SEBELAS

1.6K 82 11
                                    

"Jadi ini rumah kamu?" Tanya Randy setelah turun dari motornya. Randy baru saja mengantar Alena setelah pulang sekolah.

"Iya, ini rumah kakakku yang tadi nganter aku sekolah." Sahut Alena.

"Ayo Ren, masuk dulu!" Ajak Alena masuk ke rumah.

"Udah berapa lama kamu tinggal di sini?" Tanya Randy menerima ajakan Alena.

"Belum lama sih, masih beberapa hari. Bentar ya aku ambilin minum."

Begitu Alena masuk ke rumah, sebuah mobil masuk ke halaman rumah itu, lalu tak lama kemudian Alan muncul di balik pintu kemudi mobil itu sambil membawa beberapa file.

Alan sedikit terkejut saat mendapati Randy yang sedang duduk di bangku depan rumahnya, namun segera menyadari begitu melihat seragam yang di kenakan Randy sama dengan Alena.

"Tadi baru aku mau jemput kamu begitu pulang dari kantor." Ucap Alan begitu melihat Alena muncul dari dalam rumah membawa minuman dingin.

"Ini siapa? Temen?" Tanya Alan begitu masuk rumah, sambil melihat ke arah Randy.

"Iya, kenalin ini namanya Randy. Dia temen di sekolah Alena, sekaligus teman kecil Alena di Jakarta dulu." Sahut Alena sambil tersenyum dan memperkenalkan keduanya.

"Saya Alan, kakaknya Alena." Alan menjabat tangan Randy sambil tersenyum.

"Saya Randy. Alena cerita banyak soal anda."

"Terima kasih sudah mengantar Alena."  Alan mulai melepas jabat tangannya.

Ada raut tidak suka di wajah Alan, bagaimana tidak? Jika istrinya di antar pulang ke rumah oleh pria lain, yang mungkin lebih dekat darinya.

"Iya sama-sama." Sahut Randy singkat, dia menyadari jika Alan terlihat tidak menyukainya.

"Kaya nya aku langsung pulang aja." Pamit Randy, dia menyadari bahwa kehadirannya tidak begitu diinginkan disini.

"Iya makasih ya udah mau nganter aku." Sahut Alena. Randy hanya mengangguk sambil tersenyum.

'Aku??' Tadi dia menyebut dirinya 'Alena' saat bicara denganku, dan sekarang dia menyebut dirinya 'aku' saat bicara dengan pria ini? Kesal Alan sambil menatap Randy kesal.

"Randy, nanti aku minta daftar tugas sama jadwal yang lengkap ya?" Tanya Alena saat Rendy hendak beranjak meninggalkan rumah itu.

"Tugas?" Randy mengangkat alis sebelahnya. Lalu segera mengerti maksud Alena dan melanjutkan.

"Kamu ada kertas?" Tanya Randy.

"Kertas? Tunggu sebentar." Alena membuka tas yang sedari tadi masih menempel di punggungnya.

"Ada." Jawabnya setelah menemukan kertas.

"Bolpoin ada?" Tanya Randy lagi.

"Bolpoin? Ada." Sahut Alena cepat.

"Kalau pacar? Kamu ada?" Randy masih bertanya.

"Pacar aku..." Alena hendak menjawab cepat, namun dia menyadari bahwa Randy sedang menggodanya.

Alan merubah ekspresinya menjadi semakin kesal ke Randy. Dan Randy menyadari itu. Tapi dia lebih memilih pura-pura tidak menyadarinya dan masih terus tersenyum.

Randy masih tetap berdiri di posisinya, menunggu jawaban Alena. Alena hanya memandang Alan dan Randy bergantian, dia bingung apa yang harus di jawabnya. Jantungnya berdetak kencang tak karuan.
Lalu Alena akhirnya memutuskan untuk mengatakan.

"Kalo pacar, aku ga punya." Jawabnya sedikit terbata sambil menghindari tatapan Alan. Meskipun ia sadar bahwa kini pria itu sedang menatapnya.

Tapi dia tidak menyesali jabawannya bahwa dia tidak memiliki pacar, karena dia sudah menikah. Randy pasti akan tahu statusnya itu meskipun bukam sekarang.

"Kenapa gugup gitu? Aku kan cuma tanya. Nanti aku kirim pesan semuanya." Sahut Randy sambil tersenyum lebar.

"Kalau gitu aku pamit dulu ya, Alena. Mari mas." Pamit Randy sambil memangdang Alena dan Alan bergantian dan mulai melajukan sepeda motornya meninggalkan rumah mereka.

***

Happy reading semua, Jangan lupa vote dan komment ya biar semangat update nya. Makasih buat yang udah baca ceritaku.

My Sweety BrideWhere stories live. Discover now