia Huang, dan Terinspirasi dari spoilernya @chiralraikono (siapapun dikau, makasih) di comment webtoon. Mencoba...